Mohon tunggu...
Aksara Sulastri
Aksara Sulastri Mohon Tunggu... Wiraswasta - Freelance Writer Cerpenis
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Lewat aksara kutuliskan segenggam mimpi dalam doa untuk menggapai tangan-Mu, Tuhan. Aksarasulastri.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Novel: Love Story Of Dreaming Part 2 Profesi Sang Ibu

19 Juni 2022   23:03 Diperbarui: 19 Juni 2022   23:13 251
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Suketi pun berkata lantang, kesal saat mendengar perkataan Ayan barusan. Sambil memendam amarah. dia membayangkan hari esok kebahagiaannya akan pudar seketika.

Apa kata teman-temannya? Jika tahu Suketi anak pencari barang rongsokan. Ia cuma bisa pasrah dengan gusti Allah. Berharap apa yang dia pikirkan tidak akan terjadi di hari esok. Karena Suketi hanya ingin kebahagiaan dalam kehidupannya abadi bukan semu semata.

Ayan memang begitu anaknya, sangat egois. Apa yang dia mau harus dituruti kalau tidak akan membuatnya marah dan berbuat buruk pada orang tersebut.

"Ayan tidak disuruh masuk, Ket." Ibunya menyadarkan Suketi dari lamunan.

"Dia, udah balik kok. Orang kalau datang pas lagi ada maunya," Suketi terus ngedumel.

"Lah, kamu ini sama tetangga itu rukun. Jangan suka musuhan!" 

"Maunya sih gitu, Bu. tetapi, Ayan bukan teman yang baik. semakin dibaikin anaknya malah ngelunjak."

"Kalau ibu kasih nasehat, bok yo di dengerin. Kamu ini anaknya keras susah dinasehatin," Mak Ijah berlalu menuju dapur.

Suketi kembali masuk ke dalam kamar menyalakan kipas angin. Berkutat membaca novel yang baru kemarin di pinjamnya di Perpustakaan Sekolah.

Sayangnya pikiran Suketi tak sejalan apapun yang dibaca tidak mampu menghiburnya lagi.

Sesuatu yang mendadak pecah dari kepalanya. Kebencian pada seorang laki-laki yang egois. Seperti sosok Bapak yang meninggalkan Suketi dari kecil. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun