Memasuki tahun ajaran baru tahun 2022/2023 ini, para orang tua sudah mulai mempersiapkan putra-putrinya untuk memasuki sekolah yang baru, terutama anak-anak yang hendak masuk pasar jenjang SD, SMP, maupun SMA, begitu pula dengan anak yang masih berumur 3 tahun juga sudah dipersiapkan untuk memasuki pendidikan anak usia dini (PAUD)"Â
Jika sebelumnya sistem pembejaran yang diterpakan di masing-masing instansi sekolah atau lembaga pendidikan dengan menerapkan kurikulum 13 atau populis di sebut dengan K-13 itu, hari ini mendikbudristek Nadiem Anwar Makarim hendak memberlakukan kurikulum yang baru, yakni kurikulum merdeka.
Kurikulum merdeka ini sebagai pengejawantahan terhadap K-13 yang banyak kalangan dan praktisi pendidikan di anggap ribet, namun dikala negeri kita terserang wabah Covid 19, K-13 ini kemudian lebih disederhanakan yang dinamai K-13 darurat.
Masing-masing instansi pendidikan saat ini sudah diberi keleluasaan untuk memilih kurikulum yang hendak di implementasikan pada masing-masing sekolah.
Baca Juga :Â Tanpa Internet Seperti mati suri
Apakah masih bertahan dengan kurikulum 13 yang sudah disederhanakan, atau beralih pada kurikulum merdeka yang sudah mulai proses diterapkan pada tahun ajaran baru 2022/2023.
Memasuki tahun ajaran baru ini, pastinya orang tua juga merasa was-was dan khawatir, terutama anak yang sedang dan hendak memasuki sekolah baru, lingkungan baru, guru baru, teman baru, bahkan kurikulumnya pun baru, menyesuaikan dengan kebutuhan anak didik dalam proses pembelajaran yang merdeka.
Bagi anak yang baru terdaftar di sekolah, Rasa dag dig dug para orang tua, karena sang buah hati akan memasuki lingkungan baru tersebut menjadi hal yang sangat wajar dan manusiawi.
Oleh karenanya para orang tua yang baru memasukkan putra-putrinya pada sekolah yang baru, hendaknya di antar sampai jejak sang anak saling mengenal dengan guru maupun teman-temannya, sehingga memasuki sekolah yang baru dengan perasaan tenang dan senang akan membuat anak itu akan betah disekolah dan senang mengikuti proses pembelajaran.
Sekolah baru, suasana baru
Memasuki tahun ajaran baru masing-masing instansi sudah melakukan proses penerimaan siswa dan siswi baru mulai dari tingkat PAUD, SD, SMP, SMA dan yang sederajat.
Disekolah yang baru dan suasana baru ini, juga ada hal yang baru, yakni sistem dan kurikulum baru sebagai kurikulum berkelanjutan dari kurikulum yang sebelumnya K-13.
Baca juga :Â Orang Tua: Pentingnya Manajemen dan Sistem Control Internet untuk Kebermanfaatan Pendidikan Anak Cucu Kita
Diharapkan dengan sistem dan kurikulum yang baru tersebut sebagai jawaban atas keresahan dan keluh kesah baik dari wali murid, guru maupun anak didik, sehingga terbitlah kurikulum merdeka yang diharapkan semakin menunjang kualitas proses belajar mengajar yang saling memerdekakan.
Dikutip dari laman Kemendikbudristek berkaitan dengan kurikulum merdeka ada tiga model implementasi kurikulum merdeka ini yang hendak diterapkan pada masing-masing instansi sekolah, tiga model tersebut adalah :Â
Pertama kategori mandiri belajar
Ada bagian prinsip dalam penerapan kurikulum merdeka, yakni dengan tetap menggunakan kurikulum 2013 yang di sederhanakan atau di sebut juga dengan kurikulum darurat.
Prinsip penggunaan kurikulum 2013 yang disederhanakan ini disebut pula dengan kurikulum darurat, dimana sejak awal tahun 2020 lalu, pandemi covid 19 menjadikan suatu perubahan yang signifikan dalam dunia pendidikan kita.
Kedua kategori mandiri berubah
Mulai ajaran baru tahun 2022/2023 ini, pemerintah hendak mengimplementasikan kurikulum merdeka dalam satuan pendidikan, sebagai sebuah jawaban atas keresahan dan persoalan yang terjadi di masing-masing instansi pendidikan.
Implementasi mandiri berubah dalam kurikulum merdeka ini akan segera di terapkan dalam satuan jenjang pendidikan, mulai dari PAUD, SD, SMP, dan SMA.
Ketiga Kategori Mandiri Berbagi
Dalam sistem penerapan kurikulum merdeka yang segera di implementasikan dalam dunia pendidikan kita, pastinya memberikan keleluasaan bagi tiap-tiap instansi pendidikan yang hendak menerapkannya.
Implementasi kurikulum merdeka ini, satuan pendidikan bisa melakukan pengembangan perangkat sendiri atau perangkat ajar yang hendak diterapkan dalam satuan pendidikan di seluruh jenjang, mulai tahun ajaran baru tahun 2022/2023.
Tentu tiga model diatas semuanya bertujuan membenahi kualitas pendidikan kita pasca pandemi covid 19 ini.
Baca Juga :Â Presidensi G20 Diharapkan Berdampak Secara Global dan Menjadi Mesin Pendorong Terhadap Pemulihan Ekonomi Nasional
Sekolah berbasis internet menjadi salah satu sumber dalam sistem pembelajaran
Memasuki era industri 4.0, hidup dan kehidupan manusia sudah tidak bisa dilepaskan akan kebutuhan internet, tidak hanya di instansi sekolah, namun hampir semua instansi hari ini sudah melakukan berbagai kegiatan berbasis internet.
Negara kesatuan republik Indonesia, juga sudah mengikuti trend zaman kekinian, dimana ilmu, saint dan tekhnologi sudah sangat akrab dengan kehidupan manusia, bahkan tak terpisahkan.
Di instansi sekolah pun demikian, dengan Internetnya Indonesia yang disalurkan melalui Indihome menjadi salah satu perangkat penunjang dalam meningkatkan mutu dan kualitas pendidikan kita.
Dengan memanfaatkan internet yang menjadi bagian dari sistem pembelajaran dan tentunya juga menjadi bagian kurikulum merdeka, sebagai salah satu upaya pemerintah untuk memberikan layanan dan dorongan untuk semakin meningkatkan kualitas pendidikan kita hari ini.
Tidak heran jika pemerintah melalui menteri keuangan Sri Mulyani ini menggelontorkan dana lebih dari 100 triliun alokasi untuk membuat jaringan dan sistem internet mencapai ke daerah pinggiran sebagai upaya pemerataan, keadilan dan meningkatkan kualitas pendidikan kita di era digitalisasi.
Kurikulum merdeka, sistem pembelajaran yang memanusiakan manusiaÂ
Tentu harapannya dengan semakin canggihnya saint dan tekhnologi ini, menjadi semangat yang signifikan bagi masing-masing instansi sekolah untuk memberikan layanan terbaik bagi generasi masa depan bangsa.
Karena pada dasarnya anak didik yang saat ini sedang berproses merupakan salah satu aset bangsa yang harus dididik, dirawat, dibimbing, bahkan dilayani dalam rangka menggali dan meningkatkan potensi anak didik tersebut yang berproses dimasing-masing intansi sekolah.
Proses diterapkannya kurikulum merdeka pada masing-masing instansi sekolah pada tahun ajaran baru 2022/2023, sebagai bentuk dan implementasi continuitas kurikulum sebelumnya.
Oleh karenanya untuk mencapai tujuan pembelajaran dengan kurikulum merdeka ini, interaksi antara guru dan anak didik, serta sumber belajar  sangat dibutuhkan konektivitas digital.
Disinilah peran Telkom, Indihome, sebagai penampung sinyal internet untuk mendukung sepenuhnya terhadap proses pembelajaran dalam sistem kurikulum merdeka.
Menjadi harapan yang besar bagi kita semua, bahwasanya kurikulum merdeka, tidak hanya sekedar kurikulum yang tertulis dikertas saja, namun yang lebih penting adalah implementasi dan pelaksanaan kurikulum tersebut benar-benar menjadi kurikulum yang memerdekakan baik untuk kepala sekolah, guru maupun siswa,Â
sehingga sekolah tidak lagi menjadi pabrik milik perusahaan yang bekerja sesuai dengan target, namun instansi sekolah dengan kurikulum merdeka ini bisa menjadi tempat yang memanusiakan manusia.
Oleh karenanya kurikulum merdeka, sekolah, sistem pembelajaran, guru, anak didik dan internet merupakan satu kesatuan yang tak terpisahkan dan saling mendukung satu sama lain untuk terus meningkatkan sistem dan kualitas pendidikan kita pada era digitalisasi ini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H