Mohon tunggu...
Roeslan Hasyim
Roeslan Hasyim Mohon Tunggu... Editor - Cerpen Mingguan

Penyiar Radio Mahardhika Bondowoso, Pengajar Prodi PSPTV dan Perfilman SMKN 1 Bondowoso

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Berteman

7 Maret 2021   08:16 Diperbarui: 7 Maret 2021   08:18 207
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

" Maksud ibu? "

" Ya artinya ekosistem di lingkungan ini mulai baik."

" Owh iya bu. Aku mengerti."

Sejak saat itu, aku, ibu dan ayah menjadi biasa dengan nyamuk-nyamuk yang selama ini benar-benar dihindari. Banyak nyamuk datang silih berganti dengan suara-suaranya yang selalu berisik di telinga. Kami juga tak lagi menjaga kebersihan rumah sebaik dulu agar kecoa yang sangat ibu suka, bisa datang bermain bukan hanya di teras depan, tapi juga bisa masuk ke rumah, bahkan ke dalam kamar.

Hari hari berlalu dengan kebahagiaan baru dengan keyakinan kami yang baru, bahwa hadirnya nyamuk dan kecoa menandakan ekosistem di lingkungan kami berjalan dengan baik. Seperti yang sering disampaikan oleh kaum intelektual keyakinan bahwa tidaklah nyamuk diciptakan Tuhan dengan sia-sia tanpa manfaat, hanya akal manusia belum mampu sepenuhnya menemukan arti kehadiran nyamuk di muka bumi. Artinya nyamuk dan kecoa juga bermanfaat, sebagai penyeimbang eksosistem kehidupan keluargaku, tetangga, manusia lainnya dan dunia ini.

Padahal kami tahu nyamuk adalah binatang penghisap yang suka memakan hak milik orang lain tanpa ijin. Kecoa adalah binatang yang suka sekali dengan tempat kotor, gelap dan mengerikan. Tapi kami semua merasa nyaman dan baik-baik saja dengan itu semua. 

Bahkan ayah sebagai ketua suku dimana kami tinggal, berencana untuk membangunkan sebuah patung raksasa berupa patung nyamuk dan kecoa sebagai simbol bahwa keturunan kami dan orang-orang yang memiliki keyakinan yang sama, tidak lagi menganggap nyamuk binatang yang berasal dari tempat kotor, melainkan tempat bersih yang menggenang. Begitu juga dengan kecoa, tak lagi kami anggap binatang sampah menjijikan, melainkan binatang lucu, menggemaskan dan menjadi salah satu binatang yang turut serta menjaga ekosistem kehidupan di dunia ini berjalan seimbang.

Perlahan tapi pasti, kebahagiaan yang aku rasakan selama hampir setahun ini, perlahan hilang berganti dengan rasa muak dan jijik yang berlebihan, bahkan lebih dari sebelum aku tahu bentuk nyamuk dan kecoa secara langsung.

Tak sanggup menahan rasa muak itu, aku sekuat tenaga berusaha membasmi nyamuk dan kecoa. Namun, karena sudah terlalu banyak dan hanya aku seorang diri yang harus berjuang, akhirnya aku memilih untuk pergi.

" Ibu, ayah, maafkan aku. Aku tak sanggup hidup berdampingan dengan kecoa dan nyamuk seperti keyakinan ayah dan ibu. Jadi, aku memilih untuk pergi. Aku, anak kesayangan ayah dan ibu, menunggu di tempat suci, seperti tempat kita yang dulu lagi." Suratku pada ayah dan ibu.

"Seorang pejabat negara dengan kekayaannya yang melimpah, tertangkap tangan mengambil sebagian dana sosial yang seharusnya disalurkan secara total." Suara berita radio terdengar dari kejauhan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun