Maka, di posisi mana pun kita dalam pekerjaan di masa depan, janganlah lupa bahwa kita pernah dididik untuk mengajar. Mengajar dengan cara langsung atau tidak langsung, mengajar banyak orang atau sedikit, dan mengajar dalam lingkup besar ataupun kecil. In Syaa Allah, sedikit ilmu yang kita ajarkan kepada orang lain kemudian bermanfaat bagi dirinya, maka sedikit ilmu tersebut akan memberikan kepada kita pahala jariyah selama ilmu tersebut memberikan manfaat yang baik.
Kita bisa meneladani ketika bentuk pendidikan Tatbiyatul Athfal diubah menjadi Kulliyyatul Mu'allimin al-Islamiyyah tahun 1936. Murid yang mengikuti program KMI hanya tinggal 16 orang. Namun, walaupun dengan jumlah tersebut Kyai Imam Zarkasyi dan Kyai Ahmad Sahal tidak patah semangat dan tetap mengajar 16 santri KMI tersebut dengan maksimal. Pernah Kyai Imam Zarkasyi berkata "Andaikata muridku tinggal satu, akan tetap kuajar, yang satu ini sama dengan seribu. Kalaupun yang satu ini tidak ada, aku akan mengajar dunia dengan pena". Maka, kegigihan dan perjuangan dalam mengajar yang dilakukan oleh Trimurti Pondok Modern Darussalam Gontor kita jadikan teladan dan acuan bagi kita semua untun senantiasa tidak melupakan hakikat kita untuk mengajar di sektor manapun kita berada di masa yang akan datang.
Hadirin yang dirahmati oleh Allah Subhanahu Wa Ta'ala
Kami sampaikan pula rasa terima kasih kami kepada Dekan Fakultas Tarbiyah, Wakil-Wakil Dekan, segenap Kepala Program Studi, Pendidikan Agama Islam, Pendidikan Bahasa Arab, dan Tadris Bahasa Inggris, serta para dosen kami yang telah banyak memberikan pendidikan dan pengajaran kepada kami dengan ikhlas, sabar, dan penuh ketulusan. Terima kasih atas segala motivasi, nasehat, bimbingan, dan materi yang diberikan baik itu materi dalam perkuliahan maupun diluar perkuliahan yang In syaa Allah sangat bermanfaat bagi kami dalam menjalani derap langkah menuju masa depan. Terima kasih pula kepada para dosen pembimbing kami, yang mana berkat bantuan, arahan, perbaikan-perbaikan, revisi, dan coret-coratan di skripsi yang telah kami buat, kami dapat mengambil banyak pengajaran dan pendidikan mengenai cara berpikir ilmiah dan menulis tulisan ilmiah dengan baik dan benar dan kemudian kami bisa mencapai titik ini. Dan rasa terima kasih yang tidak terhingga kami sampaikan kepada orangtua kami yang telah mendukung derap langkah kami dengan segala jiwa raga dan pengorbanan, tempat kami kembali mencurahkan isi hati apabila perasaan ini sudah sangat gelisah akan keadaan yang ada, dan telah memberikan tenaga, pikiran, dan harta sehingga kita bisa mengikuti pendidikan dan pengajaran disini dengan baik. Semoga Allah menyayangi mereka sebagaimana mereka menyayangi kami sampai sekarang ini. Aamiinn yaa rabbal 'aalamiin.
Tidak ada yang namanya mantan guru, tidak ada yang namanya mantan dosen. Kapankun dan dimanapun dosen-dosen sekalian yang sudah mengajar dan mendidik kita adalah dosen dan guru kita. Maka wajib bagi kita untuk menghormati guru-guru kita dimanapun dan kapanpun juga. Seorang penyair Arab, Ahmad Syauqi Bik dalam sebuah bait syairnya menuliskan:
#
Berdirilah (untuk menghormati) guru, dan lupakanlah penghormatan kepada dirimu. Hampir-hampir guru itu (dianggap) sebagai rasul
Hadirin yang dirahmati Allah Subhanahu Wa Ta'ala
Calon-calon wisudawan dan wisudawati yang ada disini sebagaimana yang kita ketahui dapat diklasifikasikan menjadi 4 golongan. Mahasiswa reguler kampus Siman, mahasiswa guru kampus Rabithah, mahasiswi mantingan reguler, dan mahasiswi mantingan guru. Setiap dari kita memiliki pengalaman, kesan, dan kenangan masing-masing.
Rekan-rekan mahasiswa reguler kampus Siman memiliki iklim akademik perkuliahan yang lebih terjaga daripada kami mahasiswa guru kampus Rabithah ini. Waktu untuk meningkatkan kualitas akademis diri sendiri sebagai mahasiswa lebih banyak, dengan kontroling dan disiplin di asrama-asrama sehingga mahasiswa dapat berdisiplin dalam mengikuti kegiatan akademis maupun nonakademis di Universitas Darussalam Gontor. Kampus bersistemkan pesantren yang sangat padat dengan kegiatan yang bermanfaat, kajian-kajian ilmiah, diskusi ilmiah, karantina Tahfizh mahasiswa, UKM, PKM, olahraga lari pagi atau sore sekitar gedung terpadu, lomba-lomba nasional dan internasional yang silih berganti dapat diikuti oleh mahasiswa. Banyak hal yang hanya bisa dirasakan oleh mahasiswa reguler kampus Siman, yang tak akan pernah dirasakan oleh orang orang diluaran sana, bahkan mahasiswa UGM, uinsa, ui dan lain sebagainya tak akan pernah di berikan sentuhan terakhir dari bapak rektor dan jajaran nya seperti acara muaskar yang diadakan sebelum para alumni Unida di wisuda. Indah rasanya , merasa bahagia dan merasa selalu di perhatikan oleh nya, keindahan dalam melihat, mendengar dan merenungi lantunan Kalam ilahi bersusun dalam pembuatan dan penutupannya.
Mahasiswa guru kampus rabithah, terdapat 3 hal yang harus kita kerjakan secara 100 persen semuanya yaitu belajar, mengajar, dan membantu pondok. Belajar dengan cara menghadiri kuliah di sebuah gedung yang kadang terasa sangat jauh sekali, gedung rabithah, mengajar atau membimbing santri dalam segala bidang kehidupan mereka, dan membantu pondok di sektor kita masing-masing. Walaupun kadang kita belum bisa menyeimbangkan antara 3 hal tersebut sehingga harus ada yang kita tinggalkan atau korbankan, alhamdulillah kita mahasiswa rabithah dengan segala padatnya kegiatan pondok bisa tetap menyelesaikan skripsi dan segala persyaratan wisuda sehingga kita bisa hadir bersama disini.