2. Buatkan anak ruang belajar di kamarnya sendiriÂ
Ini juga menjadi pekerjaan rumah (PR) mendesain atau membuatkan anak kamar tidur yang cukup nyaman dan dilengkapi dengan tempat belajarnya, sehingga anak akan lebih termotivasi untuk lebih giat belajar.
Memotivasi anak untuk giat belajar tidak hanya dipahami secara fisik, namun juga harus dipahami secara psikologis, sebab anak jika ditekan atau dipaksa untuk belajar, hanya akan membuat mood anak berubah dan uring-uringan.
Sebagai orang tua, harus memilki cara mempengaruhi anak-anaknya untuk bisa giat belajar, sehingga sang buah hati menjadi anak yang berprestasi.
Kamar yang didalamnya dilengkapi dengan furnitur atau meja belajar, serta di desain seindah mungkin sesuai selera anak, maka anak tidak perlu dipaksa untuk belajar, dan orang tua harus memahami minat dan kesukaan anak, sehingga belajar tidak lagi hanya untuk menghadapi ujian saja, namun menjadi kebutuhan untuk menambah rasa ingin tahu yang besar didalam diri anak itu sendiri.
3. Orang tua siap dampingi anak tanpa harus menekan
Mengerti dan memahami anak sangatlah penting adanya, sebab dengan memahami anak orang tua akan lebih mudah membimbing dan mengarahkan anak-anaknya untuk meningkatkan kemampuannya dengan proses belajar.
Anak disamping memiliki kecenderungan merekam dan meniru apa yang dilihat, dipandang dan dirasakan, orang tua memiliki tanggung jawab untuk terus meningkatkan kemampuan anak itu sendiri.
Memotivasi anak untuk giat belajar pun juga disesuaikan dengan usia dan kapasitas anak itu sendiri, sebab diusia yang masih dikelas Pendidika Anak Usia Dini (PAUD) mengajari anak sambil bermain dengan permainan yang edukatif.
Ada waktu tertentu yang memang mengharuskan orang tua harus bersikap otokratif, jika anak sudah melewati batas aturan yang sudah menjadi kebiasaan setiap hari.
4. Merdeka belajar bagi anak adalah ruang ekspresif untuk meningkatkan kemampuannya