Sebuah layanan pinjaman online bernama Akulaku telah hadir di tanah air sejak pertengahan 2016 lalu. Layanan yang berbasis mobile ini memungkinkan untuk kamu membeli barang apa yang sedang kamu cari, mulai dari kebutuhan sehari-hari hingga ke alat elektronik.
Hingga saat ini, Akulaku telah memberikan pinjaman kepada 2 juta orang di Indonesia. Tak hanya itu saja, mereka telah melayani transaksi sekitar 2 juta transaksi per bulannya dengan nilai transaksi berkisar Rp 50.000 -- Rp 500.000.
Lalu, Bagaimana perjalanan sang CEO, William Li dalam membangun Akulaku ?
1. Mengawali dengan layanan pengiriman uang di Hong Kong
Sedangkan Gordun Hu, ia merupakan seorang yang memiliki ilmu dalam bidang Software Engineer. Ia pernah bekerja diberbagai perusahaan ternama di Cina, seperti Tencent, Oracle, HuaTai Securities dan CITIC Securities.
"Kami sama-sama bekerja di Kota Shenzhen. Karena komunitas teknologi di sana cukup kecil dan dekat, kami pun bisa bertemu" ujar Co-Founder Akulaku, William Li.
Dengan memiliki pengalaman di Ping An, William memiliki ide untuk membuat layanan finansial pada negara berkembang diluar Cina.
Pada tahun 2015, akhirnya mereka berdua membangun sebuah layanan pengiriman uang (Remittance) lintas negara di Hong Kong. Melalui perusahaan tersebut itulah, membuat William bisa bertemu dengan para nasabah yang merupakan Tenaga Kerja Asing (TKA) asal Indonesia dan Filipina. Dari pertemuan itu, William dapat mempelajari gaya hidup dan latar belakang dari mereka.
"Ini adalah pengalaman pertama saya bertemu dengan orang-orang seperti itu. Saya pun mulai mempelajari apa kebutuhan mereka? Mengapa mereka secara rutin mengirim uang ke negara asal masing-masing?"
William pun telah memiliki akses untuk saling bertukar informasi dengan bank-bank besar di Indonesia, seperti BNI, BRI hingga Mandiri.