Mohon tunggu...
Akhmad Fawzi
Akhmad Fawzi Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Mahasiswa Pascasarjana Filsafat Islam

Membaca, Menulis, Merenung, dan Melamun

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Pendidikan Membentuk Murid Pembelajar dan Berkesadaran

11 Juli 2024   22:35 Diperbarui: 11 Juli 2024   22:35 58
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Selain harus mengaitkan interdisipliner keilmuan dan membuat suasana belajar menjadi bahagia, guru juga semestinya memberikan perkembangan pengetahuan terbaru, semisal pelajaran fikih yang di ajarkan di madrasah menurut penulis terlalu klasik dan tradisional. Guru bisa memberikan pandangan fukaha Islam maupun pemikir Islam yang kekinian dan terbaru mengenai permasalahan yang baru juga. Agar murid mengerti bagaimana perkembangan disiplin keilmuan Islam terus dinamis dan tidak pasif. Maka, disini murid benar-benar menyelami lautan keilmuan mulai dari bagaimana sebuah disiplin ilmu di integrasikan dengan disiplin ilmu lain dan mengetahui setiap perkembangan disiplin suatu ilmu hingga saat ini. 

Dan selain memberi pengetahuan yang luas kepada murid, sebaiknya suatu materi yang diajarkan mesti di buat praktik agar murid lebih memahami materi yang sudah di biarkan. Penulis membuat praktik peradilan Islam yang mereka (murid-murid) sendiri belum pernah merasakan dan mengalami praktik peradilan, betapa gembiranya saat salah seorang mereka berstatus pasangan suami-istri yang ingin bercerai, hahaha. Dan murid-murid yang menjadi hakim juga gembira karena bisa merasakan memutuskan sebuah perkara dengan ketuk palu tiga kali.

Guru pun harus terbuka terhadap pandangan murid-muridnya, diantaranya dengan melakukan interaksi intens, melontarkan pertanyaan terbuka kepada murid, memantik rasa penasaran dan keingintahuan murid dengan pertanyaan maupun jawaban yang merangsang mereka untuk berpikir. Mengajak mereka berdiskusi mengenai masalah sosial yang terjadi di Indonesia. Untuk mempertajam nalarnya, penulis senantiasa memberikan tugas proyek menganalisis kasus sosial terbaru yang terjadi di Indonesia kemudian dianalisis dalam berbagai perspektif, baik perspektif religion science, natural science dan social science.

 Semua itu dilakukan untuk mempertajam nalar mereka dan melatih daya kritis terhadap segala peristiwa. Tak hanya itu, penulis seringkali mengajak murid-murid mempertanyakan pandangan para fukaha yang di nilai sudah tidak relevan, seperti pandangan hakim tidak boleh perempuan tapi harus laki-laki, dan murid-murid dengan berani mengeluarkan pendapatnya untuk menanggapi pandangan fukaha klasik tersebut dengan mengaitkan isu kesetaraan gender. Luar biasa bukan?

Namun, disisi lain perlu juga disisipkan nasihat moral maupun spiritual kepada anak didik agar pikiran dan hati mereka terbuka dalam melihat kehidupan ini, justru itulah pelajaran yang paling utama. Dengan adanya hal tersebut, setiap anak didik diharapkan mampu menyelesaikan permasalahan moral maupun spiritual sehingga menciptakan individu yang pembelajar dan berkesadaran yang cirinya selain keterbukaan juga bertanggung jawab. 

Karena bagaimanapun, mereka ingin mendengar dan butuh nasihat hikmah untuk diri mereka sendiri sebagai bekal guna menghadapi lingkungannya baik dalam sekolah maupun di luar sekolah dan agar ia menjadi murid yang tidak hanya memiliki pengetahuan, tetapi juga mempunyai keutamaan moral dan spiritual. Manusia yang hanya mempunyai pengetahuan saja tanpa memiliki keutamaan moral dan spiritual di ibaratkan oleh Sana'i (Penyair Persia) sebagai pencuri (Nasr, 1994: 125), ia menulis: Andai pencuri datang dengan sebuah lampu, pasti dia akan berhasil mencuri barang-barang yang lebih berharga. Jadi, tak hanya pengetahuan yang di berikan kepada murid, tapi juga harus di berikan keutamaan moral dan spiritual untuk membentuk pribadinya agar tidak menjadi 'pencuri' sebagaimana yang ibaratkan Sana'i.

Referensi:

Aris. Filsafat Pendidikan Islam. Yayasan Wiyata Bestari Samasta: Cirebon. 2023.\

Clark, Walter Houston. The Psychology of Religion. Canada: The Macmillah. 1969.

Nasr, Seyyed Hossein. Islam Tradisi di Tengah Kancah Dunia Modern. Pustaka: Bandung. 1994.

Nasution, Harun. Islam Rasional. Mizan: Bandung. 1995.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun