Mohon tunggu...
Faisol
Faisol Mohon Tunggu... Wiraswasta - Lahir di Jember - Jawa Timur, Anak ke 2 dari enam bersaudara.

Instagram : akhmadf_21 Twitter : @akhmadf21

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Berbagi Kebahagiaan Tidak akan Pernah Mengurangi Nikmat yang Diberikan oleh Tuhan pada Kita

23 Juli 2022   17:20 Diperbarui: 23 Juli 2022   21:34 271
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Berbagi kebahagiaan adalah cara mengabadikan kebahagiaan itu sendiri, Sumber : mandiriamalinsani.or.id

"Tuhan memberikan nikmat yang sangat luas pada setiap hambanya, cuman problemnya banyak hamba yang kurang bersyukur atas nikmat yang diberikan, sehingga terus menerus merasa kurang, yang pada akhirnya memaksa diri pada sifat ketamakan dan keserakahan"

Mengapa budaya korupsi, kolusi, dan Nepotisme masih mengakar di negeri kita? Maka jawabannya cukup sederhana, yakni kurangnya hati dan pikiran atas nikmat yang diberikan, sehingga terus menerus merasa kekurangan, yang kemudian memaksa diri menjadi manusia yang tamak nan serakah.

Kita semua diutus kemuka bumi ini memang sebagai seorang pemimpin diamanahkan untuk mengelola hidup dan kehidupan ini. Jika kita tidak mampu menjadi seorang pemimpin dalam lingkup yan lebih luas, setidaknya kita bisa menjadi pemimpin bagi diri kita sendiri, dan pastinya untuk keluarga kita sendiri.

Karena tidak bisa kita pungkiri, bahwasanya kita hidup didunia yang sebentar ini, setidaknya bisa bermanfaat baik bagi diri sendiri, keluarga, maupun untuk masyarakat luas.

Menjadi catatan dan pelajaran  kita semua, bahwasanya nikmat yang diberikan oleh Tuhan, terkadang kita masih sering mengeluh dan kurang untuk bersyukur.

Sebagai contoh yang menjadi pelajaran bagi kita semua, mengenai kasus investasi bodong Binomo, melalui konsep binari option, yang menampilkan gagah-gagahan, bahkan menampilkan hal yang kurang pantas dengan menyombongkan diri, yang tersebar di paltform media sosial, pada akhirnya apa yang terjadi ? Jeruji tahanan yang dingin menjadi tempat mereka, dalam hal ini, mohon maaf tidak perlu sebut merk, sebab mereka sudah menerima akibatnya.

Siapa yang tidak menginginkan diri menjadi orang kaya ? Tentu seluruh manusia yang masih doyan makan, sangat menginginkan harta benda dan kekayaan, namun bagaimana caranya untuk bisa kaya ? Disinilah problemnya, apakah kekayaan yang hendak dicapai melalui jalur yang baik, setengah baik, atau jalur yang buruk?

Semua jalur pasti ada konsekuensinya masing-masing yang akan berdampak pada diri kita sendiri.

Sementara orang kaya yang benar-benar seorang milyarder yang harta bendanya sudah menumpuk, bahkan untuk di makan tujuh turunan, justru tidak pernah pamer, bahkan selalu merendahkan hati, dan salutnya lagi sang milyarder tersebut selalu berbuat kebaikan, selalu menolong pada masyarakat yang lemah, dan melakukan kebaikan dengan berbuat nyata.

Dalam konstek ini juga tidak perlu sebutkan merk, siapa milyarder tersebut, namun setidaknya pembaca yang Budiman sudah paham siapa milyarder rendah hati yang selalu berbuat kebaikan dengan membangun rumah-rumah ibadah, menjaga toleransi, berbagi makanan dan harta benda, serta berbagi sepanjang waktu hidupnya.

Tetapi dengan berbagi dan kerendahan hati, mereka sangat bahagia, dan nikmat yang diberikan oleh Tuhan pun sedikitpun tak pernah berkurang, justru semakin ditambah dari arah yang tidak disangka-sangka.

Paling baiknya manusia adalah insan yang bermanfaat bagi manusia lainnya

Sudahkah kita bermanfaat bagi orang lain ? Tentu pertanyaan tersebut memiliki banyak perspektif yang masing-masing orang memiliki pendapatnya sendiri, tak terkecuali penulis yang juga memiliki pandangan sendiri.

Kebahagiaan yang sesungguhnya dalam setiap diri manusia, ketika kita bisa berbuat kebaikan secara nyata dengan kerendahan hati dan ketulusan di dalam diri.

Karena ketulusan dan kerendahan hati, dengan konsep berbagi dalam bentuk apapun, pastinya bahagia yang akan kita rasakan.

Nikmat bahagia inilah pada hakekatnya yang dikejar dengan banyak orang, termasuk oleh para pemimpin yang bisa amanah dan mensejahterakan dengan konsep dan sistem berbagi untuk kesejahteraan rakyatnya, adalah puncak kebahagiaan itu sendiri.

Melakukan kebaikan dan kebajikan tanpa harus meminta imbalan 

Menjadi baik itu teramat mudah, tapi melakukan dan berbuat kebaikan pasti banyak halangan, rintangan bahkan kerap menjadi bulyian.

Berbuat kebaikan untuk menciptakan perubahan yang lebih baik, butuh waktu, proses dan ketekunan dalam diri, karena tidak bisa dipungkiri ada banyak godaan yang menjadi kerikil tajam untuk menghentikan langkah berbuat baik.

Melakukan kebaikan dan kebajikan tanpa ada embel-embel dan adanya tujuan tertentu, pastinya akan berakibat pada orang yang melakukannya, karena apapun yang kita lakukan di dunia ini, tidak akan pernah lepas dari niat yang ada dalam diri kita sendiri.

Ditengah arus perubahan dan canggihnya tekhnologi terkini, sudah sangat banyak  orang yang melakukan kebaikan dengan cara direkam  menjadi video, yang kemudian di unggah di platform media sosial, yang kemudian berharap video tersebut viral dan menghasilkan banyak cuan.

Apakah hal tersebut salah, tentu saja tidak, dan sah-sah saja dilakukan senyampang berada di jalur yang benar, namun hal itu kembali pada hati dan niat dari orang yang sedang melakukan kebaikan.

Keikhlasan, ketulusan, dan tujuan berbuat kebaikan hanya mencari ridho dan kebahagian hati, memang tidaklah mudah, sebagai manusia biasa, masih ada saja kotoran dalam hati yang hinggap yang terkadang tanpa kita sadari.

Niat hati sudah tulus, ikhlas melakukan kebaikan, namun semakin kita tulus nan ikhlas, semakin besar pula rintangan dan godaan dalam hati kita.

Disinilah pentingnya bahwa melatih diri, melatih hati yang ikhlas serta berbuat kebaikan dan kebajikqn tanpa mengharap imbalan apapun, tentu tidak bisa dilakukan sekaligus, ada tahapan yang harus ditempuh, karena ikhlas adalah perbuatan hati yang tidak diketahui oleh siapapun kecuali Tuhan yang maha kuasa.

Tetapi walau bagaimanapun tetaplah menjadi baik dan selalu berbuat kebaikan dan kebajikan untuk perubahan yang lebih baik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun