"Bay, coba periksa transaksi tanggal 20 deh?" tanya Haris yang baru saja duduk sepulangnya dari kamar kecil.
"Emang kenapa?" jawabku mengulur waktu agar masih bisa melanjutkan pekerjaanku saat ini.
"Coba lihat dulu aja bay, gua rasa ada yang aneh." Kata Haris yang sekarang mendadak buatku cemas.
"Yauda tunggu gua cari berkasnya dulu biar lebih jelas." Kataku cepat sambil mencari kardus berisi file digudang.
Aku bergegas menuju gudang, bahkan sesekali aku berlari kecil agar cepat menuju gudang. Biasanya jika Haris sudah meminta seperti ini, dia melihat ada kesalahan yang mungkin terjadi. Belum juga terbukti, ini sudah membuat butir-butir keringat sudah mengumpul dikepalaku. Mendadak ruangan kantor seperti tidak menggunakan AC sama sekali, terasa gerah. Oh ini ternyata karena aku sudah terlalu cemas.
Sekilas kulihat dari berkas itu tidak ada yang salah, beberapa kali aku coba lihat dan baca lagi tidak ada yang salah. Tidak menunggu lama aku langsung menuju Haris untuk memberikan file ini.
"Ini ris berkasnya." Kataku dengan desah nafas yang makin tak karuan sambil melihat teman-teman sekitar yang sedang sibuk sendiri.
"Aduh bay, lu lihat ini?" tanya Haris pelan sambil menunjukan selembar kertas dari file yang kubawa.
"Oh ini harusnya potong pajak ya?" kataku dengan pucat pasi membayangkan setelah ini akan terjadi apa.
"Gimana sih bay, masa ini salah." Ucap Haris memulai kebiasaanya sambil berdiri dari tempat duduknya.
"Aah gimana sih kayak anak baru aja." Tambah Haris dengan menaikan volume suaranya yang mungkin bisa didengar ruangan sebelah.