Mohon tunggu...
Alamsyah gautama
Alamsyah gautama Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Mahasiswa penggerak

Bacalah dan tuangkan pikiran dalam membangun indonesia yang berkemajuan

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Upaya Pemerataan Pendidikan dan Merdeka Belajar Guna Mencerdaskan Kehidupan Bangsa Indonesia

7 Mei 2022   12:00 Diperbarui: 12 Mei 2022   10:40 363
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Upaya Pemerataan Pendidikan dan Merdeka Belajar guna Mencerdaskan Kehidupan Bangsa Indonesia

Penulis: alamsyah gautama

Pemerataan pendidikan dan upaya membangun merdeka belajar masyarakat di seluruh penjuru indonesia sampai saat ini terus bergerak, program yang di usung oleh   kementrian pendidikan dan kebudayaan (Kemendikbud) yang identik dengan nama pak Nadiem Makarim sebagai ketua. Dalam hal ini bisa dilihat dari banyaknya program yang mendukung pemerataan pendidikan diawali dengan kampus merdeka  mengharapkan seluruh masyarakat indonesia dapat merasakan pendidikan yang ideal, tentu program ini adalah hasil dari kolaborasi antara mentri pendidikan dengan instansi kampus  dan mahasiswa yang bekerjasama dalam memecahkan problematika pendidikan yang ada di indonesia baik dari segi kurikulum, infrastruktur sekolah, dan SDM keguruan.

Indonesia Sebagai negara yang memiliki tujuan mencerdaskan bangsanya, patut menjadi titik fokus pemerintah dalam upaya mencapai tujuan itu adalah dengan memperkuat sistem pendidikan yang ada di indonesa, tentu perlu merekonstruksi kembali sistem dalam pendidikan baik itu secara internal maupun eksternal, karenanya hal yang perlu di lakukan adalah membangkitkan kembali kesadaran masyarakat indonesia tentang pentingnya pendidikan, tentu yang kita bicarakan dalam hal ini adalah SDMnya.

Nah kemudian, yang perlu kita perhatikan kembali adalah pemerataan pendidikan di pelosok pedesaan yang kadang sekolah pun belum masuk dan pendidikan anak-anak di pelosok itu menjadi terhambat, solusi dalam problematika ini pertama adalah harus ada kerjasama pemerintah, pemuda(mahasiswa) dan masyarakat, sebab 3 elemen ini tidak bisa di pisahkan dalam hal problem pendidikan,

Paulo Preire seorang ilmuan asal brazil sekaligus filsuf pendidikan, dalam bukunya berjudul “Pendidikan Kaum Tertindas” mengatakan bahwa jika ingin keluar dari pendidikan tertindas ada 3 kesadaran yang harus kita pupuk dalam diri setiap individu’ 1 kesadaran magis, kesadaran normatif, kesadaran kritis,

1. kesadaran magis adalah kesadaran para pelajar sampai dengan pengajar yang terjebak dalam paham-paham status quo (mitos), artinya pemikiran yang dianut masih sempit dan percaya pada mitos-mitos nenek moyang terdahulu

2. kesadaran normatif kesadaran yang berangkat dari paham yang mulai modern yang tidak terpengaruh pada paham mitos namun hanya sekedar mengetahuinya dan tidak mencari solusi dan tidak berpikiran untuk merubahnya

3. kesadaran kritis adalah kesadaran yang seharusnya dimiliki semua pelajar dan pengajar dengan artian mampu untuk menganalitis sebuah hal, memberi solusi dan berupaya menjadi mesin control sehingga bisa menghasilkan perbahan dan ide/gagasan baru terbarukan.

Dari 3 aspek kesadaran tersebut bisa dilihat sudah sampai mana kesadaran yang  dimiliki bangsa indonesia? Penulis tidak bermaksud mengukur keadaran yang dimiliki para pembaca akan tetapi keadaran dalam pendidikan sangat urgen, dalam hal ini bisa diukur bahwa tidak selamanya kerancuan sistem pendidikan itu disebabkan oleh gagalnya pemerintah dalam menyusun sistem, tetapi ditarik kembali individu pelajar maupun pengajar menjadi final tolak ukur keberhasilannya memahami sistem.

Oleh karena itu perlu memperhatikan kembali pernyataan yang tertera di UUD 1945 cita cita negara yang ingin “mencerdaskan kehidupan bangsa” tidak heran maka UUD 1945 yang menjadi fundamental negara sudah mendasari pendidikan.  lantas mengapa pendidikan di indonesia belum merata?

Mungkin ini yang menjadi refleksi bersama mengapa dari tahun 1945 sampai saat ini pemerataan pendidikan belum selesai, namun fokus penulis bukan disitu tetapi bagaimana mencari solusi apa yang harus di lakukan saat ini. untuk itu penulis menawarkan beberapa hal.

Mendorong Pemerataan dan  Pembenahan Sistem Pendidikan sampai ke Pelosok Desa 

Langkah awal yang harus dilakukan pemerintah dalam mencapai merdeka belajar tentu turun untuk memperhatikan kembali bagaimana situasi pendidikan baik di kota sampai pelosok desa terkhsus di pelosok desa’ apakah pemerataan sudah ideal baik secara bangunan infrastrukr sekolah sampai dengan sistem internal dan eksternal pendidikanya, sebab beberapa sekolah tidak bisa kita pungkiri banyak yang belum terpenuhi secara internalitas sampai eksternalitasnya, artinya beberapa sekolah terpenuhi secara infrastruktur namun tidak dengan sistem internalnya, sebaliknya ada beberapa sekolah terpenuhi secara internal maupun ekternal namun tidak terpenuhi infrastrukrturnya bahkan ada beberapa sekolah tidak terpehuhi keduanya, hal-hal semacam ini perlu di kaji lebih dalam, dan dijadikan titik fokus demi membangun SDM yang unggul dan berkompenten, namun yang menjadi perpanjang tangan pemerintah sampai kesitu adalah mahasiswa, makanya seperti di disebutkan di atas pemerintah harus melihat bahwa peran dan fungsi mahasiswa diperlukan dalam hal ini,

Mahasiswa sebagai agen perubahan dan jembatan antara masyarakat dan pemerintah dan sifat independent yang di miliki harus mampu lebih kritis mengenai hal ini, saat ini program kampus merdeka mengarah pada metode komunikasi yang baik dalam membangun partisipasi mahasiswa ikut dalam rangka membenahi bersama, pemerataan dan sistem pendidikan masih banyak yang tidak terarah sesuai ketentuan kurikulum yang di tetapkan, maksud disini implementasinya, ada beberapa yang tidak mengena, dalam hal ini Kampus Merdeka menjadi langkah baik untuk menjadi solusi saat ini dan tentunya ada hal-hal baru lain juga diperlukan untuk lebih baik dalam menyejahterakan pendidiakn dengan melalui pemerataan dan pembenahan sistem pendidikan terkhsus di desa yang masih banyak yang belum terukur dan terarah.

Harapannya bagaiamana sistem ini tetap berjalan dengan bertambahnya inovasi baru dan kreatifitas mahasiswa yang mendorong pertumbuhan pendidikan dan terus ikut dalam hal mencerdaskan bangsa indonesia yang kaya akan sumber daya manusia (SDM) dan sumber daya alam (SDA) sehingga revitalisasi ini dapat mengubah pola pikir masyarakat dan mampu memperdayakan kekayaan melimpah yang dimiliki negara indonesia ini.

Mensosialisasikan pentingnya Pendidikan Formal maupun Non Formal bagi Masyarakat 

Sosialisasi pentingnya pendidikan harus dilakukan oleh segenap fungsionaris yang terkait, doktrin-doktrin pentingnya pendidikan di seluruh penjuru harus di bangun kembali dengan harapan niat bersekolah harus lebih tinggi, menurut data indeks pendidikan di indonesia beberapa terjadi penurunan tingkat masyarakat yang mengampuh pendidikan  baik di tingkat SD, SMP, maupun SMA. Hal semaca ini seharusnya menjadi catatan penting dalam dunia pendidikan, data tersebut bisa dilihat di indeks penurunan pendidikan di indonesia, tercatat sebagai pendidikan formal di indonesia artinya indonesia kecolongan angka sedikitnya masyarakat yang paham bahwa pendidikan itu penting. Jepang indeks pendidikannya selalu meningkat begitupun negara eropa maupun barat, tentu sangat miris apabila indeks pendidikan formal saja sudah mulai di abaikan maupun rasa untuk mengemban pendidikan sudah memudar, maka pemerintah yang memilikii otoritas dan bertugas untuk mengawasi dan membenahi semacam ini harus di ketatkan kembali dan di uji kembali jangan sampai kekurangan ini terus berlanjut dan tidak terdapat pembenahan secara signifikan.

Dilain sisi melihat dari pendidikan non formal tentu dalam hal ini adalah orang tua, peran orang tua dalam mendorong anak untuk memahami pentingnya pendidikan harus terus di awasi karna pengaruh orang tua sangat besar sebab peran orang tua sebagai madrosatul ula atau sekolah pertama menjadi tolak ukur tingkat pendidikan anak, baik di tingkat kualitas maupun kuantitas, lantas harapannya adalah pentingnya pengawasan yang ketat serta program sosialisasi pada orang tua di berbagai penjuru tentang pentingnya mengamati peran orang tua atau merevitalisasi kembali dorongan orang tua pada anak, tentu kolaborasi pemerintah dan mahasiswa sebagai senjata penting dalam hal ini.

Harapan ini tak luput kesadaran dalam meningkatkan kepekaan dalam hal pentingnya pendididkan dan kesiapan sebagai  bangsa yang cerdas dan cita-cita negara untuk mencerdaskan bangsa indonesia, tentu hal  yang perlu dibangun adalah kesadaran kritis setiap individu maupun kelompok sebab antara masyarakat-mahasiswa-pemerintah adalah kunci dalam keberhasilan cita-cita ini, akan cacat apabila satu elemen dari ketiga di atas tidak bekerja dan mengindahkan program yang di usung sebab semua akan berjalan atas kesiapan dan kepekaan bersama.

 Memperluas jejaringan internet dan edukasi tentang teknologi digitalisasi

Teknologi kian semakin berkembang, tentu tidak akan bisa di bendung dan akan terus berkembang terkhusus di bidang digitalisasi, bisa di buktikan dengan sesuatu yang sudah bisa di akses dengan mudah melalui digital dan perpindahan dari sistem manual ke sistem yang lebih cepat dan mudah yaitu otomatisasi, beberapa aspek sudah dirasakan seperti sapu dengan sistem robot, memanaskan air panas dengan aliran listrik Dll, namun kali ini fokus penulis adalah pada aspek pendidikan, saat corona virus masuk ke indonesia sistem pendidikan sudah berubah melalui via zoom dengan menggunakan bebearapa aplikasi yang di digunakan untuk mendukung program pembelajaran namun perubahan kebiasaan ini sedari awalnya tatap muka menjadi online masih belom optimal artinya tidak butuh waktu lama untuk mencoba kebiasaan baru ini, seiring berjalannya waktu kebiasaan ini menjadi hal lumrah, tetapi apakahadaptasi ini di rasakan di desa-desa? Tentu perlu dikaji kembali bagaimana jaringan di desa? ‘bagaiaman digital edukation di desa? dan aspek lainnya.

Mengutip dalam bukunya yuval noah harari seorang ilmuan muda yahudi dalam bukunya 21 lesson mengatakan bahwa’ kita berupaya untuk mengimbangi laju teknologi sampai kita lupa bahwa seharunya yang di imbangi adalah bagaimana kita dapat beradaptasi dengan teknologi dan penggunaannya, saat ini kita berada di era 5.0 kecepatan teknologi sudah secepat kilat otomatisasi semakin mendominasi aktivitas keseharian manusia, lalu kembali pada fokus awal apakah semua masyarakat terkhsus di desa sudah merasakannya? Hal semacam ini perlu untuk di perhatikan artinya perlu upaya untuk pemerataan jejaringan di desa-desa begitupun edukasinya, cakupan internet harus meluas sejalan dengan luasnya peta indonesia, sehingga seluruh masyarakat dapat merasakannya, saat ini tidak usah heran apabila masih banyak dari siswa sampai masyarakat yang GAPTEK(gagap teknologi) karna edukasi yang minim dan perluasannya belum sampai ke beberapa desa,

Solusi yang di butuhkan tentu bagaiamana cara membangun sistem digitalisasi dan edukasi penggunaan teknologi khususnya internet adalah dengan memperbanyak pelatihan tentang teknologi dan kalau bisa pelajaran tentang internet di masukkan pada mata kuliah wajib agar semangat siswa sampai masyarakat dalam belajar teknologi bertumbuh dan tidak monoton hanya membuka media sosial, game dan yuotube. Rugi kiranya apabila dijaman yang serba otomatis tetapi kita masih asing dengan keadaan saat ini, artinya secara pelan-pelan kita harus beradaptasi dengan teknologi, baik di bidang mesin, digitalisasi dan peralatan sistematis.

Pendidikan adalah alasan mengapa penggunaan teknologi yang terukur dan terarah akan menuai dampak yang baik sehingga begitupun sebaliknya apabila penggunaan teknologi hanya monoton media sosial dan kesenangan semata artinya blom bisa dikatakan pengguna yang cerdas dan masih jauh apabila ingin di katakan mampu beradaptasi dengan laju perkembangan teknologi akan tetapi lebih cocok di katakan terjebak dalam arus laju teknologi. #kampusmerdeka#kampusmengajar

Beberapa pandanagn yang penulis tawarkan adalah berdasarkan buah hasil pemikiran penulis sendiri dan berangkat dari analisa singkat penulis sehingga  masih banyak kurangnya tetapi bagaimana kekurangan itu terus ditambah dan di beri solusi yang lebih baik oleh teman-teman lainnya semoga bermaanfaat sekian dan terimakasih

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun