Seperti mendapat serangan balik tak terduga, pertanyaan itu tak bisa ku jawab segera. Ngapain ya? Aku terdiam beberapa saat.
“Apa saja yang bisa kamu lakukan!!!”
“Aku juga bingung harus bantu apa?” kata isteriku lagi
Owek!!! Owek!!!
Suara itu kian mengintimidasi dan membuat suasana pagi yang dingin itu gerah.
Tolong bayiku!!!! Teriak si ibu. Suaranya memelas, pelan tak bertenaga, dikuras usahanya mengeluarkan si jabang bayi. Setelah itu tak lagi kudengar suaranya.
Kebingungan bertambah berkali-kali lipat. Jantungku berpacu lebih kencang.
“Bantu angkat bayinya!!!” teriaku lagi pada isteriku yang masih saja di depan pintu itu.
“Tali pusarnya masih tersambung dengan ibunya!!!”
Isteriku tetap tak bergerak dari posisi semula.
Rupanya bayinya sudah keluar dari rahim dan tali pusarnya masih belum diputus.
Sialnya bidan yang ditunggu-tunggu belum juga tiba. Lelaki penjemput bidan yang tadi meminjam sepeda motorku rasanya juga belum lama keluar.