Mohon tunggu...
Faisol
Faisol Mohon Tunggu... Wiraswasta - Lahir di Jember - Jawa Timur, Anak ke 2 dari enam bersaudara.

Instagram : akhmadf_21 Twitter : @akhmadf21

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Motivasi Anak untuk Giat Belajar, Bagaimana Caranya?

26 September 2022   06:56 Diperbarui: 26 September 2022   06:57 549
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Menggali kemampuan dan pengetahuan anak, salah satunya adalah belajar, tetapi dalam konstek tersebut anak kerap enggan untuk belajar karena lebih memilih mempergunakan waktunya untuk bermain, karena bermain adalah dunia mereka"

Anak adalah amanah yang menjadi tanggung jawab orang tua secara keseluruhan, mulai dari kebutuhan akan sandang dan papan, juga tentang pendidikannya.

Menjadi harapan orang tua anak bisa tumbuh dengan sehat dan sempurna, serta melalui tahapan atau jenjang pendidikan sesuai dengan usia normalnya, syukur-syukur anak bisa melampaui waktu dalam proses belajar.

Tantangan bagi orang tua menghadapi anak-anaknya dengan karakteristik uniknya, karena masing-masing anak sebagai individu jelas berbeda dengan individu lainnya, dan sudah menjadi rahasia umum, bahwa orang tua tidak boleh menggeneralisasi karakteristik Anak itu sendiri.

Lantas bagaimana orang tua mendorong dan memotivasi anaknya supaya rajin dan giat belajar ? Yuk kita simak beberapa tips yang bisa diterapkan untuk memotivasi anak-anak supaya giat belajar.

1. Ajari anak disipilin akan waktu belajar 

Tidaklah mudah mengajari anak disiplin akan waktu, karena itu butuh contoh orang tua untuk mendisiplinkan diri, karena anak memiliki kecenderungan mencontoh dan meniru apa yang diperbuat orang tuanya.

Kapan waktu yang tepat bagi anak untuk belajar ? Soal ketepatan waktu belajar ini, sesungguhnya sangat bergantung pada mood anak, namun sudah menjadi kebiasaan waktu yang dibuat belajar itu adalah pada malam hari, karena orang tua bisa mendampingi anak untuk belajar.

Mendampingi anak belajar adalah bagian dari perhatian, cinta dan kasih sayang orang tua terhadap anak-anaknya, dengan diperhatikan, dibimbing, otomatis anak akan lebih dekat dengan orang tuanya, sehingga orang tua memahami betul karakteristik anaknya.

Jika orang tua tidak keberatan, waktu yang tepat untuk belajar sebenarnya sesudah shubuh, karena pada waktu itu baru terbangun dari tidur dan pikiran masih fresh, sehingga belajar untuk menambah pengetahuan akan jauh lebih mudah.

2. Buatkan anak ruang belajar di kamarnya sendiri 

Ini juga menjadi pekerjaan rumah (PR) mendesain atau membuatkan anak kamar tidur yang cukup nyaman dan dilengkapi dengan tempat belajarnya, sehingga anak akan lebih termotivasi untuk lebih giat belajar.

Memotivasi anak untuk giat belajar tidak hanya dipahami secara fisik, namun juga harus dipahami secara psikologis, sebab anak jika ditekan atau dipaksa untuk belajar, hanya akan membuat mood anak berubah dan uring-uringan.

Sebagai orang tua, harus memilki cara mempengaruhi anak-anaknya untuk bisa giat belajar, sehingga sang buah hati menjadi anak yang berprestasi.

Kamar yang didalamnya dilengkapi dengan furnitur atau meja belajar, serta di desain seindah mungkin sesuai selera anak, maka anak tidak perlu dipaksa untuk belajar, dan orang tua harus memahami minat dan kesukaan anak, sehingga belajar tidak lagi hanya untuk menghadapi ujian saja, namun menjadi kebutuhan untuk menambah rasa ingin tahu yang besar didalam diri anak itu sendiri.

3. Orang tua siap dampingi anak tanpa harus menekan

Mengerti dan memahami anak sangatlah penting adanya, sebab dengan memahami anak orang tua akan lebih mudah membimbing dan mengarahkan anak-anaknya untuk meningkatkan kemampuannya dengan proses belajar.

Anak disamping memiliki kecenderungan merekam dan meniru apa yang dilihat, dipandang dan dirasakan, orang tua memiliki tanggung jawab untuk terus meningkatkan kemampuan anak itu sendiri.

Memotivasi anak untuk giat belajar pun juga disesuaikan dengan usia dan kapasitas anak itu sendiri, sebab diusia yang masih dikelas Pendidika Anak Usia Dini (PAUD) mengajari anak sambil bermain dengan permainan yang edukatif.

Ada waktu tertentu yang memang mengharuskan orang tua harus bersikap otokratif, jika anak sudah melewati batas aturan yang sudah menjadi kebiasaan setiap hari.

4. Merdeka belajar bagi anak adalah ruang ekspresif untuk meningkatkan kemampuannya

Setiap anak memilik ekspresi untuk menunjukkan kemampuannya, ruang kemerdekaan berekspresi itulah yang harus diberikan oleh orang tua secara luas.

Memberikan motivasi pada anak untuk giat belajar dengan prinsip yang memanusiakan, dan kemerdekaan tersebut dengan tetap dikawal dan didampingi, supaya anak tetap bisa fokus dan terarah untuk belajar.

Sehingga pentingnya bagi orang tua untuk memahami psikologi anak, karena durasi waktu yang dibutuhkan anak itu sendiri bermacam-macam.

Ada anak yang memang Kuat belajar sampai berjam-jam lamanya, ada pula anak belajar yangnkurang dari satu jam, fokusnya sudah menghilang, karena ada hal yang dipikirkan oleh si anak itu sendiri.

Prinsip kemerdekaan belajar bagi anak, merupakan ruang ekspresif bagi anak untuk meningkatkan kemampuannya dengan proses belajar yang harus ditekuni.

5. Orang tua mampu memberikan stimulasi pada anak 

Hakekatnya anak tidaklah cukup belajar dibangku sekolah saja. Mereka juga harus belajar dirumahnya masing-masing, sehingga para orang tua memiliki kewajiban untuk membimbing dan mengarahkan anak untuk belajar sesuai dengan minat dan bakatnya.

Disinilah kemudian menjadi tantangan bagi orang tua, bagaimana orang tua mampu merangsang anak untuk belajar ? 

Stimulasi atau rangsangan terhadap anak supaya termotivasi untuk belajar, tentunya para orang tua memiliki cara yang berbeda satu sama lain.

Hanya saja proses eksperimen atau uji coba perlu dilakukan oleh orang tua, bagaimana merangsang anak untuk belajar dengan prinsip tanpa paksaan, tekanan, dan sesuai dengan apa yang menjadi minat dan bakat mereka, sehingga anak akan terus termotivasi untuk meningkatkan belajarnya baik disekolah maupun dirumah.

Barangkali bebeap tips diatas bisa bermanfaat bagi kita semua untuk terus mendorong dan memotivasi anak-anak sebagai generasi penerus untuk menjadi manusia yang berilmu dan berakhlak untuk kemajuan bangsa dan negara dimasa yang akan datang.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun