Founding fathers atau bapak bangsa kita telah membuktikan keberhasilannya merekatkan persaudaraan sebangsa senegara melalui semboyan Bhinneka Tunggal Ika, falsafah Pancasila, dan konstitusi UUD 1945. Akar kebangsaan yang dimulai dari hadirnya Sarekat Islam 1905, Budi Utomo 1908, Sumpah Pemuda 1928, hingga Proklamasi Kemerdekaan 1945 adalah sejarah panjang perjuangan founding fathers dalam menegakkan kedaulatan Indonesia.
Xby TurboMac
Pada momen seperti ini membuat kita mengenang tokoh-tokoh besar yang dikenal gigih dalam merawat keberagaman. Salah satunya adalah mendiang Taufiq Kiemas (TK). Beliau seorang negarawan, tokoh pluralisme, perawat kebhinekaan, dan penjaga rumah kebangsaan. Dari beliau lahir konsep Empat Pilar Kebangsaan, yang mengingatkan kembali akan nilai-nilai kebangsaan dan kebernegaraan yang didasarkan pada Pancasila, UUD 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia, dan Bhineka Tunggal Ika.
Tokoh lain yang dirindukan pada saat seperti ini adalah Presiden ke-4 Abdurrahman Wahid atau lebih dikenal dengan nama Gus Dur. Beliau dikenal sebagai bapak pluralisme. Dalam hal keberagaman, Gus Dur memahaminya adalah sebagai suatu keharusan. Bagi Gus Dur, keberagaman itu adalah rahmat yang telah digariskan Allah. Karena itu, menolak keberagaman atau kemajemukan adalah pengingkaran terhadap pemberian ilahi.
Kedua tokoh tersebut sudah tidak ada. Tapi banyak tokoh baru yang juga menjadi perawat kebhinekaan. Juga banyak lembaga-lembaga swadaya masyarakat yang fokus pada upaya merawat keberagaman. Kita, kalangan anak muda, harus ikut aktif dalam gerakan itu. Sebab di pundak generasi muda lah nanti wajah negara ini ditentukan, termasuk soal keberagaman dan kebhinekaan.
Upaya merawat keberagaman itu bisa ditempuh dengan berbagai cara. Yang terpenting adalah dengan berperilaku sehari-hari yang selalu menjunjung dan menghargai keberagaman.
Upaya lainnya, kita bisa melakukan upaya kreatif juga seperti yang dilakukan Kaesang;’Sang Putra Presiden yang Berani Bersikap dan Bertindak.” Hal-hal seperti inilah yang harus kita teladani dalam kehidupan berbangsa dan bernegara sehari-hari, khususnya dalam merawat perbedaan yang merupakan suatu kekayaan.
...Bersatulah indonesia, bergabunglah nusantara / Bersatu kita teguh, bercerai kita runtuh / Bersatulah indonesia. –Kaesang Pangarep (Putra Bungsu Presiden Joko Widodo)
Oleh : Dang Perkasa Alam Panjaitan
Seorang Pelajar SMA Kanisius (XI-S1/4)
#bersamamerawatperbedaan