Mohon tunggu...
Akmal M Roem
Akmal M Roem Mohon Tunggu... wiraswasta -

menyukai sesuatu yang mudah dipahami, enak dibaca, segar untuk dicerna, senang untuk dikerjakan. Guru SM-3T Aceh. Mengajar di pedalaman Kalimantan Barat.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Cikgu Aceh di Borneo (Suka Duka di Peradaban Suku Dayak)

22 Februari 2013   13:08 Diperbarui: 24 Juni 2015   17:52 741
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

“Alasannya sederhana,” tutur si pemateri. “Ketika ditanya seorang warga kampung, apakah kamu membawa bekal? Teman saya menjawab: banyak. Dia pikir itu bekal yang ada di dalam tasnya. Tapi, ternyata bekal yang orang kampung maksud adalah ilmu gaib apa yang ada dalam diri kita.”

Aku bertanya pada Madin, ketua komite sekolah, tentang hal gaib seperti itu. Namun, kata Madin, semua itu bergantung pada niat baik kita sendiri.

“Tidak semua tempat masih terdapat hal seperti itu. Biasanya jauh di pedalaman. Kabarnya, kalau ada pendatang yang memiliki ilmu gaib itu sering bertanya “baju” atau “bekal” apa yang dibawa olehnya, dan itu bukan baju atau bekal makanan. Tapi penangkal dalam tubuh kita. Kalau kita jawab ada, siap-siap untuk dites oleh mereka. Hal itu masih ada, tapi tidak di dusun ini,” kisah Madin.

Di sekolah aku mengajar pelajaran Bahasa Indonesia dan tugas tambahan menjadi pembina OSIS serta mengasuh pelajaran Pengembangan Diri. Ditemani pelita dan lirih bunyi binatang malam membuat aku dan sebagian besar warga di sini sudah terlelap pada pukul 21.00 WIB dan kembali berkegiatan pukul 05.30 WIB.

Setelah pulang dari sekolah, biasanya kami mencari sayur dan memancing di pinggiran Sungai Sekayam dengan menggunakan sampan milik masyarakat yang bebas kita pakai. Mencari aneka buah-buahan (saat aku menulis ini durian sedang berbuah, juga rambutan, manggis, langsat, dan rambai).

Di sungai ini, dari hulu ke hilir, terdapat banyak penambang emas tradisional. Konon, para pencari intan Kalimantan yang masyhur tersebar di sepanjang Sungai Sekayam. Aku berpikir, suatu hari aku akan mencari mereka.[]

Entikong, Desember 2012

Akmal M Roem, peserta SM-3T 2012 dari LPTK Unsyiah di tempatkan di SMPN 4 Satu Atap Entikong, Kabupaten Sanggau, Kalimantan Barat

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun