Mohon tunggu...
Faisol
Faisol Mohon Tunggu... Wiraswasta - Lahir di Jember - Jawa Timur, Anak ke 2 dari enam bersaudara.

Instagram : akhmadf_21 Twitter : @akhmadf21

Selanjutnya

Tutup

Politik

Jokowi End Game, Bendera Putih, dan Komunitas Blame Game

29 Juli 2021   13:19 Diperbarui: 29 Juli 2021   14:03 279
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jokowi End Game 

Narasi yang terus di bangun oleh Komunitas Blame Game, dengan tajuk ketidak mampuan seorang Jokowi mengendalikan situasi saat ini.

Pandemi Covid 19, menjadi ancaman tidak hanya pada kesehatan semata, namun variabelnya cukup banyak.

Variabel komunitas Blame Game, yang mengharapkan Jokowi untuk turun dari jabatan, senyatanya sudah tak bertaring, dan seharusnya di sudahi, karena menghadapi pandemic ini, haruslah dengan gotong royong dengan saling menjaga dan membantu satu sama lain, sehingga kesehatanlah yang menjadi utama untuk saat ini.

Komunitas Blame game ini, kita sadari tidak akan pernah nyenyak tidur, mengingat Jokowi dan Para kabinetnya, masih cukup mampu mengendalikan situasi yang terjadi hari ini.

Jokowi end Game, sudah berlalu dan tutup buku, entah apalagi selanjutnya Narasi yang hendak di bangun untuk menjatuhkan citra pemerintah di tengah terjadinya wabah yang mematikan ini.

Bendera Putih 

PPKM darurat dan PPKM Level 4, jelas berdampak pada perekonomian rakyat, dan rakyat pun menjerit, meski tanpa kata dan suara yang keluar, dan bendera putih adalah simbol tanpa tulisan.

Bendera putih itu, ibarat kain kafan yang siap membungkus kematian, sebuah simbol pasrah dan menyerah atas kondisi yang terjadi hari ini.

Bertahan di tengah kekurangan, sanggupkah mereka..? Atau justru PPKM level 4, harus di tabrak untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari.

Belum lagi banyak perusahaan yang harus merampingkan pekerjanya, dan PHK secara sistematis pun harus menjadi kebijakan, sehingga berdampak pada hilangnya pekerjaan, tempat bergantung mencari nafkah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun