"Mandi dulu, Pras!" Menimpuk tepat di jantungnya. Terasa sekali debaran degup jantung.
"Mandi bersama?
Aku menggigit bibir. Berpaling memunggunginya. Dengan kedua tangannya, ia berhasil membalikkan posisi ini, kami saling memandang beberapa waktu.Â
"Kita sudah suami istri, Ra. Kamu masih saja malu-malu."
"Aku belum terbiasa melakukannya, Pras."
Hatiku bergemuruh. Pras, mencintaiku.
Ia melepas pelukannya. Memilih mandi terlebih dahulu.
"Pras, aku ingin keluar sebentar."
Pras berbalik, "Tidak, Ra. Kita pergi sama-sama." Perintahnya begitu tegas.
Aku mematung seperti anak kecil yang tengah dinasehati oleh ayahnya.
Menurut.