Mohon tunggu...
Akmal Abudiman Maulana
Akmal Abudiman Maulana Mohon Tunggu... Administrasi - Capital Markets - Teaching - Writing

Menulis membuat anda hidup

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama FEATURED

Meneladani Kearifan Lokal Adat Kajang sebagai Prolog Mitigasi Bencana

14 September 2018   22:54 Diperbarui: 13 Maret 2020   14:10 4776
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Warga Adat Ammatoa Kajang di Kabupaten Bulukumba, Sulsel. Foto: Wahyu Chandra/mongabay.co.id

Cara mengeluarkan kayu yang sudah ditebang juga harus dengan cara digotong atau dipanggul dan tidak boleh ditarik karena dapat merusak tumbuhan lain yang berada di sekitarnya.

Ketika terdapat pelanggaran atas penyalagunaan kawasan hutan tersebut, maka sanksi pun berlaku. Masyarakat adat Kajang menerapkan ketentuan-ketentuan adat dalam kehidupan sehari-hari termasuk dalam pemanfaatan hutan.

Ketentuan adat yang diberlakukan di wilayah adat Ammatoa diberlakukan kepada seluruh komponen masyarakat tanpa kecuali, baik yang dituakan sekalipun.

Warga Adat Ammatoa Kajang di Kabupaten Bulukumba, Sulsel. Foto: Wahyu Chandra/mongabay.co.id
Warga Adat Ammatoa Kajang di Kabupaten Bulukumba, Sulsel. Foto: Wahyu Chandra/mongabay.co.id
 Meneladani Kearifan Lokal

Kampanye "Budaya Sadar Bencana" dan kampanye “Kenali Bahayanya, Kurangi Risikonya” yang digaungkan BNPB sebagai upaya untuk membangun kesadaran dan kewaspadaan masyarakat terhadap berbagai ancaman atau potensi bahaya--sekalgus diharapkan menjadi pemicu bagi masyarakat untuk lebih mengenal bahaya bencana dan mampu melakukan langkah-langkah mitigasi--bisa jadi hanya akan menjadi sia-sia. Jika, hal yang mendasar tentang kesadaran menempatkan alam sebagai sesuatu yang sepatutnya kita jaga belum mampu ditunaikan.

Tingginya kejadian bencana yang terjadi karena ulah manusia hingga saat ini setidaknya menyadarkan kita bahwa manusia tentunya memiliki andil besar untuk turut serta mengurangi potensi terjadinya bencana.

Bencana memang tak dapat kita hindari, tetapi manusia mampu melakukan hal-hal yang bersifat preventif yang salah satunya diawali dengan menumbuhkan rasa kecintaan terhadap alam.

Masyarakat adat Kajang hanyalah salah satu dari sekian masyarakat adat di Indonesia yang mengimplementasikan nilai-nilai kecintaannya terhadap pengelolaan alam.

Hal ini tentunya perlu dijadikan teladan bahwa lingkungan alam dan manusia merupakan saudara yang seharusnya dijaga dan dilindungi.

Jika sebuah masyarakat kecil seperti masyarakat adat Kajang yang mampu meletakkan tata aturan yang baik demi kelangsungan masyarakat, lingkungan, dan alamnya, harusnya kita mampu melakukan hal serupa.

Nilai-nilai kearifan lokal masyarakat adat Kajang ini setidaknya bisa kita jadikan teladan/refleksi dan sebagai langkah awal dari sebuah proses mitigasi bencana.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun