Di samping itu pula ada pedagang kaki lima, yang mencari nafkah dengan berjualan sambil lalu menunggu pembeli yang di batasi 20 menit untuk makan dan jajan di warung-warung kecil, tentu saja mereka menjerit karena pendapatan mereka semakin irit.
Komunitas Blame Game, mencari panggung layaknya super Hero, untuk menjatuhkan Citra Pemerintahan JokowiÂ
Ketika pemerintah saling bergandeng tangan, dan menganjurkan masyarakat untuk saling peduli terhadap kesehatan, justru komunitas Blame game, mencari kesempatan untuk membuat kegaduhan.
Umumnya Blame Game ini dilakukan oleh para oposisi, baik dilakukan oleh para pembesar partai politik, mahasiswa, maupun para simpatisan partai yang tidak puas terhadap kinerja pemerintahan.
Disinilah istilah Blame Game, yang terus membuat narasi untuk memojokkan pemerintah, atas ketidak puasan kinerjanya selama ini.
Ada banyak istilah yang sudah di Sematkan pada Jokowi sebagai kepala Negara Republik ini, mulai dari istilah The King Of Lips Service, Jokowi end Game, raja pencitraan dan lain sebagainya.
Istilah-istilah tersebut seolah-olah menggambarkan sosok Jokowi dan kabinetnya, di anggap tidak mampu menghadapi wabah, dan kecemasan masyarakat di tengah merosotnya perekonomian.
Apakah ada Jaminan, ketika Jokowi lengser hari ini, penggantinya akan menyulap situasi dan kondisi menjadi lebih baik..? Atau justru akan semakin membuat negara ini semakin kacau balau.
Oleh karena itu menjadi sebuah harapan kita bersama, bahwasanya seluruh elemen pemerintahan dan elemen masyarakat untuk saling gotong royong memutus mata rantai penyebaran covid 19, sehingga situasi terus bergerak ke new normal.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H