Mohon tunggu...
Akhmad Rudi Masrukhin
Akhmad Rudi Masrukhin Mohon Tunggu... Dosen - Dosen Bimbingan dan Konseling - Universitas Al-Falah As-Sunniyah Kencong Jember

Menyukai buku, menulis, dan jalan-jalan keluarga. Penulis buku "Strategi Mengatasi Kesulitan Belajar Siswa; Panduan Praktis Bagi Guru dan Orang tua" (Klik Media, 2022)

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Profetik-Humanistik, Sebuah Teori Motivasi Integratif

22 November 2024   22:45 Diperbarui: 22 November 2024   22:56 57
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Teori ini mengambil inspirasi dari ajaran para nabi yang menekankan keseimbangan antara kebutuhan fisik, mental, dan spiritual, yang semuanya terintegrasi dalam kerangka motivasi yang utuh dan seimbang.

Kebutuhan spiritual, dalam pendekatan ini, dilihat sebagai bagian dari hierarki kebutuhan yang lebih tinggi, yang melampaui aktualisasi diri menuju aktualisasi transendental, atau hubungan dengan yang Maha Tinggi. Konsep ini selaras dengan pemikiran insan kamil dalam tradisi Islam, yang menempatkan kesempurnaan manusia dalam hubungan yang selaras dengan Tuhan, dirinya sendiri, dan komunitasnya (Nasr, 1992).

Kritik terhadap teori motivasi Barat dalam konteks spiritual menunjukkan bahwa pendekatan-pendekatan tersebut sering kali tidak memadai dalam memahami kebutuhan spiritual manusia. 

Tokoh-tokoh seperti Seyyed Hossein Nasr, Muhammad Iqbal, dan Al-Ghazali memberikan kritik terhadap pandangan Barat yang mengabaikan dimensi spiritualitas. Pendekatan Profetik-Humanistik menawarkan solusi integratif yang memandang manusia secara holistik, mencakup aspek biologis, psikologis, sosial, dan spiritual. 

Dengan mengintegrasikan nilai-nilai spiritual dan humanistik, teori ini memberikan alternatif yang lebih komprehensif untuk memahami motivasi dan perkembangan manusia dalam konteks kehidupan yang lebih luas dan bermakna. Wallahu A'lam bi Al Shawaab

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun