"Tak ada jabatan yang perlu dipertahankan mati-matian" Gus Dur
Ulamaa besar dari Jawa Timur,.nama pengkapnya K.H. Abdurrahman Wahid, yang akrab di panggil Gus Dur, pernah menjadi orang nomer Wahid di negeri tercinta ini.
Gus Dur naik tahta menjadi seorang presiden pada tahun 1999, dengan memenangkan kontestasi pilihan presiden bersama Megawati Soekarno Putri.
Orang-orang dilingkaran Gus Dur sudah berupaya dengan keras membela Gus Dur mati-matian untuk mempertahankan kekuasaan, namun apa jawaban beliau, tidak ada jabatan yang perlu dipertahankan mati-matian, yang sejatinya Gus Dur menghindari perpecahan ummat.
Lengsernya Gus Dur di tengah jalan pada waktu itu bukan karena kasus korupsi yang dituduhkan dan fitnahan para politisi, bahkan peneliti Virdika telah menuliskan hasil penelitian menjadi sebuah buku yang berjudul "menjerat Gus Dur".
Dikutip dari laman gusdurian.net, fitnah dan politik yang menyebabkan beliau jatuh, 21 tahun yang lalu, bukan lantaran korupsi.
Buku itu, menurutnya, sengaja dibuat untuk menunjukkan fakta sejarah di balik pelengseran Gus Dur yang dilakukan sejumlah politisi waktu itu.Â
Menurut Virdika, sejarah Indonesia harus membuktikan narasi tuduhan Gus Dur jatuh karena korupsi yang dianggapnya salah kaprah.
"Hari ini 21 tahun Presiden Gus Dur dilengserkan karena sebuah fitnah keji yang tidak terbukti. Beliau jatuh karena politisi, bukan korupsi. Sejarah kita harus menuliskan hal itu dengan benar," kata Virdika saat dihubungi KOMPAS.TV, Sabtu (23/7/2022).
Peran Gus Dur sebagai kepala Negara