Mohon tunggu...
Mudzakkir Abidin
Mudzakkir Abidin Mohon Tunggu... Guru - Seorang guru yang suka menulis

Menulis adalah sumber kebahagiaan. Ia setara dengan seratus cangkir kopi dalam menaikkan dopamine otak. Jika kopi berbahaya jika berlebihan dikonsumsi, namun tidak dengan tulisan, semakin banyak semakin baik buat otak.

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Cinta, Siswi Seribu Wajah

16 September 2024   09:56 Diperbarui: 16 September 2024   10:50 199
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pesantren : dalam spektrum yang luas, sesuai dengan kondisinya, bukanlah tempat bagi anak-anak manja dan baperan. Ia tempat bagi anak-anak kuat nan mandiri. 

"Attention please, its time to break..." bunyi bel terdengar seantero kampus dengan dua bahasa, Inggris dan Arab, menandakan waktu istirahat. 

Para siswi berjejer antri keluar dari kelas Boutique untuk beristirahat. Kelas boutique adalah ruangan persegi empat dengan luas 8x8 meter bermaterial kayu jati. Dipesan dari kota perajin rumah kayu, Tomohon, Sulawesi Utara. Unik karena mungkin hanya sedikit sekolah di Indonesia dengan desain ruang kelas seperti ini. 

Bangunannya lebih mirip villa di pegunungan dibandingkan ruang kelas konvensional. Alasan didesain seperti itu adalah agar bisa menjadi tempat yang nyaman bagi peserta didik dan guru dalam proses transfer ilmu. 

Jika Anda berkeliling di areal kampus, Di Sekolah Putri Darul Istiqamah (SPIDI), ada 12 bangunan kelas boutique seperti ini. Setiap ruang kelas bertema. Ada kelas English, Arabic, Digital, Biologi, Tarbiyah, dan lain-lain. 

Di dalam salah satu ruang itulah, yaitu kelas Inggris, memanfaatkan waktu istirahat pertama, kami berbincang dengan Cinta Haryuni Amrullah. Seorang siswi kelas IX SMP. Cinta adalah salah satu siswi paling menonjol di kelasnya, baik prestasi akademik mau pun karakternya. Tak hanya satu atau dua, gadis ayu ini punya banyak wajah. 

Cinta dan Pesantren 

Siswi berkaca mata ini bercerita banyak hal yang layak kita baca dengan seksama. 

Ketika Cinta mau tamat SD. Ia ingin melanjutkan SMP di sebuah sekolah fullday ternama di Makassar. Namun, berkat saran dari wali kelas, ia berubah pikiran. Walasnya menyarankan untuk mondok di pesantren. 

"Walas ketika kelas enam SD dulu menyarankan saya masuk pesantren. Teman-teman saya juga banyak yang mau mondok. Akhirnya saya minta sama orang tua untuk carikan pesantren. Tapi orang tua maunya pesantren yang modern. Ketemulah dengan SPIDI. Saya ingat ketika itu, Ramadhan tahun 2022, datang melihat kampus SPIDI. Masya Allah, fasilitas dan kurikulum pendidikannya membuat saya langsung jatuh hati, " Kenang remaja yang suka melukis ini. 

Dirinya merasa keren dapat mondok di pesantren. Ia dapat menjadi mandiri, bisa berkenalan dengan teman-teman dari berbagai daerah di Indonesia dengan latar belakang budaya dan karakter yang beragam. Dirinya juga membandingkan saat SD dulu dengan apa yang ia rasakan sekarang, aktivitas pendidikan di pesantren jauh lebih menyenangkan dan bervarisi. 

Minat dan Bakat di SPIDI 

"Menurut saya SPIDI adalah sekolah minat dan bakat. Bakat saya di bidang seni semakin terasah sejak berada di sini, " ujar gadis penyuka makanan pedas ini ketika ditanya tentang keunggulan sekolahnya. 

Ia bersama dengan dua kakak kelasnya pernah didaulat mempresentasikan project komik digital karya mereka di depan peserta meeting Google Reference School nasional secara daring. 

Di SPIDI, ia juga aktif terlibat di Putri Merah Jambu (PMJ), semacam rumah produksi asuhan ustadz Muhajir. Kerap kali ia dipercaya menjadi script writer, editor, bahkan sutradara beberapa film pendek. 

Wanita penyuka mapel IPA ini memiliki beragam minat dan bakat. Multitalenta. Di dalam kelas, ia juara kelas, di luar kelas ia dapat menulis puisi, menyanyi, bermain alat musik, menggambar, desain poster, editor video, hingga membuat film pendek. Dan semuanya meningkat tajam setelah masuk SPIDI. 

"Saya tentu baru kelas IX, belum panjang perjalanan saya menuntut ilmu, tapi SPIDI benar-benar mengembangkan saya. Tak hanya saya sendiri yang ingin berkembang, sekolah juga mensupport penuh, " aku dia. 

"Bukan hanya saya, teman-teman juga difasilitasi minat dan bakatnya di sini. Saya masih ingat betul kak Syadza yang baru masuk SPIDI di kelas X, tapi dengan cepat diendus bakatnya oleh sekolah, dilatih di studio, diikutkan lomba dan akhirnya bisa juara satu lomba nasyid tingkat nasional, " imbuh dia. 

Kurikulum yang mendukung minat dan bakat, guru yang profesional, banyaknya kegiatan ekstrakurikuler, female class, Life skill class, hingga tersedianya infrastruktur dan fasilitas memadai dalam mendukung minat bakat membuatnya merasa bersyukur dapat mondok di SPIDI. 

Cinta yang Cinta IPA

Meski dirinya bisa mengungguli teman-temannya dalam banyak mata pelajaran, tapi putri dari pasangan pengusaha Hairul Amrullah dan dokter Yunita ini sangat suka terhadap pelajaran IPA. Makanya ia lebih mendalami pelajaran tersebut. Tak hanya di kelas, ia juga mengikuti kegiatan ekstrakurikuler IPA di hari Jum'at siang. 

Salah satu hal yang ia sukai adalah mengikuti lomba. Sebab dengan ikut lomba ia termotivasi untuk terus belajar. Syukurnya, sekolah seringkali mengikutkan ia dan teman-temannya dalam lomba. 

"Alhamdulillah, saya pernah dapat medali emas dalam Olimpiade tingkat nasional. Pernah juga dapat juara dua dalam even yang berbeda. Semuanya lomba IPA. Dengan mengikuti lomba, tanpa kita sadari kita semakin berkembang. Itu karena lomba membuat kita terlecut untuk giat belajar," kata remaja berusia 14 tahun ini. 

Salah satu alasan mengapa ia memilih lebih fokus pada pelajaran saintek terkhusus Iadalah impiannya untuk mengikuti jejak sang ibu menjadi dokter. 

"Amin," ucapnya lirih ketika kami mendoakan agar ia kelak bisa menjadi dokter. 

Cinta dan Teman-Teman

Dalam kehidupan bersama dalam pondok, jiwa itu akan mencari jiwa sesamanya secara fitrah. Mereka akan bertemu dalam muara persahabatan yang erat.

Cinta adalah anak SMP yang berlaku dewasa. Makanya ia selektif memilah temannya. Ia menunjuk Firza, Mecca, dan Nahda dari teman sekelasnya sebagai teman favoritnya. Mereka dianggapnya adalah tipe teman yang dapat menginspirasi. 

"Firza, Mecca, dan Nahda adalah sosok teman yang dewasa. Mereka menginspirasi saya untuk ikut dewasa seperti mereka. Mereka tidak suka baper, "ceritanya.

Diakuinya, ia belajar banyak dari latar belakang teman-teman yang beragam. Juga belajar dari siapa pun yang dianggapnya menginspirasi. 

Tapi tak dapat dipungkiri, terkadang ia tak menyukai karakter teman-teman tertentu yang dianggapnya kekanakan. Di awal ia sering baper. Namun, seiring usia dan pengetahuan bertambah, ia semakin menyadari arti perbedaan dan konsekuensi hidup berjamaah. Ia bisa berdamai dengan dirinya setelah memaklumi latar belakang karakter yang berbeda setiap temannya. 

Dibandingkan sekolah pada umumnya, kehidupan berpesantren sesuai dengan kondisinya, bukanlah tempat yang hangat buat orang yang suka baper dalam bergaul. 

Cinta dan Harapannya pada Sekolah dan Guru

Sekolahnya terus dikembangkan. Sesuatu yang Cinta apresiasi. Tapi tentu tak lepas dari kekurangan. 

"Sekarang SPIDI sudah luar biasa. Tapi tentu punya kekurangan. Semoga kekurangan itu berkurang dan terus bertambah kelebihannya," ucapnya penuh harap.

Ia berharap guru-guru juga semakin profesional. Ia sadar betul bahwa tonggak dari suksesnya pendidikan di sebuah sekolah adalah guru yang memberikan segalanya. Ia mensyukuri nikmat guru-guru yang baik di sekolah. 

"Saya pernah kagum sama guru ketika belajar, ada teman yang belum paham pelajaran. Guru tersebut mencari penjelasan yang tepat buat teman tersebut, akhirnya bisa paham juga. Itulah yang saya maksud guru profesional di SPIDI," katanya. 

*******

Jika spidi didengungkan sebagai sekolah pencetak generasi Smart and shalihah, maka produk terbaik dari kampanye itu salah satunya adalah Cinta. Cinta yang cerdas. Komunikatif. Penuh bakat. Malebbi (anggun). Dewasa. Akhlaknya baik. Semua output itu tak serta merta ada kecuali melalui proses pendidikan dan tarbiyah. 

Di ujung percakapan, Cinta menegaskan kesyukurannya bersekolah di pesantren. Selain mendapatkan pelajaran agama, akhlak, dan akademik, ia juga dapat menjadi pribadi yang kuat dan mandiri. 

Seperti kelas-kelas boutique yang bertema beragam mapel, Cinta memiliki beragam tema dalam dirinya.

Semoga sukses selalu, Cinta! 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun