Mohon tunggu...
Aksara Sulastri
Aksara Sulastri Mohon Tunggu... Wiraswasta - Freelance Writer Cerpenis
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Lewat aksara kutuliskan segenggam mimpi dalam doa untuk menggapai tangan-Mu, Tuhan. Aksarasulastri.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Novel: Love Story Of Dreaming Part 3

20 Juni 2022   19:54 Diperbarui: 20 Juni 2022   20:00 235
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende

Keti terisak biasanya jika ada Ibunya saat pulang sekolah, anak itu langsung bisa makan. Bola matanya memerah karena terus meradang. 

Keti mengusap perutnya dengan lembut, "Kak Kila, Keti laper."

Kira masih menatap bingung kamar Ibunya, dia terdiam lama memikirkan sesuatu. Bahkan Kakaknya seakan tak peduli ketika hujan di pelupuk mata gadis itu makin mengalir deras. 

Suketi kecil memilih berlari menuju ke belakang, meraih piring porselen dalam sebuah rak lalu terjatuh ketika mencoba meraihnya, serpihan piring berserakan di mana-mana. Ia pungut satu persatu kepingan itu. Kulit Suketi tergores mengeluarkan darah segar mengucur perlahan-lahan.

"Kak Kila, sakit. Hikss."

Kira melangkah menuju meja makan untuk membuka tudung saji yang ternyata di luar dugaannya, tak ada makanan sama sekali. Mendengar adiknya menangis, dia segera menghampiri. Lalu mengusap keningnya, mencoba menenangkan tetapi ia tetap menangis karena perutnya belum terisi apapun, jarinya terasa perih menusuk, sakit. Suketi ingin marah tetapi percuma. Toh semua gara-gara Ibunya pergi. Jadi tidak ada yang menyiapkan makanan hari ini. Kira membantu adiknya menutup luka dengan perekat.

Kakaknya membujuk Keti untuk tenang. Ia juga membantu mengganti seragam sekolah dengan pakaian santai.

Keti istirahat di atas amben yang sudah dirapikan oleh Kira. Perut adiknya lapar jadi tak bisa tidur nyenyak. Keti teringat akan sentuhan sang Ibu saat membelai ujung rambutnya ketika sulit terpejam.

Kali ini hanya ada Kakaknya yang sedang mengusap rambut Keti kecil, sentuhan telapak tangannya berbeda dengan ibu dan bapaknya.

Kira terkejut lupa kalau guru SMP di sekolah mengirimkan surat. Tagihan Sekolahnya bulan ini belum dibayarkan. Adiknya ikut-ikutan menghela nafas panjang. 

Perut Keti terasa sembelit kata emak kalau lapar minta sama Allah, dengan polosnya anak kecil itu pun berdoa. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun