Mohon tunggu...
Alamsyah Marwan Hamdi
Alamsyah Marwan Hamdi Mohon Tunggu... Administrasi - Alamsyah ,SE bekerja sebagai Freelencer

Alamsyah,SE Jl. Pendreh KPR BTN Km 2, no.4b Rt.33b Rw.009 Muara TEweh

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Aquarium Septic Tank Versus Jasa Sedot WC: Mana yang Lebih Hemat Biaya?

15 Juni 2023   17:34 Diperbarui: 15 Juni 2023   17:35 331
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sebagai ilustrasi dari tulisan ini saya akan bercerita terlebih dahulu. Ada beberapa cerita yang akan saya  kemukakan di sini.

Di daerah saya ada ikan sungai bernama lawang .Ikan yang mirip ikan patin ini paling doyan makan tinja manusia.

Sebagian anggota masyarakat,apabila buang air besar  di lanting atau di rumah terapung ,WC-nya tanpa kloset .

Jadi tinja langsung  jatuh ke air sungai,tanpa ada hambatan. Biasanya begitu tinja jatuh langsung disambar oleh ikan yang bernama lawang itu.Jadi ikan lawang itu selalu mengintai di air sungai di bawah WC.

Ikan lawang itu pula yang biasanya dijadikan sebagai bahan perumpamaan .

Bila di dalam obrolan, diskusi atau musyawarah,atau seminar atau sarasehan ada seseorang yang baru selesai  bicara ,bahkan belum selesai  ,langsung ada yang menanggapi walaupun belum dipersilahkan oleh moderator atau pimpinan diskusi,maka penanggap seperti ini dikatakan sebagai ikan lawang.

Ada makanan langsung disambar ,sekalipun itu tinja.

Ikan lawang tersebut seperti tahu spot spot yang sering terdapat  makanan lezat.

Karena doyannya ikan lawang  dengan tinja manusia, tidak aneh bila ada pemancing yang memanfaatkan tinja manusia sebagai umpan ikan lawang tersebut.

Tapi tentu saja yang diambil adalah tinja yang mengapung dan larut di sungai,tinja yang diluar pantauan  ikan lawang atau yang tidak sempat di santapnya .

Tinja diambil dengan menggunakan perahu.Orang yang pernah beberapa kali kepergok saya saat mengambil tinja , orangnya sudah tidak muda lagi.

Mengambilnya  dengan menggunakan serok jaring secara diam-diam,tidak secara demonstrasi . Karena menjijikkan,kali.

Cerita kedua adalah ketika saya menonton pameran yang dilaksanakan di Gedung Pemuda Bogor,saya ke stand IPB (waktu itu namanya masih IPB,bukan Universitas IPB seperti sekarang).

Disitu dipamerkan kolam ikan yang di atasnya terdapat kandang ayam ras.

Tahi ayam tersebut dipergunakan sebagai pakan ikan yang ada dibawahnya. Tapi kata pihak  IPB ,tahi ayam terebut tidak boleh langsung di jatuhkan  ke air kolam,tapi ditampung terlebih dahulu dalam suatu wadah atau drum.Biarkan semalaman terlebih dahulu agar gas karbondioksida ,metana dan amoniaknya berkurang atau hilang karena menguap.

Itu adalah berkenaan dengan perlakuan terhadap tahi ayam,tapi tinja manusia pun pernah ada yang memperlakukan sebagai pakan ikan. Di atas kolam ada WC tempat manusia membuang hajatnya . Karena itu di kolam,maka biasanya hanya berupa ikan emas atau nila.

Tinja manusia pun sebaiknya ditampung terlebih dahulu selama sehari pada tempat penampungan atau drum,agar gas metana yang dominan terkandung dalam tinja juga hilang atau berkurang karena menguap. Karena gas tersebut akan mengganggu pertumbuhan ikan.

Tinja manusia diperlakukan sama seperti tahi ayam .

Kembali ke ikan lawang.

Karena Ikan lawang ini paling doyan dengan tinja manusia,berarti cocok untuk dimanfaatkan sebagai hewan pengurang tinja yang ada di septic tank  kita. 

Hanya saja masalahnya, ikan lawang akan mati karena ikan tersebut  hidupnya pada air sungai yang berarus dan cukup oksigen.

Tapi kita tidak perlu khawatir ,tanpa ikan lawang ,kita bisa memanfaatkan ikan lain untuk mengurangi tinja kita yang ada di septic tank WC rumah kita,yaitu ikan limbat.Ikan limbat ini terkenal sebagai ikan paling rakus. Apa pun dimakannya , ikan limbat bisa hidup  walaupun pada lobang-lobang atau di bawah akar pohon yang minim air dan oksigen ,serta tanpa arus air sekalipun.

Dengan memanfaatkan ikan limbat kita dapat menguras septic tank WC kita tanpa menggunakan  jasa kuras WC. Ini berarti kita telah melakukan penghematan biaya jasa kuras WC.

Memanfaatkan ikan limbat untuk menguras WC ada dua metode,yaitu secara tradisional dan secara modern.

Yang Secara tradisional ini  sudah dilakukan oleh sebagian dari warga masyarakat di Kalimantan,yaitu ketika membuat WC  langsung memasukkan ikan limbat ke septic tanknya.Harapannya limbat tersebut dapat langsung mengkonsumsi tinja yang telah dikeluarkan orang saat buang air besar.

Banyaknya jumlah Ikan limbat yang dimasukkan disesuaikan besarnya volume  tinja yang akan terkumpul nantinya atau banyaknya orang  yang buang hajat pada WC .

Gambar ilustrasi pembuatan septic tank dengan metode tradisional(Ilustrasi -1)

Penjelasan :

Satu bak septic tank sebagai tempat tinja  dan ikan. Jadi ikan limbat dengan tinja jadi satu .

Sedangkan metode modern kita dapat melakukan pembuatan septic tank WC dengan berpedoman pada sebagian ilustrasi yang diceritakan di atas.

Bila menggunakan metode secara tradisional ,septic tanknya menggunakan 1 bak,sedangkan metode secara modern dengan 3 bak.

Pada metode modern Bak Ke-1  untuk tempat tinja,bak ke-2 untuk tempat ikan Limbat dan bak ke-3 untuk tempat menyaring air limbah dari bak ke-1 dan bak-2

Gambar ilustrasi untuk pembuatan  septic tank secara modern (ilustrasi -2)

Foto: Dokumentasi Pribadi 
Foto: Dokumentasi Pribadi 

Penjelasan:

Bak ke-1  dengan panjang 1,5 m ,lebar 1 m dan tinggi 1,5 m (kedalaman)sebagai tempat tinja,

Bak  ke-2 dengan panjang 1,5 m,lebar 1 m dan tinggi(kedalaman) 1,5 m  sebagai  tempat ikan dan air yang mengalir dari bak ke-1.

Bak ke-3 dengan panjang  1 m,lebar 1 m dan tinggi (kedalaman) 1,5 m  diisi dengan pasir dan arang ,serta kerikil yang berfungsi sebagai penyaring air limbah tinja,sehingga air yang keluar dari bak ke-3 sudah bersih dan bebas dari kuman dan bakteri.

Sebagai penghubung antar bak dapat menggunakan pipa 4",yang memungkinkan ikan Limbat bisa bebas ke luar masuk bak ke-1 yang berisi tinja.Bila ikan Limbat lapar,maka ikan tersebut bisa masuk ke bak ke-1, sebaliknya bila ikan Limbat kenyang ,ikan Limbat tersebut bisa saja tetap berada di bak ke-2 yang tidak ada tinjanya. 

 Ada beberapa pipa 4"yang tersambung ,dimaksudkan agar  air yang ada di dalam bak ke-1 dan bak ke-2 berdesakan,sehingga  ikan limbat tidak terjebak pada bak ke-1,begitu masuk  dari bak ke-2.

Kemudian setelah ikan Limbat sudah terlalu besar apa yang dapat dilakukan? Tentu saja kita ambil dengan menggunakan serok nylon atau di pancing.Setelah itu kita ganti dengan ikan limbat ukuran kecil atau sedang .

Kalau mengkonsumsinya tentu tidak mungkin,karena menjijikkan,apalagi kita tahu asal usul dari ikan Limbat itu,disamping itu kita khawatir ada kandungan penyakit pada daging ikan karena selalu makan tinja,yang tidak mustahil mengandung bibit penyakit.

Berarti kita bisa memanfaatkan ikan limbat tersebut sebagai makanan kucing atau hewan peliharaan lainnya.Bisa juga dijual kepada pemancing yang ingin memancing  ikan predator seperti toman,ikan tapah,gabus atau Baung atau dijual kepada pemelihara ikan predator,seperti toman dan sejenisnya.

Untuk konsumsi manusia ikan Limbat yang   berasal  dari septic tank,  tentu perlu diskusi lebih lanjut. Karena banyak juga ikan-ikan yang doyan makan tinja manusia,tapi biasanya  makannya tidak sesering  ikan limbat yang berasal dari dalam septic tank.

Melalui pembuatan septic tank seperti demikian kita telah menghemat  biaya jasa pengurasan  septic tank,yang biayanya cukup  besar. Sesuai dengan beratnya pekerjaan.Menguras tenaga dan penuh resiko. Terutama  jika septic tank tidak dikelola dengan baik,misalnya sirkulasi udara septic tank tidak berjalan dengan baik.  Hal demikian dapat mengakibatkan ledakan dari gas metana yang dikandung tinja.

Untuk model Septic tank yang dibuat bebas saja ,dapat dibuat sekreatif mungkin. Tapi apa yang saya kemukakan adalah faktor minimal yang harus ada.

Itu adalah sebagai langkah awal.

Selamat mencoba,semoga dapat bermanfaat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun