Mohon tunggu...
A.L.A.Indonesia
A.L.A.Indonesia Mohon Tunggu... Dosen, Peneliti, Petualang, Penonton Sepakbola, Motivator, Pengusaha HERBAL -

"Jika KOMPASIANER tak punya nyali menuliskan kebenaran, ia tak ubahnya manusia tanpa ruh. Ia seperti mayat-mayat hidup. Catat! Jika kita berjuang mungkin kita tidak selalu menang, tapi jika kita tidak berjuang sudah pasti kita kalah. http://blasze.tk/G9TFIJ

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Harganas, Momentum Membangkitkan Kesadaran Membangun Bangsa Melalui Keluarga Berencana

30 Juli 2015   13:57 Diperbarui: 11 Agustus 2015   23:35 1311
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Reklame sukseskan Harganas XXII di Taman Tekno (Foto Dokpri)"][/caption]

 

Gaung peringatan Hari Keluarga Nasional (Harganas) yang ke-XXII tahun 2015 terus menggema ke seluruh penjuru negeri. Gaungnya mulai bergemuruh ketika pertama kali diluncurkannya logo Harganas 2015 oleh Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) di Bintaro Xchange Mall, Kota Tangerang Selatan, Kamis 26 Maret 2015. Dalam peluncuran logo tersebut hadir Plt Gubernur Banten Rano Karno, Plt Kepala BKKBN Ambar Rahayu, Ketua Tim Penggerak PKK Nasional Erni Tjahjo Kumolo, Deputi Keluarga Sejahtera dan Pemberdayaan Keluarga BKKBN, Sudibyo Ali Moeso dan Wali Kota Tangerang Selatan Airin Rachmi Diany beserta seluruh jajarannya. Puncak acara peringatan Harganas ke- XXII tahun 2015 akan diselenggarakan di BSD City, Kota Tangerang Selatan pada hari Sabtu, 1 Agustus 2015. Rencananya puncak acara peringatan Harganas tersebut akan dihadiri oleh Presiden Jokowi, jajaran menteri Kabinet Kerja, duta besar negara sahabat serta kepala daerah dari seluruh Indonesia. Penunjukkan Kota Tangerang Selatan sebagai tuan rumah puncak peringatan Harganas XXII tak terlepas dari prestasinya dibidang kependudukan.

 

[caption caption="Tari Anggrek, tarian khas Tangsel untuk menyambut tamu (Foto Dokpri)"]

[/caption]

 

Meskipun merupakan kota otonomi yang baru terbentuk di wilayah Banten, Kota Tangerang Selatan sudah menorehkan prestasi membanggakan dari Kemendagri sebagai kota pemekaran terbaik di Indonesia. Selain itu, pada tahun 2013, Kota Tangerang Selatan didapuk menjadi salah satu dari tiga Kota terbaik di Indonesia dalam hal pengurusan Akta Kelahiran oleh Institut Kewarganegaraan Indonesia (IKI). Lalu pada tahun yang sama Kota Tangerang Selatan ditetapkan sebagai Kota Layak Anak (KLA) tingkat Pratama dari Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak. Pada Harganas XX di Sulawesi Tenggara, Airin selaku Walikota Tangerang Selatan meraih penghargaan Manggala Karya Kencana dari Pemerintah Pusat melalui Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN). Dan yang terbaru, Airin meraih penghargaan Anugerah Parahita Ekapraya (APE) 2014 kategori madya yang diberikan oleh Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Ibu Yohana Yambise.

[caption caption="Walikota Tangsel Airin Rachmi Diany Menyampaikan kesiapan Kota Tangsel sebagai tuan rumah Harganas 2015 (Foto Dokpri)"]

[/caption]

 

Pada kesempatan tersebut Walikota Tangerang Selatan Airin Rachmi Diany memaparkan kesiapan Kota Tangerang Selatan menjadi tuan rumah puncak acara Harganas ke-XXII. Menurut Airin, peringatan Harganas ke-XXII mempunyai tujuan meningkatkan komitmen pemerintah dan pemerintah daerah tentang pentingnya pembangunan keluarga, serta mengingatkan keluarga mengenai peran dan fungsi keluarga dalam rangka mewujudkan keluarga kecil yang berketahanan dan sejahtera.

[caption caption="Logo Harganas XXII (Sumber harganas22banten.com)"]

[/caption]

 

Selanjutnya, Airin berharap peringatan Harganas 2015, tidak sekedar seremonial belaka tapi bisa dijadikan momentum untuk membangkitkan kembali kesadaran membangun bangsa melalui keluarga berencana. Momentum untuk membangun karakter bangsa mewujudkan Indonesia sejahtera. Dan momentum untuk mewujudkan masyarakat adil dan makmur dan sejahtera melalui upaya meningkatkan peran keluarga sebagai pilar utama dalam pembangunan dan kesejahteraan bangsa. Upaya ini harus terus diupayakan dengan menambah porsi peran masyarakat terhadap pentingnya keluarga kecil, bahagia dan sejahtera. Tentu saja harapan Airin juga merupakan harapan kita semua, sehingga motto Harganas ke-XXII yang bunyinya “Kelurga berkarakter, Indonesia sejahtera” tidak sekedar slogan belaka tapi bisa diwujudkan.

 

[caption caption="Walikota Tangsel Airin Rachmi Diany hadir dalam Seminar Peduli Kesehatan Ibu Dalam Rangkaian Harganas XXII (Foto Dokpri)"]

[/caption]

 

Airin dan kita semua pantas berharap, karena fakta kondisi terkini menunjukkan bahwa terabaikannya peran keluarga dalam membangun karakter bangsa berdampak pada maraknya kasus kekerasan terhadap anak, kenakalan remaja, narkoba, radikalisme, tindak kriminalitas yang dilakukan oleh remaja, hingga memudarnya semangat nasionalisme. Sepertinya banyak yang telah lupa bahwa sejatinya keluarga adalah institusi utama dan pertama dalam pembangunan sumber saya manusia yang merupakan asset paling berharga dari sebuah bangsa. Karenanya, diperlukan berbagai pengetahuan dan keterampilan dasar keluarga yang mampu menentukan arah dalam mencetak generasi berprestasi. Seharusnya semua paham dan sadar bahwa keluarga yang memiliki ketahanan akan mampu menepis segala permasalahan dalam keluarga serta dapat menyelesaikan segala pengaruh negatif dari luar. Pembinaan keluarga merupakan kondisi yang harus dipelihara dan ditingkatkan terlebih pada era globalisasi ketika arus teknologi informasi sangat deras dan mudah diakses.

 

[caption caption="Kader-kader PKK yang hadir dalam Seminar Peduli Kesehatan Ibu (Foto Dokpri)"]

[/caption]

 

Jadi sangat jelas, betapa pentingnya peran keluarga dalam membangun sebuah bangsa. Sayangnya, selamai ini peran keluarga yang terintegrasi dengan pembangunan nasional masih terabaikan. Oleh karenanya, kita semua berharap semoga peringatan Harganas 2015 ini membangkitkan kembali kesadaran membangun bangsa melalui keluarga berencana.

 

Masalah Kependudukan, Gagal Berencana=Merencanakan Kegagalan

Hingga akhir tahun 2014, indeks pembangunan manusia Indonesia masih bertengger di posisi 108 dari 187 negara. Secara kasat mata, posisi tersebut juga mewakili kondisi riil dari kualitas Sumber Daya Manusia yang masih berada di atas 100. Beberapa negara Asean seperti Singapura (peringkat 9), Brunei Darussalam (peringkat 30), Malaysia (peringkat 62) yang memiliki potensi sumber daya alam dan sumber daya manusia yang lebih kecil justru mampu menggungguli Indonesia. Bahkan Indonesia pun masih kalah dengan Palestina yang negaranya terus dilanda konflik dengan Israel.

 

[caption caption="Kompasianer Narsis bersama Kompasiana Nangkring Bareng BKKBN (Foto Dokpri)"]

[/caption]

 

Dalam acara “Kompasiana Nangkring Bersama BKKBN” yang diselenggarakan di Hotel Santika, BSD City, Kota Tangerang Selatan Rabu, pada Rabu 8 Juli 2015 lalu, Deputi Bidang Advokasi Penggerakan dan Informasi (Adpin) BKKBN Pusat dr. Abidinsyah Siregar DHSM MKes menyatakan bahwa sampai saat ini, Indonesia masih menghadapi empat masalah besar dalam bidang kependudukan, yaitu jumlah penduduk yang besar, pertumbuhan penduduk yang tinggi, persebaran penduduk yang tidak merata, dan kualitas SDM yang masih harus ditingkatkan. Kesuksesan program KB yang dilaksanakan sejak tahun 1970 telah berhasil menurunkan angka fertilitas total dari 5.6 anak per wanita pada tahun 1970 menjadi 2.6 pada tahun 2002. Namun sayangnya, angka fertilitas total tersebut tidak mengalami penurunan lagi sampai dengan tahun 2012. Demikian pula laju pertumbuhan penduduk yang terus mengalami stagnasi. Abidinsyah juga menjelaskan bahwa syarat menjadi negara maju adalah mampu mengendalikan laju pertumbuhan penduduk dan memiliki SDM yang berkualitas tinggi. Menurut Abidinsyah ada 3 hal pokok yang sangat signifikan mempengaruhi ranking indeks pembangunan manusia (IPM) yaitu kesehatan, pendidikan dan ekonomi. Dalam paparannya terkait konsep pembangunan keluarga berencana tersebut, Abidinsyah memberikan kata kunci betapa pentingnya pembangunan bangsa melalui pembentukan keluarga berencana dan pengendalian pertumbuhan penduduk karena “gagal berencana = merencanakan kegagalan.

 

[caption caption="Deputi Adpin BKKBN Abidinsyah Siregar Sedang "Menghipnotis" Kompasianer (Foto Dokpri)"]

[/caption]

 

 

Dalam kesempatan yang sama, Direktur Analisis Dampak Kependudukan BKKBN, Suyono Hadinoto juga memperkuat betapa pentingnya peran keluarga dalam membangun bangsa. Selain itu Suyono juga memaparkan bahwa kesuksesan program KB yang sudah dimulai sejak era Orde Baru (ORBA), selain mampu menurunkan angka kelahiran dan menjaga keseimbangan jumlah penduduk, juga mendapatkan bonus demografi yaitu jumlah usia produktif menanggung sedikit usia non produktif.

 

Menurut Suyono, bila dilihat dari sisi pembangunan ekonomi, bonus demografi merupakan suatu berkah bagi Indonesia karena melimpahnya jumlah penduduk usia kerja akan dapat memacu pertumbuhan ekonomi ke tingkat yang lebih tinggi. Dampak jangka panjangnya adalah meningkatkannya kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan. Namun, berkah ini dapat berbalik menjadi bencana jika kita tidak mempersiapkan diri dengan baik.

 

 [caption caption="Suyono Hadinoto dan Wardah Fajri (Foto Dokpri)"]

[/caption]

Dalam penjelasannya, Suyono juga memperkuat argument Abidinsyah yang menyatakan bahwa ada beberapa syarat yang harus dipenuhi agar Indonesia dapat menikmati bonus demografi yaitu:

 

Pertama, angkatan kerja yang berlimpah tersebut haruslah berkualitas, baik dari sisi kesehatan, kecukupan gizi maupun dari sisi pendidikan.

Kedua, suplai tenaga kerja produktif yang besar harus diimbangi dengan tersedianya lapangan pekerjaan yang memadai, sehingga pendapatan per kapita meningkat dan penduduk Indonesia dapat menabung sehingga akan meningkatkan tabungan ditingkat keluarga dan ditingkat nasional.

Ketiga, jumlah anak yang sedikit akan memungkinkan perempuan memasuki pasar kerja, membantu peningkatan pendapatan keluarga.

Keempat, dengan suksesnya program keluarga berencana, maka anggaran yang semula disediakan untuk pelayanan kesehatan dan pendidikan anak usia 0-15 tahun dapat dialihkan untuk peningkatan kualitas sumber daya manusia pada kelompok umur 15 tahun ke atas agar nantinya mereka mampu bersaing meraih kesempatan kerja, baik ditingkat lokal, nasional maupun global.

 

[caption caption="Potret Masalah Kependudukan di Indonesia (Sumber presentasi BKKBN)"]

[/caption]

Jangan sampai bonus demografi yang seharusnya menjadi berkah bagi Indonesia justru membawa bencana dan membebani negara karena masalah yang mendasar, yaitu kualitas sumberdaya manusia rendah. Jumlah tenaga kerja yang besar jika tidak diikuti dengan kualitas tinggi akan menjadi penduduk yang tidak produktif. Jika pemerintah tidak mampu menyediakan lapangan kerja atau peluang usaha yang kondusif, maka kondisi ini akan diikuti dengan jumlah pengangguran yang tinggi. Tingginya jumlah pengangguran ini dapat memicu timbulnya masalah sosial yang dapat mengganggu ketahanan dari Negara Kesatuan Republik Indonesia yang kita cintai.

 

[caption caption="8 Fungsi Keluarga (Sumber BKKBN)"]

[/caption]

 

Karenanya permasalahan kependudukan khususnya terkait peningkatan kualitas sumber daya manusia harus diselesaikan dari sekarang, dan harus dimulai dari keluarga agar Indonesia dapat memanfaatkan bonus demografi secara optimal. Keluarga yang merupakan institusi terkecil sekaligus terpenting dari sebuah bangsa harus diberi peran yang lebih besar menjadi tempat “pengglembengan” atas 8 fungsi keluarga yaitu:

Fungsi keagamaan, bahwasannya keluarga memiliki peran penting untuk melahirkan generasi penerus bangsa yang agamis, beriman, dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa.

Fungsi sosial budaya, yaitu fungsi bagaimana keluarga berperan penting dalam pelestarian budaya, mengerti dan patuh aturan-aturan sosial dalam lingkungan masyarakat yang ada di sekitarnya. Fungsi social budaya ini mencerminkan perilaku suatu bangsa seperti budaya gotong royong, sopan santun, kerukunan, kepedulian, kebersamaan, toleransi, kebangsaan, dan sebagainya.

Fungsi cinta dan kasih sayang yang merupakan suatu perwujudan bahwa pada hakekatnya manusia haruslah saling mencintai dan mengasihi sesama anggota keluarga. Dengan berlimpahnya kasih saying dalam keluarga, diharapkan akan terbentuk manusia-manusia yang memiliki kecerdasan emosional yang baik sehingga tercipta keluarga yang berkualitas.

Fungsi perlindungan berperan untuk menciptakan rasa aman dan nyaman dalam lingkungan keluarga. Dengan adanya fungsi perlindungan ini maka setiap anggota keluarga merasa nyaman dan terlindung dari hal-hal yang tidak menyenangkan.

Fungsi reproduksi merupakan fungsi yang hakiki karena manusia harus dapat melanjutkan keturunannya dan yang diharapkan adalah keturunan yang berkualitas. Memelihara, membesarkan anak, dan merawat keluarga juga termasuk dalam fungsi reproduksi ini.

Fungsi sosialisasi dan pendidikan yaitu keluarga berperan penting sebagai tempat pendidikan pertama bagi anak-anak generasi penerusnya. Sebuah keluarga idealnya mampu menjadi tempat dimana terjadi interaksi yang mendidik dianatara anggota keluarga. Memberikan pendidikan pada anak-anak sesuai dengan tahapan usia adalah salah satu fungsi pendidikan dalam sebuah keluarga.. Artinya, pendidikan keluarga harus terjamin untuk menciptakan generasi berkualitas.

Fungsi ekonomi dilakukan dengan cara melakukan kegiatan produktif yang bernilai ekonomis dan mencari sumber-sumber penghasilan untuk memenuhi kebutuhan keluarga, pengaturan penggunaan penghasilan keluarga untuk memenuhi kebutuhan keluarga, menabung untuk memenuhi kebutuhan keluarga di masa dating dan meningkatkan kesejahteraan keluarga.

Fungsi lingkungan berperan untuk menciptakan lingkungan hidup yang sejuk, sehat, nyaman dan penuh keindahan. Diharapkan generasi penerus keluarga yang menerapkan fungsi lingkungan ini akan lebih ramah dan peduli terhadap alam dan lingkungannya.

 

[caption caption="Ayo Ikut KB, 2 anak lebih baik (Sumber BKKBN)"]

[/caption]

 

 

 

Sementara itu menurut resolusi majelis umum PBB, fungsi keluarga yang utama merupakan wahana untuk mendidik, mengasuh, mensosialisasikan, mengembangkan kemampuan seluruh anggota keluarga agar dapat menjalankan fungsinya dalam masyarakat dengan baik serta memberikan kepuasan dan lingkungan yang sehat untuk mewujudkan keluarga yang berketahanan dan sejahtera.

 

Untuk menciptakan keluarga berkualitas yang mandiri, berketahanan, berkarakter, bahagia dan sejahtera maka setiap keluarga Indonesia harus mampu menghayati, memahami, memiliki, dan berperan aktif dalam mengimplementasikan delapan fungsi keluarga seperti yang telah diuraikan di atas. Untuk mewujudkannya tentu saja harus terus menerus disosialisakan sehingga bergema hingga keluarga di pelosok-pelosok negeri. Dan peringatan Harganas adalah salah satu momentum yang tepat untuk membangkitkan kesadaran betapa pentingnya menciptakan keluarga berkualitas dalam membangun bangsa.

 

 Keluarga Sebagai Pondasi Membangun Generasi Emas

  [caption caption="Ikrar Pendewasaan Usia Perkawinan Remaja Tangsel Dalam Rangka Memecahkan Rekor Muri (Foto Dokpri)"]

[/caption]

Peringatan Harganas 2015 merupakan salah satu kegiatan nasional yang dapat dijadikan sebagai media perenungan untuk membangkitkan kembali kesadaran betapa pentingnya peran keluarga dalam membangun bangsa. Salah satunya adalah peran remaja sebagai agen peubah dan penerus bangsa. sekaligus sebagai lokomotif kejayaan bangsa Di era globalisasi dan teknologi informasi yang serba terbuka ini, keluarga harus mampu melindungi anak-anak remajanya dari bahaya napza yang selalu mengancam setiap saat. Keluarga juga harus mampu memberi perlindungan anak-anak remajanya agar terbebas dari perbuatan yang melanggar norma-norma dan agama yaitu seks pra-nikah serta mencegah dari penularan HIV/AIDS yang makin marak di kalangan remaja.

 [caption caption="Ikrar Untuk Menunda Usia Perkawinan Remaja Tangsel (Foto Dokpri)"]

[/caption]

Para orang tua bisa mendorong dan memotivasi anak-anak remajanya untuk berperan aktif dalam Program “Generasi Berencana atau GENRE yang dioperasionalkan melalui kegiatan remaja di sekolah dan kampus-kampus di seluruh Indonesia. Untuk melahirkan generasi emas, keluarga harus mampu menciptakan dan membangun komunikasi yang baik dan berkualitas dengan anak-anak remajanya. Komunikasi yang baik dan berkualitas dalam keluarga akan mampu menjadi benteng pertahanan yang kokoh bagi anak-anak remaja dari pengaruh negative lingkungan sekitarnya. Jadikan anak-anak remaja tidak sekedar sebagai agen tapi menjadi lokomotif perubahan menuju kejayaan bangsa. Bukankah Presiden RI pertama Ir. Sukarno pernah mengungkapkan, "berikan aku 10 pemuda maka akan kuguncangkan dunia". Ungkapan tersebut menunjukkan dahsyatnya kekuatan pemuda karena maju tidaknya sebuah bangsa sangat tergantung pada kualitas generasi mudanya.

[caption caption="Program Generasi Berencana "GENRE" (Foto Dokpri)"]

[/caption]

Sebuah kajian yang dilakukan oleh para sosiolog menunjukkan betapa pentingnya peran keluarga dalam menentukan maju atau tidaknya sebuah bangsa, yaitu “family is the fundamental unit of society”, keluarga adalah pondasi sebuah bangsa. Artinya, jika keluarga sebagai pondasi lemah dan bobrok, maka “bangunan” bangsa juga akan lemah. Menurut kajian sosiolog tersebut, masalah-masalah yang terdapat dalam masyarakat seperti kriminalitas yang dilakukan oleh remaja, tawuran, kekerasan yang merajalela, dan segala macam kebobrokan sosial, adalah cerminan dari tidak kokohnya pondasi keluarga. Jadi, sangat jelas bahwa peran keluarga dalam kemajuan sebuah bangsa sangat besar. Keluarga kokoh yang berketahanan adalah keluarga yang dapat menciptakan generasi emas, menciptakan generasi-generasi penerus yang berkualitas, berkarakter kuat, sehingga menjadi pelaku-pelaku kehidupan masyarakat, dan akhirnya mampu membawa kejayaan bangsa.

 [caption caption="Salam GENRE (Foto Dokpri)"]

[/caption]

Jika selama ini keluarga seperti terlupakan dalam proses membangun bangsa, maka peringatan Harganas ke-XXII tahun 2015 ini dapat dijadikan momentum membangkitkan kesadaran pemerintah pusat dan daerah betapa pentingnya membangun bangsa dengan melibatkan keluarga sebagai pondasinya. Sejak era reformasi, pemerintah pusat dan daerah seperti tidak serius dalam memprioritaskan pembangunan keluarga Indonesia. Keluarga belum sepenuhnya menjadi basis kebijakan publik yang dibuat oleh pemerintah. Idealnya, pemerintah harus menempatkan keluarga sebagai institusi pembangunan sumber daya manusia yang berkualitas hingga ke pelosok-pelosok desa terpencil. Melalui momentum peringatan Harganas ke-XXII ini, semua pihak harus saling bergandengan tangan dalam menciptakan keluarga yang berkualitas. Keluarga yang mampu melahirkan generasi emas yang mampu membawa kejayaan bangsa.

[caption caption="Potret kekerasan remaja (Sumber presentasi BKKBN)"]

[/caption]

Sebagai penutup, mari kita simak dan renungkan bersama pernyataan Thomas Lickona, seorang profesor pendidikan dari Cortland University, yang mengungkapkan bahwa ada "10 tanda-tanda jaman” yang harus diwaspadai terkait kehancuran sebuah bangsa. Menurut Thomas Lickona "10 tanda-tanda jaman” yang harus diwaspadai tersebut adalah:

Pertama, meningkatnya kekerasan dikalangan remaja,

Kedua, penggunaan bahasa dan kata-kata yang memburuk,

Ketiga, pengaruh peer-group yang kuat dalam tindak kekerasan,

Keempat, meningkatnya perilaku yang merusak diri, seperti narkoba, sex bebas, dan alkohol,

Kelima, semakin kaburnya pedoman moral baik dan buruk,

Keenam, penurunan etos kerja,

Ketujuh, semakin rendahnya rasa hormat kepada orang tua dan guru,

Kedelapan, rendahnya rasa tanggung jawab individu dan warga negara,

Kesembilan, ketidak jujuran yang telah begitu membudaya,

Kesepuluh, adanya rasa saling curiga dan kebencian di antara sesama.

Silakan menilai apakah bangsa kita sudah memiliki “tanda-tanda jaman” tersebut atau belum.

Selamat Hari Keluarga Nasional ke-XXII

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun