"Crisis Sri Langka yang mengalami kebangkrutan dan di prediksikan tidak mampu membayar hutang plus bunganya tersebut, membuat stablitas di berbagai sektor mengalami stagnasi, sehingga masyarakat Sri Langka Selama beberapa pekan terus melakuka demonstrasi meminta mundur ex presiden Sri Langka Gotabaya Rajapaksa"
Ditengah ketidak stabilan diberbagai sektor di Sri Lanka, menjadikan eks presiden Gotabaya Rajapaksa sempat melarikan diri menghindari massa yang terus berdemonstrasi dan memaksa Gotabaya untuk mundur dari kursi jabatannya.
Selang beberapa hari pasca kaburnya Gotabaya, sejumlah media mengumumkan kemunduran Gotabaya Raja Paksa Pada Jumat (15/07/22).
Sri Lanka tidak hanya crisis ekonomi, sebab pasokan bahan makanan, obat-obatan, minyak dan kebutuhan lainnya, menyebabkan trust masyarakat Sri Lanka memudar terhadap eks Presiden Gotabaya Rajapaksa.
Akibat terjadinya Crisis tersebut karena ada banyak faktor, salah satunya terjadinya korupsi, kolusi dan nepotisme, menyebabkan negara tersebut mengalami kebangkrutan bahkan terjadi crisis.
Tidak hanya crisis pada aspek ekonomi saja, namun juga pada aspek kemanusiaan, sehingga stabilitas politik di negara tersebut mengalami carut marut.
Pasca mundurnya Gotabaya Rajapaksa, Negara Sri Lanka mengadakan rapat dan pemilihan yang dilaksanakan pada Rabu (20/07), dengan munculnya tiga kandidat dalam proses pemilihan tersebut.
Di kutip dari laman tempo.co, Ranil Wickremesinghe mampu mengumpulkan 134 suara dalam proses pemilihan untuk menggantikan posisi Gotabaya Rajapaksa.
Sejumlah media menyebutkan lawan utama Ranil Wickremesinghe adalah Dullas Alahapperuma yang mendapatkan dukungan 82 suara parlemen.
Sementara dari sayap kiri Anura Dissanayake hanya mendapatkan dukungan sebanyak tiga suara.