Pada situasi-situasi itulah kecerdasan dapat terlihat nyata, anak-anak jenaka mampu belajar bagaimana menggunakan humor untuk keuntungan mereka dalam situasi tertentu.
Kita sering hanya fokus pada aspek kecerdasan yang disepakati umum untuk melihat potensi anak-anak di sekitar kita.Â
Anak-anak jenaka sering dianggap sebelah mata, padahal penelitian telah membuktikan bahwa kejenakaan juga merupakan dimensi lain untuk mengukur kecerdasan.Â
Anak-anak yang jenaka pada titik ini dapat kita simpulkan memiliki kemampuan untuk mengambil informasi dan memahaminya, memprosesnya, kemudian menyajikannya dalam bentuk materi jenaka.Â
Penyajian tersebut juga merupakan tanda bahwa mereka mampu membuka dan menciptakan hubungan dengan orang lain.Â
Itulah mengapa kita harus mulai memberikan perhatian pada anak-anak yang sering kita sebut lucu dan konyol, mereka mungkin juga memiliki keterampilan verbal dan penalaran yang kuat.
Bagi orangtua yang anaknya tidak jenaka, jangan juga khawatir. Karena humor hanya satu dari banyak dimensi yang bisa kita singkap menjadi potensi kecerdasan. Karena masih banyak jalan menuju Amerika, eh Roma.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H