Mungkin ini yang menjadi refleksi bersama mengapa dari tahun 1945 sampai saat ini pemerataan pendidikan belum selesai, namun fokus penulis bukan disitu tetapi bagaimana mencari solusi apa yang harus di lakukan saat ini. untuk itu penulis menawarkan beberapa hal.
Mendorong Pemerataan dan  Pembenahan Sistem Pendidikan sampai ke Pelosok DesaÂ
Langkah awal yang harus dilakukan pemerintah dalam mencapai merdeka belajar tentu turun untuk memperhatikan kembali bagaimana situasi pendidikan baik di kota sampai pelosok desa terkhsus di pelosok desa’ apakah pemerataan sudah ideal baik secara bangunan infrastrukr sekolah sampai dengan sistem internal dan eksternal pendidikanya, sebab beberapa sekolah tidak bisa kita pungkiri banyak yang belum terpenuhi secara internalitas sampai eksternalitasnya, artinya beberapa sekolah terpenuhi secara infrastruktur namun tidak dengan sistem internalnya, sebaliknya ada beberapa sekolah terpenuhi secara internal maupun ekternal namun tidak terpenuhi infrastrukrturnya bahkan ada beberapa sekolah tidak terpehuhi keduanya, hal-hal semacam ini perlu di kaji lebih dalam, dan dijadikan titik fokus demi membangun SDM yang unggul dan berkompenten, namun yang menjadi perpanjang tangan pemerintah sampai kesitu adalah mahasiswa, makanya seperti di disebutkan di atas pemerintah harus melihat bahwa peran dan fungsi mahasiswa diperlukan dalam hal ini,
Mahasiswa sebagai agen perubahan dan jembatan antara masyarakat dan pemerintah dan sifat independent yang di miliki harus mampu lebih kritis mengenai hal ini, saat ini program kampus merdeka mengarah pada metode komunikasi yang baik dalam membangun partisipasi mahasiswa ikut dalam rangka membenahi bersama, pemerataan dan sistem pendidikan masih banyak yang tidak terarah sesuai ketentuan kurikulum yang di tetapkan, maksud disini implementasinya, ada beberapa yang tidak mengena, dalam hal ini Kampus Merdeka menjadi langkah baik untuk menjadi solusi saat ini dan tentunya ada hal-hal baru lain juga diperlukan untuk lebih baik dalam menyejahterakan pendidiakn dengan melalui pemerataan dan pembenahan sistem pendidikan terkhsus di desa yang masih banyak yang belum terukur dan terarah.
Harapannya bagaiamana sistem ini tetap berjalan dengan bertambahnya inovasi baru dan kreatifitas mahasiswa yang mendorong pertumbuhan pendidikan dan terus ikut dalam hal mencerdaskan bangsa indonesia yang kaya akan sumber daya manusia (SDM) dan sumber daya alam (SDA) sehingga revitalisasi ini dapat mengubah pola pikir masyarakat dan mampu memperdayakan kekayaan melimpah yang dimiliki negara indonesia ini.
Mensosialisasikan pentingnya Pendidikan Formal maupun Non Formal bagi MasyarakatÂ
Sosialisasi pentingnya pendidikan harus dilakukan oleh segenap fungsionaris yang terkait, doktrin-doktrin pentingnya pendidikan di seluruh penjuru harus di bangun kembali dengan harapan niat bersekolah harus lebih tinggi, menurut data indeks pendidikan di indonesia beberapa terjadi penurunan tingkat masyarakat yang mengampuh pendidikan  baik di tingkat SD, SMP, maupun SMA. Hal semaca ini seharusnya menjadi catatan penting dalam dunia pendidikan, data tersebut bisa dilihat di indeks penurunan pendidikan di indonesia, tercatat sebagai pendidikan formal di indonesia artinya indonesia kecolongan angka sedikitnya masyarakat yang paham bahwa pendidikan itu penting. Jepang indeks pendidikannya selalu meningkat begitupun negara eropa maupun barat, tentu sangat miris apabila indeks pendidikan formal saja sudah mulai di abaikan maupun rasa untuk mengemban pendidikan sudah memudar, maka pemerintah yang memilikii otoritas dan bertugas untuk mengawasi dan membenahi semacam ini harus di ketatkan kembali dan di uji kembali jangan sampai kekurangan ini terus berlanjut dan tidak terdapat pembenahan secara signifikan.
Dilain sisi melihat dari pendidikan non formal tentu dalam hal ini adalah orang tua, peran orang tua dalam mendorong anak untuk memahami pentingnya pendidikan harus terus di awasi karna pengaruh orang tua sangat besar sebab peran orang tua sebagai madrosatul ula atau sekolah pertama menjadi tolak ukur tingkat pendidikan anak, baik di tingkat kualitas maupun kuantitas, lantas harapannya adalah pentingnya pengawasan yang ketat serta program sosialisasi pada orang tua di berbagai penjuru tentang pentingnya mengamati peran orang tua atau merevitalisasi kembali dorongan orang tua pada anak, tentu kolaborasi pemerintah dan mahasiswa sebagai senjata penting dalam hal ini.
Harapan ini tak luput kesadaran dalam meningkatkan kepekaan dalam hal pentingnya pendididkan dan kesiapan sebagai  bangsa yang cerdas dan cita-cita negara untuk mencerdaskan bangsa indonesia, tentu hal  yang perlu dibangun adalah kesadaran kritis setiap individu maupun kelompok sebab antara masyarakat-mahasiswa-pemerintah adalah kunci dalam keberhasilan cita-cita ini, akan cacat apabila satu elemen dari ketiga di atas tidak bekerja dan mengindahkan program yang di usung sebab semua akan berjalan atas kesiapan dan kepekaan bersama.
 Memperluas jejaringan internet dan edukasi tentang teknologi digitalisasi
Teknologi kian semakin berkembang, tentu tidak akan bisa di bendung dan akan terus berkembang terkhusus di bidang digitalisasi, bisa di buktikan dengan sesuatu yang sudah bisa di akses dengan mudah melalui digital dan perpindahan dari sistem manual ke sistem yang lebih cepat dan mudah yaitu otomatisasi, beberapa aspek sudah dirasakan seperti sapu dengan sistem robot, memanaskan air panas dengan aliran listrik Dll, namun kali ini fokus penulis adalah pada aspek pendidikan, saat corona virus masuk ke indonesia sistem pendidikan sudah berubah melalui via zoom dengan menggunakan bebearapa aplikasi yang di digunakan untuk mendukung program pembelajaran namun perubahan kebiasaan ini sedari awalnya tatap muka menjadi online masih belom optimal artinya tidak butuh waktu lama untuk mencoba kebiasaan baru ini, seiring berjalannya waktu kebiasaan ini menjadi hal lumrah, tetapi apakahadaptasi ini di rasakan di desa-desa? Tentu perlu dikaji kembali bagaimana jaringan di desa? ‘bagaiaman digital edukation di desa? dan aspek lainnya.