"Walas ketika kelas enam SD dulu menyarankan saya masuk pesantren. Teman-teman saya juga banyak yang mau mondok. Akhirnya saya minta sama orang tua untuk carikan pesantren. Tapi orang tua maunya pesantren yang modern. Ketemulah dengan SPIDI. Saya ingat ketika itu, Ramadhan tahun 2022, datang melihat kampus SPIDI. Masya Allah, fasilitas dan kurikulum pendidikannya membuat saya langsung jatuh hati, " Kenang remaja yang suka melukis ini.Â
Dirinya merasa keren dapat mondok di pesantren. Ia dapat menjadi mandiri, bisa berkenalan dengan teman-teman dari berbagai daerah di Indonesia dengan latar belakang budaya dan karakter yang beragam. Dirinya juga membandingkan saat SD dulu dengan apa yang ia rasakan sekarang, aktivitas pendidikan di pesantren jauh lebih menyenangkan dan bervarisi.Â
Minat dan Bakat di SPIDIÂ
"Menurut saya SPIDI adalah sekolah minat dan bakat. Bakat saya di bidang seni semakin terasah sejak berada di sini, " ujar gadis penyuka makanan pedas ini ketika ditanya tentang keunggulan sekolahnya.Â
Ia bersama dengan dua kakak kelasnya pernah didaulat mempresentasikan project komik digital karya mereka di depan peserta meeting Google Reference School nasional secara daring.Â
Di SPIDI, ia juga aktif terlibat di Putri Merah Jambu (PMJ), semacam rumah produksi asuhan ustadz Muhajir. Kerap kali ia dipercaya menjadi script writer, editor, bahkan sutradara beberapa film pendek.Â
Wanita penyuka mapel IPA ini memiliki beragam minat dan bakat. Multitalenta. Di dalam kelas, ia juara kelas, di luar kelas ia dapat menulis puisi, menyanyi, bermain alat musik, menggambar, desain poster, editor video, hingga membuat film pendek. Dan semuanya meningkat tajam setelah masuk SPIDI.Â
"Saya tentu baru kelas IX, belum panjang perjalanan saya menuntut ilmu, tapi SPIDI benar-benar mengembangkan saya. Tak hanya saya sendiri yang ingin berkembang, sekolah juga mensupport penuh, jadi saya merasa SPIDI dalah sekolah yang tepat buat pengembangan minat dan bakat, " aku dia.Â
"Bukan hanya saya, teman-teman juga difasilitasi minat dan bakatnya di sini. Saya masih ingat betul kak Syadza yang baru masuk SPIDI di kelas X, tapi dengan cepat diendus bakatnya oleh sekolah, dilatih di studio, diikutkan lomba dan akhirnya bisa juara satu lomba nasyid tingkat nasional, " imbuh dia.Â
Kurikulum yang mendukung minat dan bakat, guru yang profesional, banyaknya kegiatan ekstrakurikuler, female class, Life skill class, hingga tersedianya infrastruktur dan fasilitas memadai dalam mendukung minat bakat membuatnya merasa bersyukur dapat mondok di SPIDI.Â