Mohon tunggu...
Mudzakkir Abidin
Mudzakkir Abidin Mohon Tunggu... Guru - Seorang guru yang suka menulis

Menulis adalah sumber kebahagiaan. Ia setara dengan seratus cangkir kopi dalam menaikkan dopamine otak. Jika kopi berbahaya jika berlebihan dikonsumsi, namun tidak dengan tulisan, semakin banyak semakin baik buat otak.

Selanjutnya

Tutup

Film

Miracle In Cell No. 7: Menangis Bersama dalam Teater

11 Oktober 2022   21:31 Diperbarui: 12 Oktober 2022   04:56 543
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

*Warning: Tulisan ini sedikit berisi spoiler.

Minggu lalu, tepatnya Sabtu tanggal dua bulan ini,  Sekolah Putri Darul Istiqamah (Spidi), tempat saya mengajar memberikan hadiah bagi peserta didik terbaik language camp. Hadiahnya adalah jalan-jalan dan nonton film di bioskop.

Dipilihlah jalan dan nonton film di Nipah Mall, sebuah pusat perbelanjaan baru di bilangan kota Makassar. Saya bersama beberapa guru bahasa mendampingi 30 siswi.

Yang akan kami tonton adalah film Indonesia yang diadaptasi dari sebuah film Korea dengan judul yang sama : Miracle In Cell No. 7.

Meski belum pernah menonton film versi Koreanya, namun saya pernah mendengar kalau ceritanya sangat bagus. Bahkan katanya menjadi salah satu film drama Korea yang paling menguras air mata.

Ekpektasi saya pada film garapan Hanung Bramantyo ini tidak begitu besar. Karena -jujur-, saya tidak begitu tertarik dengan film nasional. Saya hampir tidak punya minat membayar tiket untuk sebuah film Indonesia. Tapi karena ini dibayarkan, saya pun ikut saja. Meski sebelumnya, beberapa film Indonesia tetap pernah saya tonton di bioskop, karena diajak teman.

Karena jadwal tayangnya pukul 12 siang, bertepatan dengan jadwal shalat dhuhur. Saya memilih shalat dhuhur dulu di masjid mall yang cukup besar. Saya telat menonton sekitar 20 menit. Untungnya yang diputar di sepuluh menit awal adalah iklan, jadi saya hanya luput 10 menit adegan awal film. Bagi saya tidak masalah, karena film ini bukanlah film yang menuntut detail runut dengan plot twist yang rumit.

Saat duduk itu pun, saya masih belum menyaksikan film dengan baik saat layar menayangkan frame kehangatan dan keeratan hubungan Dodo Rozak (Vino G Bastian) pemeran utama yang mengidap penyakit keterbelakangan mental dengan anaknya, Tika (Graciella Abigail).

Hingga akhirnya adegan si Dodo Rozak dijebloskan dalam penjara dengan tuduhan pembunuhan dan pemerkosaan terhadap anak kecil. Ia bertemu dengan lima tahanan yang satu sel dengannya. Ada Bang Japra (Indro Warkop) ketua geng Napi sel nomor tujuh, Jaki (Tora Sudiro), Bewok (Rigen), Atmo/Gepeng (Indra Jegel), dan Bule (Brian Domani). Melihat aktor-aktor tersebut, bisa ditebak alurnya akan penuh tawa.

Adegan kocak pun dimulai. Bioskop mulai ramai suara tawa penonton. Saya pun mulai serius mengikuti setiap adegan. Saya ikut tertawa. Semuanya nyaris sempurna memainkan peran dalam mengocok perut penonton.

Adegan selanjutnya di mana Tika diselundupkan masuk ke penjara oleh Bang Japra, karena merasa berutang nyawa pada Dodo Rozak yang berharap bertemu anaknya. Kedua anak bapak yang saling menyayangi dengan kuat itu bisa bertemu dan bermain bersama dalam penjara. Tika dan Dodo betul-betul polos. Tak peduli mereka dalam penjara selama mereka berdua bersama. Kelima teman Dodo pun juga ikut bahagia dengan kehadiran Tika.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun