Mohon tunggu...
Aksara Sulastri
Aksara Sulastri Mohon Tunggu... Wiraswasta - Freelance Writer Cerpenis
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Lewat aksara kutuliskan segenggam mimpi dalam doa untuk menggapai tangan-Mu, Tuhan. Aksarasulastri.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Cerpen: Ember Bekas Cat

28 November 2022   03:55 Diperbarui: 28 November 2022   06:39 209
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Tenang, Mah. Papah tanggung jawab sama mamah, sama anak kita juga. Jangan kuatir!" Ammar menyakinkan.

Fokusnya kembali membalas pesan. Pekerjaan sebagai Makelar awalnya hanya membantu saudaranya memasarkan kontrakan. Jika ada yang mengontrak, Ammar akan diberi 20% dari hasil tersebut. Dari situ Ammar baru mengerti keahliannya di bidang itu.

Beberapa rumah kontrakan yang Ammar tawarkan nyaris tak pernah gagal. Hari ini tidak laku, esok dan lusa akan cair. Yang sebelumnya Ammar hanya buruh tenunan, Ammar beralih profesi sebagai makelar. Hasilnya pun menjanjikan. 

Ponselnya berdering, Ammar segera mengangkatnya. Ada yang berminat cek lokasi. Ammar senang bukan main.

Rumah kontrakan yang terletak di Perumahan Asri. Harga sewanya 7 juta per tahun dari pemiliknya. Peminat dan pemiliknya dipertemukan oleh Ammar sebagai penyalur. Mulailah ke pokok pembahasan paling penting.

"Jadi, bagaimana ibu? Kapan rumah ini akan ditempati? Jika cocok bisa DP terlebih dulu, agar nanti tidak ditawarkan ke orang lain." Tegas Ammar.

Pasangan pasutri itu masih menimbang-nimbang, berembuk terlebih dahulu.

"Nanti malam jadi tidaknya saya kabari lagi, Pak. Yang penting ini sudah melihat rumahnya."

"Makasih, Bu. Saya tunggu kabar baiknya nanti malam," jawab Ammar dengan sopan.

Ia pulang tak memperoleh hasil. Sesampai di rumah Darsi bertanya lagi.

"Gimana, Pah? Dapet uang."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun