Mohon tunggu...
Alamsyah Levinus
Alamsyah Levinus Mohon Tunggu... Freelancer - Mahasiswa

Menulis artikel Kristen

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Berhala (Menelusuri Iman Kristen)

23 Desember 2022   23:41 Diperbarui: 24 Desember 2022   00:35 969
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ketiga, menyangkut sifat manusia seperti  Kedegilan hati, Ketamakan, Keserakahan.  "Sebab pendurhakaan adalah sama seperti dosa bertenung dan kedegilan adalah sama seperti menyembah berhala dan terafim. Karena engkau telah menolak firman TUHAN, maka Ia telah menolak engkau sebagai raja." (1 Sam 15:23); "Karena ingatlah ini baik-baik: tidak ada orang sundal, orang cemar atau orang serakah, artinya penyembah berhala, yang mendapat bagian di dalam Kerajaan Kristus dan Allah".

(Efesus 5:5); "Karena itu matikanlah dalam dirimu segala sesuatu yang duniawi, yaitu percabulan, kenajisan, hawa nafsu, nafsu jahat dan juga keserakahan, yang sama dengan penyembahan berhala" (Kolose 3:5); "Tetapi yang kutuliskan kepada kamu ialah, supaya kamu jangan bergaul dengan orang, yang sekalipun menyebut dirinya saudara, adalah orang cabul, kikir, penyembah berhala, pemfitnah, pemabuk atau penipu; dengan orang yang demikian janganlah kamu sekali-kali makan bersama-sama." (I Korintus 5:11).

Akibat dari penyembahan berhala.

Penyembahan berhala merupakan suatu perbuatan yang tidak diingini oleh Allah "Jangan ada padamu allah lain dihadapan-KU" (Keluaran 20:3) memberi penegasan bahwa setiap orang yang melakukan atau mengamalkan penyembahan berhala merupakan hal yang najis dihadapan Allah sehingga Allah menyediakan hukuman akibat dari penyembahan berhala. 

"Tetapi orang-orang penakut, orang-orang yang tidak percaya, orang-orang keji, orang-orang pembunuh, orang-orang sundal, tukang-tukang sihir, penyembah-penyembah berhala dan semua pendusta, mereka akan mendapat bagian mereka di dalam lautan yang menyala-nyala oleh api dan belerang; inilah kematian yang kedua." (Wahyu 21:8.) dan "Tetapi anjing-anjing dan tukang-tukang sihir, orang-orang sundal, orang-orang pembunuh, penyembah-penyembah berhala dan setiap orang yang mencintai dusta dan yang melakukannya, tinggal di luar." (Wahyu 22:15.).

 

Bebas dari penyembahan berhala.

Setelah memahami beberapa hal  mengenai penyembahan berhala yang menyangkut tentang bentuk, jenis, akibat dan pola penyembahan berhala yang telah dibahas terdahulu. Maka perlu di perhatikan bagaimana seharusnya orang percaya membangun diri agar tidak terpengaruh atau terjerumus dalam macam-macam penyembahan berhala yang pada akhirnya nanti akan memudaratkan pertumbuhan rohani. Bebas dari penyembahan berhala mengindikasikan agar umat percaya mulai memahami dengan baik bagaimana supaya tidak menjadikan semua apa yang dimilikinya menjadi berhala bagi dirinya sendiri dan bagi keluarga. Dalam upaya untuk menjelaskan hal ini maka, hal yang perlu diingat adalah;

Pertama, setiap orang percaya yang telah mengalami penebusan dari Yesus Kristus harus menghayati pengorbanan-Nya di atas kayu salib. Pengorbanan Yesus Kristus di kayu salib sudah cukup memberi peneguhan supaya manusia yang telah ditebus, yang telah disucikan oleh darah-Nya agar menjaga kesuciannya daripada terlibat dalam penyembahan yang salah dihadapan Allah. "Karena itu, saudara-saudaraku yang kekasih, jauhilah penyembahan berhala! Aku berbicara kepadamu sebagai orang-orang yang bijaksana..." (1 Korintus 10:14-17). 

Mengingat dan menghayati pengorbanan Kristus yang telah mengampuni, menyelamatkan dan menyucikan hidup kita membuatkan iman semakin kuat dan mampu memahami bahwa Penyembahan berhala (fizik atau sikap hati) akan membuat iman kita menjadi lemah, mudah menyerah dan putus asa dalam mengikut Yesus.

Kedua, setiap orang percaya yang mau terhindar dari melakukan penyembahan berhala harus menaklukan diri kepada Kristus. Kata takluk mengandung arti tunduk dan mengakui kekuasaan pihak yang menang. Sehingga kata menaklukkan diri kepada Kristus adalah suatu sikap memberi diri untuk tunduk dan dikuasai secara penuh oleh Yesus Kristus sebagai peribadi yang telah memenangkan jiwa manusia dari dosa, dan yang oleh-Nya, manusia hanya tahu berharap dan bergantung kepada Kristus untuk memperoleh keselamatan kekal. "Kita tahu, bahwa setiap orang yang lahir dari Allah, tidak berbuat dosa; tetapi Dia yang lahir dari Allah melindunginya, dan si jahat tidak dapat menjamahnya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun