"Tidak Aizhan. Orangtuaku baik-baik saja. Aku ingin pulang dan kuliah di Indonesia saja. Kuliah di Yogja dan tinggal dengan mbahku," ujar Alvita dengan penuh percaya diri.
"Kamu yakin dengan apa yang akan kamu lakukan Vita?" tanya Aizhan.
"Aku yakin sekali, Aizhan. Aku pasti akan kangen sekali dengan kamu. Tapi aku tidak mau terus membiarkan orang lain mengatur jalan hidupku," jawab Alvita dengan penuh keyakinan.
"Baiklah Vita, aku akan membantumu. Aku bisa lihat rasa rindumu dengan Indonesia dari raut wajahmu. Walau aku akan merindukanmu, aku lebih senang jika kamu bahagia," ujar Aizhan.
"Iya Aizhan. Kalau kamu ke Yogja, kasih tahu aku ya. Aku akan bawa kamu jalan-jalan dan tentu saja mengenalkanmu dengan mbahku," kata Alvita.
"Baiklah, mari aku bantu kamu membeli tiket kepulanganmu," kata Aizhan sambil menggandeng tangan Alvita.
Dengan mantap Alvita melangkah masuk ke kamar bersama-sama Aizhan. Dalam bayangan Alvita sudah ada wajah Mbah yang penuh rasa senang menyambut kedatangannya. Hangatnya pelukan Mbah. Duduk menemani Mbah nonton TV. Merawat tanaman di kebun Mbah. Dan tentu saja hangatnya mentari Yogja.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H