"Tunggu siang nanti, Ir. Lihat saja Lisna bukan lagi si bau kecut. Kalian salah jika menyebutnya seperti itu."
Bel berbunyi nyaring, ibu guru baru saja keluar kelas. Teman yang lain, satu persatu keluar menuju kantin. Irma, Rini, Wina dan Lisna masih saja di dalam kelas.
"Lis, coba tunjukkan ke mereka baju di ketiakmu sudah tidak basah lagi."
Lisna dengan polosnya mengikuti saran Wina. Mengangkat kedua tangannya, menyerah. Irma dan Rini terkekeh. Lalu, menutup hidung. Akan tetapi, wajahnya tampak serius, dan tidak percaya dengan apa yang dilihatnya.
"Iya, Ir. si kecut baunya sudah wangi." Semerbak bunga lavender tercium di hidung Rini.
"Gimana Ir, Rin? Aku sudah wangi 'kan."
Irma memasang muka cemberut. Lisna bahagia berkat Wina, julukan si kecut akan ditampik oleh mereka.
Wina menarik lengan Lisna, merangkulnya lalu meninggalkan mereka.Â
"Nah, Lis. Mulai sekarang kamu jangan sampai lupa pakai itu terus biar nggak ada lagi si bau kecut."
"Siap, Win. Aku pasti bakal pakai deodoran dari kamu terus."
Wina mengacungkan jempol.