Mohon tunggu...
Anggara Adhari
Anggara Adhari Mohon Tunggu... Administrasi - Pembelajar

https://www.facebook.com/anggara.adhari.31

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Bagaimana Cara Beragama Islam yang Benar?

26 Juli 2018   06:20 Diperbarui: 26 Juli 2018   08:15 3174
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber gambar: i-tauhid.blogspot.com

Allah berfirman, "Hai orang-orang yang beriman, ta'atilah Allah dan ta'atilah Rasul (Nya), dan ulil amri (Ulama dan umaro') di antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah (al-Quran) dan Rasul (as-Sunnah), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu adalah lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya. [QS. An-Nisaa',
4: 59]

Imam Ibnul Qoyyim rahimahullah berkata dalam menafsirkan ayat di atas, "Allah memerintahkan orang-orang yang beriman agar  mengembalikan apa yang mereka perselisihkan kepada kepada Allah dan RasulNya, jika mereka adalah orang-orang yang beriman. Dan Dia memberitakan kepada mereka, bahwa hal itu lebih utama bagi mereka di dunia ini, dan lebih baik akibatnya di akhirnya." Lebih lanjut beliau menjelaskan, "Mengembalikan kepada Allah adalah mengembalikan kepada kitabNya, mengembalikan kepada RasulNya  adalah mengembalikan kepada diri beliau  di saat hidup beliau, dan kepada  Sunnahnya (Hadits) setelah wafat  beliau."

Di akhir penjelasan Imam Ibnul Qoyyim rahimahullah tentang ayat di atas, beliau menegaskan dengan berkata, "Allah menjadikan mengembalikan apa yang mereka perselisihkan kepada kepada Allah dan RasulNya termasuk kewajiban dan konsekuensi (tanda adanya) iman, maka
jika itu tidak ada, iman pun hilang. [Diringkas dari I'lamul Muwaqqi'in 2/47 48 karya Imam Ibnul Qoyyim al-Jauziyah] 

Oleh karena itu, sikap seorang mukmin adalah menerima dengan  sepenuh hati. jika telah datang kepadanya ayat dari kitab suci al-Qur'an,  atau hadits shahih dari Nabi Muhammad , dengan pemahaman yang benar dari  para ulama yakni sejak zaman para shahabat Nabi, tabi'in, tabi'ut tabi'in, dan para imam kaum muslimin yang mengikuti jejak  mereka bi-ihsan (dengan baik dan benar). Hanya kepada Allah kita memohon pertolongan.

Sumber referensi:

Tulisan Ustadz Abu Isma'il Muslim Atsari yang dimuat majalah AsSunnah Edisi 08/Tahun XV/1433H/2012M

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun