Mohon tunggu...
Akhmad Mukhlis
Akhmad Mukhlis Mohon Tunggu... Dosen - Gandrung Sepak Bola, Belajar Psikologi

4ic meng-Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Mendidik Hasil atau Proses?

4 September 2018   08:58 Diperbarui: 4 September 2018   09:05 888
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar diadaptasi dari pngtree.com

Kepala sekolah menyatakan menjadi guru sekarang berat, bukan hanya soal PR administratifnya, namun secara keseluruhan pola keluarga dalam menilai sekolah juga berubah.

Jika dulu keluarga mempercayakan anak-anak ke sekolah,tanpa rewel. Sekarang mereka percaya tidak percaya. Maksudnya---lanjut kepala sekolah tersebut- orangtua sekarang itu rewel luar biasa untuk urusan anaknya, namun tidak kooperatif dengan program sekolah.

***

Sebagai orang yang terlibat langsung dalam pendidikan, sempat terbesit harapan nyata ketika 'revolusi mental' digaungkan.

Namun, saya belum melihat gerakan nawacita merasuki dunia pendidikan secara nyata. Pendidikan formal kita masih sama, dengan ruang yang sama dan kualitas guru yang sama pula.

Pergantian kurikulum --yang sering dilakukan-terbukti bukanlah obat mujarab. Selalu saja berhenti pada level administratif, korbannya lagi-lagi sama, guru dan pelajar serta tentu orangtua dan masyarakat.

Saya terus berharap, berusaha dan terus menjalankan hal-hal kecil demi perubahan. Salah satunya dengan merubah paradigma hasil menuju paradigma proses.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun