Jika begitu apakah logis jika kita yang membutuhkan, namun kita juga dibayar? Ibarat nonton TV kita dibayar dengan persentase 90% pendapatan iklan dan 10% untuk maintanance dan kebutuhan perusahaan? Ibarat datang ke jobfair kita dibayar dengan persentase 90% pendapatan iklan dan 10% untuk kebutuhan sewa gedung, proposal, sewa soundsystem dan sebagainya.
Hal ini logis jika stasiun televisi melalui program-programnya memberi hadiah. Masuk akal jika event seperti jobfair, car free day dan sebagainya mengadakan undian dan door prizes. Tapi membayar semua penggunanya dengan kesepakatan 10% hasil iklan untuk maintanance dan kebutuhan perusahaan lalu 90% untuk peserta, audiens dan penonton? #ThinkAgain
Tapi kan televisi atau event seperti jobfair itu berbiaya mahal! Oh...Jadi kalian kira Facebook tidak berbiaya mahal walau sekedar menampung curhatan tidak jelas kita? Facebook mempekerjakan designer, programmer, merawat server dan masih banyak lagi agar kita semakin nyaman bersosial media. Kalian kira itu murah?
Jika Tsu Membayar
Ada dua aturan menarik dari Tsu yang membuat saya tertawa geli. Pengguna diberi batasan posting, tidak bisa sebanyak-banyaknya dalam sehari. Sementara pengguna baru boleh menarik dollarnya jika sudah mencapai $100. Logika saya mengatakan bahwa ini cara Tsu untuk menahan pengguna agar tidak cepat-cepat mencapai $100. Ah tapi kan ada follower dan family tree? Semacam skema piramid dalam MLM karena kita bisa mendaftar hanya jika menyertakan refference dari user sebelumnya. Ya silahkan dikalkukasi saja, berapa bulan kita baru bisa mencapai $100?
Oke anggaplah Tsu memang membayar seperti yang dilakukan Google Adsense. Tapi apakah tidak ada kualifikasi atau syarat minimal? Semua pengguna bisa dapat dollar. Bahkan yang beberapa hari gabung saja sudah dapat sekian cent. Bandingkan dengan Google Adsense dan Facebook Fans Page, ada syarat minimal, proses eksekusi dan verifikasi.
Semua orang bisa gabung di Tsu for free. Semua orang bisa bikin email for free. Jika syaratnya hanya invitation dan email, apakah Tsu tidak berpikir nantinya ada 1 orang yang membuat 5 akun? Saya rasa tidak akan ada lagi yang kelaparan di muka bumi ini jika benar-benar terjadi. Semua bisa sejahtera dan cukup buat makan hanya dengan bersosial media.
Namun saya yakin Tsu sudah memikirkanya. Itulah alasan logis mengapa ada fitur transfer fund, karena memang sengaja membiarkan satu orang memiliki banyak akun dengan tujuan saling follow dan transfer agar cepat mendapat $100, bahkan saya rasa sudah masuk kategori memotivasi setiap orang untuk aktif. Ini memang dimaksudkan supaya Tsu nampak memiliki banyak pengguna sehingga nantinya memiliki nilai ekonomi bagi pendiri Tsu.
Kompasiana Paling Logis untuk Membayar Membernya
Di Tsu katanya kita harus menuliskan konten yang bermanfaat dan bernilai. Tapi kita juga perlu berpikir bagaimana admin mengerti status yang kita tuliskan itu bagus atau tidak jika untuk mengerti bahasanya saja tidak bisa? Belum lagi jika penggunanya benar-benar mencapai sejuta, kita bayangkan bagaimana mereka menilai konten setiap penggunanya? Menilai apakah akun kloningan, copy-paste dan sebagainya.
Berbeda dengan Kompasiana. Setiap member di sini menuliskan konten yang memang dibaca oleh admin. Itulah kenapa ada HL, Highlight dan TA sebagai apresiasi terhadap tulisan kita. Jika Kompasiana membayar penggunanya, hal ini lebih masuk akal dibanding Tsu karena kita memang menuliskan sesuatu yang bernilai. Di Kompasiana kita tak perlu jadi publik figur agar tulisan kita dibaca dan dishare ribuan orang. Bukankah ini bernilai? Namun menjanjikan 10% iklan untuk maintanance dan kebutuhan perusahaan kemudian 90% bagi penggunanya, jelas tidak masuk akal. Tanyakan saja pada admin. Hehe