Syukur yang tiada henti-hentinya kita panjatkan kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala yang telah memberikan kepada kita nikmat yang berlimpah, kesehatan, serta rahmat dan kasih sayang yang tiada tara sehingga kita semua bisa duduk berkumpul bersama di tempat yang mulia dan berkah ini. In syaa Allah
Sholawat serta salam senantiasa kita haturkan kepada Asyrafil Anbiya' wal Mursaliin, Nabi Muhammad Shallallahu 'Alaihi Wasallam yang telah membacakan kepada umatnya Ayat-Ayat Allah Subhanahi Wa Ta'ala, mengajarkan kepada umatnya Al-Qur'an dan As-sunnah, dan yang telah mensucikan umatnya dengan cahaya ajaran Syari'at Islam. Allahumma sholli 'ala sayyidina muhammad.
Kemudian, rasa terima kasih kami ucapkan kepada calon wisudawan dan wisudawati, dosen-dosen sekalian, para kaprodi di Fakultas Tarbiyah, dan Dekan serta Wakil Dekan Fakultas Tarbiyah yang telah memberikan kesempatan dan pengalaman kepada Faqiir 'ilm, kami pribadi untuk mewakili calon wisudawan dan wisudawati program studi Pendidikan Agama Islam untuk menyampaikan sebuah sambutan dalam acara yang sangat kita tunggu pada hari ini. Terima kasih pula kami ucapkan kepada segenap panitia yang telah mempersiapkan acara ini dengan sebaik-baiknya sehingga In Syaa Allah acara ini dapat berjalan dengan lancar dan diberkahi oleh Allah Subhanahu Wa Ta'ala.
Hadirin yang berbahagia
Sangat beruntunglah kita sebagai menikmati masa muda kita dalam asuhan Universitas Darussalam Gontor yang merupakan perguruan tinggi pesantren yang menjunjung tinggi nilai-nilai keislaman dan perjuangan sehingga nilai-nilai tersebut dapat melekat dalam relung hati mahasiswa dan mahasiswi yang ada didalamnya. Disinilah kita mendapatkan pendidikan dan pengajaran yang akan menjadi kunci untuk membuka misteri-misteri kehidupan yang akan kita hadapi di masa depan.
Sungguh patut kita syukuri masa muda kita disini, terjaga dari segala pengaruh negatif yang biasa dikerjakan oleh pemuda dan pemudi yang ada di luar sana. Kemaksiatan, kerendahaan budi, ketiadaan akhlak, dan kehinaan senantiasa menyebar dengan begitu cepatnya dan dapat dengan mudah menjerumuskan para pemuda kedalamnya. Namun, kita disini dididik dengan nilai-nilai keislaman dan kepondokmodernan yang kuat sehingga dengan izin Allah Subhanahu Wa Ta'ala, kita dapat menjadi pemuda dan pemudi yang berpegang teguh kepada nilai-nilai keislaman serta dapat menjadi sebaik-baik pemuda yang didefinisikan dalam sebuah Hadits Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam yang berbunyi:
: ( )
Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam Bersabda: "Sebaik-baik pemuda diantara kalian adalah yang menyerupai orang tua; sementara seburuk-buruk orang tua diantara kalian adalah yang menyerupai pemuda". (HR. Ath-Thabrani)
Dikutip dari buku yang berjudul "Tuntunan Generasi Muda" yang diterjemahkan dari kitab "Mursyid Asy-Syabab" karya Badiuzzaman Said Nursi, bahwa penejelasan dari Hadits ini adalah sebaik-baik pemuda adalah yang menyerupai orang tua maksudnya adalah pemuda yang tidak banyak lalai dari Allah, namun mereka selalu ingat mati seperti para orang tua. Dengan ini mereka bersung-sungguh membangun akhirat mereka seraya melepaskan diri dari belenggu selera dan gelora masa muda. Sementara seburuk-buruk orang tua adalah yang menyerupai pemuda maksudnya adalah orang yang sudah tua namun lalai terhadap apa yang diperintahkan dan dilarang oleh Allah sehingga terbuai oleh berbagai hal yang melenakan bagi para pemuda. Mereka selalu mengikuti hawa nafsunya sehingga mudah untuk terlena dalam perbuatan-perbuatan maksiat seperti apa yang dilakukan oleh pemuda yang tidak menjaga dirinya.
Sungguh semestinya kita sangat bersyukur pula, berada dalam keluarga besar Fakultas Tarbiyah, yang mana kita disini diajarkan untuk menjadi guru yang profesional di bidang masing-masing sesuai keahlian, dididik untuk menjadi guru atau mudarris yang memiliki ruhul mudarris, menjadi guru yang bukan hanya menyampaikan materi saja, tetapi mampu memberikan pendidikan, uswah, dan qudwah yang baik bagi siswa-siswanya. Sesuai dengan beberapa kalimat dalam bahasa arab berikut:
Maka, di posisi mana pun kita dalam pekerjaan di masa depan, janganlah lupa bahwa kita pernah dididik untuk mengajar. Mengajar dengan cara langsung atau tidak langsung, mengajar banyak orang atau sedikit, dan mengajar dalam lingkup besar ataupun kecil. In Syaa Allah, sedikit ilmu yang kita ajarkan kepada orang lain kemudian bermanfaat bagi dirinya, maka sedikit ilmu tersebut akan memberikan kepada kita pahala jariyah selama ilmu tersebut memberikan manfaat yang baik.
Kita bisa meneladani ketika bentuk pendidikan Tatbiyatul Athfal diubah menjadi Kulliyyatul Mu'allimin al-Islamiyyah tahun 1936. Murid yang mengikuti program KMI hanya tinggal 16 orang. Namun, walaupun dengan jumlah tersebut Kyai Imam Zarkasyi dan Kyai Ahmad Sahal tidak patah semangat dan tetap mengajar 16 santri KMI tersebut dengan maksimal. Pernah Kyai Imam Zarkasyi berkata "Andaikata muridku tinggal satu, akan tetap kuajar, yang satu ini sama dengan seribu. Kalaupun yang satu ini tidak ada, aku akan mengajar dunia dengan pena". Maka, kegigihan dan perjuangan dalam mengajar yang dilakukan oleh Trimurti Pondok Modern Darussalam Gontor kita jadikan teladan dan acuan bagi kita semua untun senantiasa tidak melupakan hakikat kita untuk mengajar di sektor manapun kita berada di masa yang akan datang.
Hadirin yang dirahmati oleh Allah Subhanahu Wa Ta'ala
Kami sampaikan pula rasa terima kasih kami kepada Dekan Fakultas Tarbiyah, Wakil-Wakil Dekan, segenap Kepala Program Studi, Pendidikan Agama Islam, Pendidikan Bahasa Arab, dan Tadris Bahasa Inggris, serta para dosen kami yang telah banyak memberikan pendidikan dan pengajaran kepada kami dengan ikhlas, sabar, dan penuh ketulusan. Terima kasih atas segala motivasi, nasehat, bimbingan, dan materi yang diberikan baik itu materi dalam perkuliahan maupun diluar perkuliahan yang In syaa Allah sangat bermanfaat bagi kami dalam menjalani derap langkah menuju masa depan. Terima kasih pula kepada para dosen pembimbing kami, yang mana berkat bantuan, arahan, perbaikan-perbaikan, revisi, dan coret-coratan di skripsi yang telah kami buat, kami dapat mengambil banyak pengajaran dan pendidikan mengenai cara berpikir ilmiah dan menulis tulisan ilmiah dengan baik dan benar dan kemudian kami bisa mencapai titik ini. Dan rasa terima kasih yang tidak terhingga kami sampaikan kepada orangtua kami yang telah mendukung derap langkah kami dengan segala jiwa raga dan pengorbanan, tempat kami kembali mencurahkan isi hati apabila perasaan ini sudah sangat gelisah akan keadaan yang ada, dan telah memberikan tenaga, pikiran, dan harta sehingga kita bisa mengikuti pendidikan dan pengajaran disini dengan baik. Semoga Allah menyayangi mereka sebagaimana mereka menyayangi kami sampai sekarang ini. Aamiinn yaa rabbal 'aalamiin.
Tidak ada yang namanya mantan guru, tidak ada yang namanya mantan dosen. Kapankun dan dimanapun dosen-dosen sekalian yang sudah mengajar dan mendidik kita adalah dosen dan guru kita. Maka wajib bagi kita untuk menghormati guru-guru kita dimanapun dan kapanpun juga. Seorang penyair Arab, Ahmad Syauqi Bik dalam sebuah bait syairnya menuliskan:
#
Berdirilah (untuk menghormati) guru, dan lupakanlah penghormatan kepada dirimu. Hampir-hampir guru itu (dianggap) sebagai rasul
Hadirin yang dirahmati Allah Subhanahu Wa Ta'ala
Calon-calon wisudawan dan wisudawati yang ada disini sebagaimana yang kita ketahui dapat diklasifikasikan menjadi 4 golongan. Mahasiswa reguler kampus Siman, mahasiswa guru kampus Rabithah, mahasiswi mantingan reguler, dan mahasiswi mantingan guru. Setiap dari kita memiliki pengalaman, kesan, dan kenangan masing-masing.
Rekan-rekan mahasiswa reguler kampus Siman memiliki iklim akademik perkuliahan yang lebih terjaga daripada kami mahasiswa guru kampus Rabithah ini. Waktu untuk meningkatkan kualitas akademis diri sendiri sebagai mahasiswa lebih banyak, dengan kontroling dan disiplin di asrama-asrama sehingga mahasiswa dapat berdisiplin dalam mengikuti kegiatan akademis maupun nonakademis di Universitas Darussalam Gontor. Kampus bersistemkan pesantren yang sangat padat dengan kegiatan yang bermanfaat, kajian-kajian ilmiah, diskusi ilmiah, karantina Tahfizh mahasiswa, UKM, PKM, olahraga lari pagi atau sore sekitar gedung terpadu, lomba-lomba nasional dan internasional yang silih berganti dapat diikuti oleh mahasiswa. Banyak hal yang hanya bisa dirasakan oleh mahasiswa reguler kampus Siman, yang tak akan pernah dirasakan oleh orang orang diluaran sana, bahkan mahasiswa UGM, uinsa, ui dan lain sebagainya tak akan pernah di berikan sentuhan terakhir dari bapak rektor dan jajaran nya seperti acara muaskar yang diadakan sebelum para alumni Unida di wisuda. Indah rasanya , merasa bahagia dan merasa selalu di perhatikan oleh nya, keindahan dalam melihat, mendengar dan merenungi lantunan Kalam ilahi bersusun dalam pembuatan dan penutupannya.
Mahasiswa guru kampus rabithah, terdapat 3 hal yang harus kita kerjakan secara 100 persen semuanya yaitu belajar, mengajar, dan membantu pondok. Belajar dengan cara menghadiri kuliah di sebuah gedung yang kadang terasa sangat jauh sekali, gedung rabithah, mengajar atau membimbing santri dalam segala bidang kehidupan mereka, dan membantu pondok di sektor kita masing-masing. Walaupun kadang kita belum bisa menyeimbangkan antara 3 hal tersebut sehingga harus ada yang kita tinggalkan atau korbankan, alhamdulillah kita mahasiswa rabithah dengan segala padatnya kegiatan pondok bisa tetap menyelesaikan skripsi dan segala persyaratan wisuda sehingga kita bisa hadir bersama disini.
Mahasiswa rabithah yang berasal dari Gontor kampus 2, perjuangan mereka sangatlah terasa, kuliah ke kampus Rabithah dengan menggunakan bis 2 kali sehari. Apabila tertinggal oleh bis maka bingung lah mereka bagaiman cara berangkat kuliah. Tetapi dengan segala tantangan itu, mereka yang hadir disini tetap bisa menyelesaikan matkul-matkul yang ada dan skripsi mereka masing-masing.
Untuk para dosen, kami mahasiswa kampus rabithah memohon maaf, karena terkadang kami tiba-tiba hilang ketika perkuliahan, atau terkadang hanya izin meninggalkan kuliah lewat chat WA, dan terkadang beberapa rekan kami lebih mengutamakan lapangan daripada pelajaran. Kami mahasiswa kampus Rabithah sangat meminta maaf atas keterlenaan kami selama masa studi kami semua.
Empat Tahun sudah dilewati juga oleh mahasiswi mantingan baik reguler maupun guru, ditengah keterbatasan yang ada, tak menggoyahkan semangatt yang terpatri dalam setiap individu mahasiswi mantingan. Ambisi yang tinggi, niat dan kesungguhan dalam menjalani materi perkuliahan satu demi satu kini terselesaikan. pagi, siang, sore dan malam menjadi tapak sebenarnya langkah memasuki ruang kelas yang ada, mendengarkan dengan seksama materi yg diberikan dosen yang tampa pamrih mengajar. semua menjadi cerita tersendiri dalam perjalanan yang telah dilalui. Merajut asa, cinta dan cita-cita yang telah menguatkan serta membersamai kita selama menempuh pendidikan di Gontor hingga kita sampai di titik ini.. Meskipun dengan segala keterbatasan dan rintangan yang ada, tidak menurunkan semangat dan ambisi para mahasiswi Universitas Darussalam Gontor kampus Mantingan sehingga banyak mahasiswi yang memiliki prestasi akademis ataupun nonakademis dalam perkuliahan.
Hal ini tentu sangatlah baik, mengingat para mahasiswi ini semuanya merupakan pendidik pertama kepada anak-anak mereka dalam kehidupan rumah tangga kelak. Peran ibu sebagai pendidik pertama, sesuai dengan sebuah baik syair Arab yang berbunyi:
Ibu adalah madrasah yang pertama. Jika kamu menyiapkannya, berarti kamu menyiapkan masyarakat yang baik budi pekertinya
Ibu yang terdidik, In syaa Allah akan melahirkan anak-anak yang terdidik pula. Dan calon wisudawati Fakultas Tarbiyah pasti akan menjadi pendidik yang baik, pendidik anak-anak, pendidik keluarga, melahirkan anak-anak pejuang li i'lai kalimatillah in syaa allah di masa yang akan datang.
Hadiri yang berbahagia
Berikutnya, izinkan kami untuk mengutip sebuah ayat Al-Qur'an mengenai pengutusan Rasul yang dapat merepresentasikan tugas seorang Mudarris atau guru:
(: 129)
Artinya: Ya Tuhan kami, utuslah di antara mereka seorang rasul dari kalangan mereka, yang membacakan kepada mereka ayat-ayat-Mu, mengajarkan kitab suci dan hikmah (sunah) kepada mereka, dan menyucikan mereka. Sesungguhnya Engkaulah Yang Mahaperkasa lagi Mahabijaksana." (Al-Baqarah ayat 129)
Dari sebuah ayat diatas, dapat disimpulkan bahwa tugas seorang guru adalah membacakan atau menyebarkan ayat-ayat Allah Subhanahu Wa Ta'ala kepada murid-muridnya, mengajarkan Al-Qu'an dan Sunnah, serta menyucikan mereka atau membimbing murid-murid untuk selalu mengerjakan kebaikan.
Terakhir, kami ingin menutup sambutan ini dengan sebuah pantun:
Enak rasa makan durian
Jangan dimakan dengan kulitnya
Siapa gerangan menantu idaman
Wisudawan Wisudawati Tarbiyah itu jawabnya
Demikianlah sambutan dari kami, apabila terdapat kebenaran, maka kebenaran itu datang dari Allah Subhanahu Wa Ta'ala. Dan apabila terdapat kesalahan, maka kesalahan tersebut dari kami pribadi Al-faqiir ila 'ilmi.
Semoga Allah selalu memberkahi jalan yang kita tempuh kedepannya, selalu memberikan kepada kita semua kesehatan, kekuatan, dan kemampuan dalam menjalankan ketaaan kepada-Nya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H