Mohon tunggu...
Ully Armia
Ully Armia Mohon Tunggu... -

Goresan pemikiran dari manusia biasa!

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Noda Hitam di Kertas Putih, Mana yang Kalian Lihat?!

8 Agustus 2012   02:03 Diperbarui: 25 Juni 2015   02:06 178
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

"Sesungguhnya banyak hal baik yg terlewat disaat indera dipaksa mati, terlalu manis untuk membusuk dan menjadi bangkai." Ully Armia

Tak bisa dipungkiri, saat masalah datang seluruh energi terkuras hanya untuk memikirkan masalah itu saja. Pagi-siang-malam sampai berjumpa pagi pun terkadang masalah itu masih melekat erat dalam pikiran. Segala suatu terasa tak enak. Kata orang-orang "makan tak enak, tidurpun tak nyenyak", bahkan di dalam keramaian dan kegembiraan kita merasa sendiri dan sedih.

Beberapa hari yang lalu, salah seorang teman saya mengalami syndrome ini. Masalah yang ia hadapi tidak bisa diolah secara positif, alhasil pikiran yang mumet berimbas ke perasaan tak enak dan berakhir dengan pola sikap yang kurang baik. Teman saya yang ceria sering terlihat murung, pekerjaan jadi terbengkalai, prestasi menurun, bahkan disaat momen  yang menurut saya bisa menghibur, tetap tak bisa membuat dia kembali membaik.

Satu hari salah seorang murid melihat walpaper kartun di laptop saya dan berujar.

"Bu, gambarnya keren banget! Dapet dari mana?"

Saya menghentikan pekerjaan sejenak untuk melihat bagian yang di tunjuknya itu. Tapi...apa itu yang  ditunjuk?! Ia memperlihatkan kepada saya satu bagian dari walpaper yang selama ini tidak saya sadari keberadaannya, karena selama ini saya hanya terfokus dengan gambar utama (kapal berukuran besar dengan segala corak warnanya), dan...
'Hei! Lucu sekali ikan itu!'batin saya tersentak melihat gambar yang murid saya tunjuk.
Ya, mungkin faktor ukuran dari ikan tersebut yang membuat saya tidak 'ngeh' akan keberadaannya. Namun, sontak muncul perasaan senang saat melihat bentuknya yang lucu. Saya baru menyadarinya dan saat itu juga, saya berpikir akan masalah yang teman saya hadapi.

"Ibu mah...ga jawab, gambarnya dapet dari mana bu?"rengek murid saya.

"Ooo, itu ibu download di mas google," tukas saya sembari menatap anak itu penuh rasa terima kasih, karena celotehan polosnya membuat saya menemukan cara yang berkesan untuk menyadarkan teman saya ini. Terima kasih Fafa!^^

Tidak lama teman saya ini datang ke tempat saya. Saat dia duduk, saya pun menyodorkan selembar kertas putih dengan satu titik hitam di tengahnya. Teman saya mengernyitkan dahi. Bingung.

"Apa yang Mbak lihat dari kertas itu?"tanya saya.

"Titik hitam," ujarnya sambil menatap titik hitam itu.

"Apa lagi?"

"Cuma ini..."

"Hehehe..."

"Kenapa kamu?"

"Kenapa Mbak tidak melihat bagian lain yang berwarna putih pada kertas itu, yang warnanya mendominasi dari hanya satu titik hitam ini?"

"Uhmmm...,"teman saya tampak berpikir mencari jawaban.

"Seperti itu pula masalah yang Mbak hadapi sekarang. Mbak hanya melihat satu noda hitam dan hanya fokus pada noda itu. Dan tak lagi melihat sisi putih yang mendominasi kertas ini, yakni keceriaan Mbak, ketabahan Mbak...yang semuanya tiba-tiba sirna hanya karena satu titik hitam ini."

Teman saya tampak termenung, menatap kertas itu seakan tak berujung.

"Sesungghnya banyak hal baik yang terlewat disaat indera dipaksa mati, terlalu manis untuk membusuk dan menjadi bangkai Mbak...Saya yakin Mbak mampu melakukan hal yang terbaik saat ini, namun...prestasi yang seharusnya ada terpaksa membusuk dan menjadi bangkai disaat Mbak hanya melewati hari-hari dengan perasaan pesimis. Mbak sosok wanita yang istiqomah dimata saya, Mbak ngga sendirian karena selalu ada Allah di dekat Mbk, ini adalah ujian yang Allah berikan untuk menaikkan derajat ketaqwaan Mbak..."

Teman saya tertunduk dengan mata yang berkaca-kaca. Ia mengangguk paham.

"Syukran ya Ukhti...,"tukasnya tersenyum optimis.

Alhamduillah... teman saya kembali semangat. Senangnya...Terima kasih Yaa Rabb...:)

Peristiwa seperti ini pasti pernah dialami oleh semua manusia di manapun berada dan siapapun dia. Sedih, kecewa, pesimis, marah...dan banyak perasaan serta permaslahan lain, harus pintar-pintar kita olah agar tidak menimbulkan dampak yang fatal.

Rasulllah saw. bersabda:
"Sesungguhnya Allah Azza wajalla jika mencintai suatu kaum, maka Alla akan memberikan cobaan kepada mereka. Barangsiapa yang sabar, maka dia berhak mendapatkan (pahala) kesabarannya. Dan barangsiapa marah, maka diapun berhak mendapatkan (dosa) kemarahannya."(Telah dikeluarkan oleh Ahmd melalui jalur Mahmu bin Labid)

Inilah nikmatnya menjadi sorang muslim, jika masalah datang ia bersabar mendapat pahala, ketika bahagia ia bersyukur mendapatkan pahala. Namun, barangsiapa marah maka diapun berhak mendapatkan (dosa) kemarahannya. Sebagaimana kita bisa menjadikan pola pikir dan pola sikap kita sesuai ajaran Islam dalam menjalankan kehidupan, insyAllah...Ridho Allah bersama kita...

Begitu juga dalam perjalanan dakwah ini, luar  biasa sekali tantangannya. Di anggap aneh, dibilang teroris, dicaci, dijauhi dari teman-teman, dipandang sinis dan lain sebagainya. Namun para pengemban dakwah adalah orang terasing yang berbahagia, karena memperbaiki apa-apa yang dirusak oleh manusia. Sikap yang terbaik adalah menyingkirkan noda-noda hitam yang membandel itu dengan semangat perjuangan yang hakiki. Itulah pupuknya untuk memetik buah yang manis.

Al-Hakim meriwayatkan dalam al-Mustarda, ia berkata, "Hadis ini sahih isnadnya, meski tidak dikeluarkan oleh al-Bukhari Muslim." Dari  Ibnu Umar ra., ia berkata; Rasululah bersabda:
"Sesungguhnya Allah mempunyai hamba-hamba yang bukan para Nabi dan syuhada. Para Nabi dan syuhadah pun ber-ghibthah pada mereka di hari kiamat karena kedekatan mereka dengan Allah dan kedudukan mereka di sisi Allah. Kemudian, seorang Arab Badui (yang ada di tempat Nabi bicara) duduk berlutut, seraya berkata, "Wahai Rasulullah jelaskanlah sifat mereka dan uraikanlah keadaan mereka pada kami!" Rasulllah bersabda, "Mereka lah sekelompok manusia yang beraneka ragam, yang terasing dari kabilahnya. Mereka berteman di jalan Allah, saling mencintai karena Allah. Allah akan membuat mimbar-mimbar dari cahaya bagi mereka di hari kiamat. Orang-orang merasa takut tapi mereka tidak takut. Mereka adalah kekasih Allah yang tidak memiliki rasa takut (pada selain Allah) dan mereka tidak bersedih."

Jadi, tetap semangat ya dalam perjuangan ini! Hadapi tantangan dakwah dengan semangat Muhammad Al Fatih 1453! Dengan semangat Bilal bin Rabah! Abu Bakar Ash-Shiddiq! Umar bn Khattab! Ustman bin Affan! Ali biAbi Thalib dan para sahabat lain terutama teladan kita Rasuullah saw.!

Oya, satu lagi peristiwa 1924 justru menjadi cambuk buat kita untuk menegakan kembali Daulah Islam yg runtuh saat itu!!

Salam perjuangan & Salam Ukhuwah!!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun