Mohon tunggu...
Akhmadi Swadesa
Akhmadi Swadesa Mohon Tunggu... Seniman - Pengarang

Menulis saja. 24.05.24

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Ziarah Senja

20 Agustus 2024   06:46 Diperbarui: 20 Agustus 2024   13:31 277
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Aku bisa membayangkan, bagaimana Bapak dan Ibu, sangat merasa kesepian ketika kita satu per satu meninggalkannya," kata Anisah.

"Tentu saja Bapak dan Ibu kesepian. Di rumah yang sebesar itu, hanya tinggal mereka berdua. Mereka hanya bisa mengenang saat-saat bersama dengan kita dulu. Kebersamaan yang manis antara anak-anak dan kedua orangtua," tukas Sardi.

"Kita juga nanti akan mengalaminya. Anak-anak kita tumbuh besar dan dewasa. Menikah dan berkeluarga. Lantas, mereka juga akan meninggalkan kita," sambung Pritem.

Anisah, Sardi dan Pritem sama-sama tersenyum. Getir. Terbayang di pelupuk mata mereka, rasa kesepian yang menggigit itu.

Senja semakin menua. Pritem mengajak kedua adiknya untuk segera meninggalkan kawasan perkuburan itu. Acara ziarah ke makam kedua orangtua mereka, telah selesai. Yang  tertinggal dan senantiasa menggeliat dalam ingatan, hanyalah kenangan! ***

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun