Mengambilnya  dengan menggunakan serok jaring secara diam-diam,tidak secara demonstrasi . Karena menjijikkan,kali.
Cerita kedua adalah ketika saya menonton pameran yang dilaksanakan di Gedung Pemuda Bogor,saya ke stand IPB (waktu itu namanya masih IPB,bukan Universitas IPB seperti sekarang).
Disitu dipamerkan kolam ikan yang di atasnya terdapat kandang ayam ras.
Tahi ayam tersebut dipergunakan sebagai pakan ikan yang ada dibawahnya. Tapi kata pihak  IPB ,tahi ayam terebut tidak boleh langsung di jatuhkan  ke air kolam,tapi ditampung terlebih dahulu dalam suatu wadah atau drum.Biarkan semalaman terlebih dahulu agar gas karbondioksida ,metana dan amoniaknya berkurang atau hilang karena menguap.
Itu adalah berkenaan dengan perlakuan terhadap tahi ayam,tapi tinja manusia pun pernah ada yang memperlakukan sebagai pakan ikan. Di atas kolam ada WC tempat manusia membuang hajatnya . Karena itu di kolam,maka biasanya hanya berupa ikan emas atau nila.
Tinja manusia pun sebaiknya ditampung terlebih dahulu selama sehari pada tempat penampungan atau drum,agar gas metana yang dominan terkandung dalam tinja juga hilang atau berkurang karena menguap. Karena gas tersebut akan mengganggu pertumbuhan ikan.
Tinja manusia diperlakukan sama seperti tahi ayam .
Kembali ke ikan lawang.
Karena Ikan lawang ini paling doyan dengan tinja manusia,berarti cocok untuk dimanfaatkan sebagai hewan pengurang tinja yang ada di septic tank  kita.Â
Hanya saja masalahnya, ikan lawang akan mati karena ikan tersebut  hidupnya pada air sungai yang berarus dan cukup oksigen.
Tapi kita tidak perlu khawatir ,tanpa ikan lawang ,kita bisa memanfaatkan ikan lain untuk mengurangi tinja kita yang ada di septic tank WC rumah kita,yaitu ikan limbat.Ikan limbat ini terkenal sebagai ikan paling rakus. Apa pun dimakannya , ikan limbat bisa hidup  walaupun pada lobang-lobang atau di bawah akar pohon yang minim air dan oksigen ,serta tanpa arus air sekalipun.