Keempat Administrasi dan buku, buku yang di maksud disini adalah Jilid Qiraati yang terdiri dari 6 Jilid, di tambah Juz 27, Al Qur'an, Ghorib, dan Tajwid. Masalah buku/ jilid juga bersifat terstruktur dan tidak diperjual belikan secara umum, karena tujuan Qiraati adalah menjaga originalitas karya, dan prakteknya pun harus melalui proses tashih atau di uji terlebih dahulu, baik yang sudah masuk program dewasa maupun yang masih di tingkat Taman Pendidikan Al Qur'an (TPQ).
Kelima guru yang sudah bersyahadah (berijazah Qiraati) memiliki kewajiban dan tanggung jawab pada diri sendiri. Bagi seorang ustadz wajib membaca Al Qur'an 2 juz setiap hari plus tahajjud di sepertiga malam, dan bagi ustadzah memiliki kewajiban membaca Al Qur'an 1 juz setiap hari plus tahajjud di sepertiga malam, jika hanya di bayangkan mungkin berat, tapi jika di lakukan dengan ikhlas, sungguh tidak ada beratnya.
Baca Juga : Kiat mudah belajar membaca Al Qur'an dengan cepat dan tepat
Metode Qiraati memiliki banyak program, yakni TK Qiraati, TPQ, Lembaga Program Dewasa (LPD), Pra PTPT ( Pra Program Tahfidz Pasca TPQ), dan juga program PTPT (Program Tahfidz Pasca TPQ).
Sebelum masuk pada program Qiraati yang cukup banyak, alangkah baiknya kita mengenal terlebih dahulu metode Qiraati yang didirikan oleh K.H. Dahlan Salim Zarkasy ini. Metode Qiraati terdiri dari 7 Jilid Plus.
1. Jilid Pra TK / Buku Pra TK
Pra TK bagi anak yang masuk pada umur 2,5 tahun, ia masih belum di perkenankan membaca jilid, namun memakain peraga huruf hijaiyyah untuk mengenalkan masing-masing huruf hijaiyyah yang berjumlah 30 huruf.
Disini konsep pembelajarannya tidak jauh berbeda dengan anak paud secara umum, cuman anak di arahkan belajar mengaji sambil bermain, karena bermain memang dunianya anak.
Pada alat peraga huruf hijaiyyah anak di harapkan bisa membaca secara terang dan jelas, sehingga seorang guru, ustadz, atau ustadzah bisa memberikan contoh yang mudah dan jelas, sehingga anak akan lebih mudah mengikutinya.
2. Jilid 1 / Buku Jilid 1