Mohon tunggu...
Bram Zee
Bram Zee Mohon Tunggu... -

Cuman isenk doang..

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Band

18 September 2011   03:52 Diperbarui: 26 Juni 2015   01:52 65
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com


"Percuma" kata andre yang tiba-tiba datang dengan tampang sangat muram. Andre tadi pergi untuk mencoba menghubungi Shelly.


"Kenapa Dre?" Diana penasaran.


"Gua tadi telpon Shelly, tapi nggak diangkat, telpon rumahnya juga sibuk. Terus tadi gua coba telpon Gita sepupunya Shelly, dan nyambung. Ternyata opa-nya meninggal, jadi dia ngga bisa datang"

Seketika mereka semua terdiam. Wajah mereka berubah muram, terlebih lagi Raka. Bukan saja karena dia kehilangan seorang vokalis, tapi karena dia juga kehilangan opa-nya shelly. Dia sangat baik kepada Raka. Dan dia selalu menjadi teman ngobrol yang menyenangkan ketika dia terpaksa harus menunggu shelly yang sangat lama berdandan.


***


"Kita nyerah aja" Andre membelah keheningan dengan kata-kata yang membuat ketiga temannya terhentak.


"Mengundurkan diri?" Diana meyakinkan. Andre mengangguk pelan.


"Ga bisa dre. Kita udah susah payah masuk final" Bimo terlihat sedikit kesal.


"Bener Dre" Raka mengiyakan Bimo.


“Tapi ga mungkin kita nge band tanpa vokalis"


Perkataan Andre membuat ketiga temannya terdiam. Mereka memang tak mungkin bisa nge-Band tanpa vokalis. Sehebat apapun musik mereka, tak mungkin berhasil karena jiwa dari sebuah lagu itu adanya di vocal.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun