“Iya bro. Kita sudah tidak tahan dengan suasana menyeramkan ini, menakutkan sekali malam ini bro!” Novian menyahut pembicaraan Edwin dengan wajah pucat.
“Wah, aku bisa kencing di celana kalau ketemu arwah penasaran itu, bro!” Agung menyahut dengan wajah memelas bercampur ketakutan.
“Baik, sementara ini kita lanjutkan istirahat saja. Keadaan saya jamin aman dan mereka tidak akan mengganggu kita. Mereka para arwah menurut semua apa yang saya sampaikan, jadi kalian jangan takut dan sekarang kita tidur!” jawab Raka.
“Iya bro. Lebih baik kita istirahat dan tidak berpikir yang aneh-aneh lagi.” Novian menyarankan.
“Bro, janji ya besok ceritakan semua yang terjadi malam ini. Karena pasti ada sesuatu yang berhubungan dengan keluargaku kalau di rumah ini.” Edwin menambahkan dan minta Raka untuk menceritakan besok pagi.
“Ok bro. Pasti akan saya ceritakan semua bro, berhubung sekarang tengah malam dan pasti kalian tidak akan bisa tidur kalau mendengarnya!” Jawab Raka sambil merebahkan badannya di kasur, ke lima sahabatnya yang lain juga ikut merebahkan badan.
Mereka tidur berhimpitan dan memakai sarungnya untuk menutupi wajah mereka karena rasa takut mereka. Tak lama kemudian terdengar dengkur nafas Raka, dan para sahabatnya pun ikut tertidur karena rasa kantuk bercampur udara dingin kota Malang.
***
Bersambung…
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H