Mohon tunggu...
A.L.A.Indonesia
A.L.A.Indonesia Mohon Tunggu... Dosen, Peneliti, Petualang, Penonton Sepakbola, Motivator, Pengusaha HERBAL -

"Jika KOMPASIANER tak punya nyali menuliskan kebenaran, ia tak ubahnya manusia tanpa ruh. Ia seperti mayat-mayat hidup. Catat! Jika kita berjuang mungkin kita tidak selalu menang, tapi jika kita tidak berjuang sudah pasti kita kalah. http://blasze.tk/G9TFIJ

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Harganas, Momentum Membangkitkan Kesadaran Membangun Bangsa Melalui Keluarga Berencana

30 Juli 2015   13:57 Diperbarui: 11 Agustus 2015   23:35 1311
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Masalah Kependudukan, Gagal Berencana=Merencanakan Kegagalan

Hingga akhir tahun 2014, indeks pembangunan manusia Indonesia masih bertengger di posisi 108 dari 187 negara. Secara kasat mata, posisi tersebut juga mewakili kondisi riil dari kualitas Sumber Daya Manusia yang masih berada di atas 100. Beberapa negara Asean seperti Singapura (peringkat 9), Brunei Darussalam (peringkat 30), Malaysia (peringkat 62) yang memiliki potensi sumber daya alam dan sumber daya manusia yang lebih kecil justru mampu menggungguli Indonesia. Bahkan Indonesia pun masih kalah dengan Palestina yang negaranya terus dilanda konflik dengan Israel.

 

[caption caption="Kompasianer Narsis bersama Kompasiana Nangkring Bareng BKKBN (Foto Dokpri)"]

[/caption]

 

Dalam acara “Kompasiana Nangkring Bersama BKKBN” yang diselenggarakan di Hotel Santika, BSD City, Kota Tangerang Selatan Rabu, pada Rabu 8 Juli 2015 lalu, Deputi Bidang Advokasi Penggerakan dan Informasi (Adpin) BKKBN Pusat dr. Abidinsyah Siregar DHSM MKes menyatakan bahwa sampai saat ini, Indonesia masih menghadapi empat masalah besar dalam bidang kependudukan, yaitu jumlah penduduk yang besar, pertumbuhan penduduk yang tinggi, persebaran penduduk yang tidak merata, dan kualitas SDM yang masih harus ditingkatkan. Kesuksesan program KB yang dilaksanakan sejak tahun 1970 telah berhasil menurunkan angka fertilitas total dari 5.6 anak per wanita pada tahun 1970 menjadi 2.6 pada tahun 2002. Namun sayangnya, angka fertilitas total tersebut tidak mengalami penurunan lagi sampai dengan tahun 2012. Demikian pula laju pertumbuhan penduduk yang terus mengalami stagnasi. Abidinsyah juga menjelaskan bahwa syarat menjadi negara maju adalah mampu mengendalikan laju pertumbuhan penduduk dan memiliki SDM yang berkualitas tinggi. Menurut Abidinsyah ada 3 hal pokok yang sangat signifikan mempengaruhi ranking indeks pembangunan manusia (IPM) yaitu kesehatan, pendidikan dan ekonomi. Dalam paparannya terkait konsep pembangunan keluarga berencana tersebut, Abidinsyah memberikan kata kunci betapa pentingnya pembangunan bangsa melalui pembentukan keluarga berencana dan pengendalian pertumbuhan penduduk karena “gagal berencana = merencanakan kegagalan.

 

[caption caption="Deputi Adpin BKKBN Abidinsyah Siregar Sedang "Menghipnotis" Kompasianer (Foto Dokpri)"]

[/caption]

 

 

Dalam kesempatan yang sama, Direktur Analisis Dampak Kependudukan BKKBN, Suyono Hadinoto juga memperkuat betapa pentingnya peran keluarga dalam membangun bangsa. Selain itu Suyono juga memaparkan bahwa kesuksesan program KB yang sudah dimulai sejak era Orde Baru (ORBA), selain mampu menurunkan angka kelahiran dan menjaga keseimbangan jumlah penduduk, juga mendapatkan bonus demografi yaitu jumlah usia produktif menanggung sedikit usia non produktif.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun