"Aku bisa membayangkan, bagaimana Bapak dan Ibu, sangat merasa kesepian ketika kita satu per satu meninggalkannya," kata Anisah.
"Tentu saja Bapak dan Ibu kesepian. Di rumah yang sebesar itu, hanya tinggal mereka berdua. Mereka hanya bisa mengenang saat-saat bersama dengan kita dulu. Kebersamaan yang manis antara anak-anak dan kedua orangtua," tukas Sardi.
"Kita juga nanti akan mengalaminya. Anak-anak kita tumbuh besar dan dewasa. Menikah dan berkeluarga. Lantas, mereka juga akan meninggalkan kita," sambung Pritem.
Anisah, Sardi dan Pritem sama-sama tersenyum. Getir. Terbayang di pelupuk mata mereka, rasa kesepian yang menggigit itu.
Senja semakin menua. Pritem mengajak kedua adiknya untuk segera meninggalkan kawasan perkuburan itu. Acara ziarah ke makam kedua orangtua mereka, telah selesai. Yang  tertinggal dan senantiasa menggeliat dalam ingatan, hanyalah kenangan! ***
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H