Mohon tunggu...
Akh_ Khisabil
Akh_ Khisabil Mohon Tunggu... Security - Kisah sukses orang lain belum tentu jadi kisah sukses kita
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

reputation of the tongue

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Sains Dapat Membantu Mengembangkan Keterampilan Anak

21 Oktober 2021   15:56 Diperbarui: 21 Oktober 2021   16:01 297
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Nama : Akhmad Khisabil Islam

NIM: 200105110038

Kelas: PIAUD B

Pada Era Globalisasi yang semakin maju, teknologi banyak berkembang dengan pesat. Berkembangnya teknologi, menuntut pendidikan lebih maju di berbagai bidang. 

Tidak terkecuali di bidang pendidikan anak usia dini. Pendidikan bagi anak usia dini merupakan periode awal yang penting untuk meletakkan dasar pendidikan bagi pertumbuhan dan perkembangan anak. 

Expositions pembelajaran yang menyenangkan, menarik, dan bermakna bagi anak dapat berpengaruh untuk mencapai tujuan pendidikan yang ideal. Aspek-aspek yang akan dikembangkan bagi anak usia dini, yaitu:

aspek fisik-motorik, kognitif, sosialemosional, bahasa, serta moral dan agama.  Semua aspek penting dan saling berpengaruh dalam pembentukan kemampuan anak. Salah satu kemampuan anak yang perlu dikembangkan yaitu perkembangan kognitif. Perkembangan kognitif sendiri bertujuan mengembangkan kemampuan berpikir anak untuk dapat menemukan bermacam-macam alternatif pemecahan masalah. Perlunya mengembangkan dan membangun kemampuan berpikir sejak dini. 

Dengan kemampuan berpikirnya, anak usia dini dapat mengeksplorasi dirinya sendiri, orang lain, hewan dan tumbuhan, serta berbagai pengetahuan. Salah satunya melalui berpikir kritis. Senada dengan tujuan dari pendidikan anak usia dini adalah agar anak mampu berpikir secara kritis, memberi alasan, memecahkan masalah dan menemukan hubungan sebab akibat. Kemampuan berpikir kritis merupakan kecakapan atau kemampuan menggunakan akal budi untuk mempertimbangkan,

memutuskan, menganalisis, mengkritik dengan baik dan cermat berdasarkan  pertimbangan sendiri sesuai dengan pikiran anak. Pentingnya melatih kemampuan berpikir kritis sejak dini agar anak penuh ide, memiliki visi, serta wawasan dalam mengembangkan pribadinya di masa depan. Untuk mengembangkan kemampuan berpikir kritis anak, diperlukannya pembelajaran yang menyenangkan dan bermakna.

Salah satu cara yang dilakukan untuk menumbuhkan kemampuan berpikir kritis anak dibutuhkan pembelajaran yang menarik dan efektif. Pembelajaran yang menarik minat dan efektif untuk anak adalah melalui sebuah pembelajaran sains. 

Pembelajaran sains yang digunakan bersifat bermain sambil belajar, sehingga anak tidak mudah bosan. Menurut Sujiono dikutip oleh Wiyasa, dkk. (2016) "sains dapat diartikan sebagai ilmu pengetahuan adalah suatu objek bahasan yang berhubungan dengan bidang studi tentang kenyataan atau fakta dan teori-teori yang mampu menjelaskan tentang fenomena alam". Pengembangan sains adalah kegiatan belajar melalui pengamatan, penyelidikan, dan percobaan untuk mencari tahu atau menemukan jawaban tentang kenyataan yang ada di dunia sekitar, yang dilakukan dengan menyenangkan dan menarik serta dilaksanakan melalui bermain. 

Pada kegiatan sains ini diadakan percobaan sederhana yang berpusat pada anak, di antaranya: percobaan (terapung dan tenggelam), pencampuran warna, percobaan magnet, dan balon mengembang tanpa ditiup. 

Kegiatan sains yang dilakukan mampu menarik minat anak untuk ikut serta dalam kegiatan pembelajaran. Dengan diterapkannya pembelajaran sains sambil bermain diharapkan dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis anak. 

Sehingga anak tidak merasa bosan dalam melakukan kegiatan pembelajaran yang berdampak pada kemampuan berpikir kritis anak yang dapat berkembang. Mengenalkan sains pada anak dapat dilakukan dengan mengamati dan menyelidiki fenomena di lingkungan sekitar.

Kemampuan kognitif melibatkan bagaimana anak berfikir. Yusdi, Susanto dikutip Sundari (2015) berpendapat bahwa kemampuan adalah sifat yang dibawa lahir atau dipelajari yang memungkinkan seseorang yang dapat menyelesaikan pekerjaannya, baik secara mental maupun fisik. 

Senada dengan Gustia (2016) kemampuan adalah sebagai sifat yang dibawa lahir atau dipelajari secara konsisten sebagai perwujudan dari pengetahuan sikap dan keterampilan yang dimiliki. 

Wortham dikutip Umar dan Masitoh (2014) kemampuan sebagai keterampilan atau kemampuan sebagai keterampilan kesanggupan dalam bidang tertentu. Dari pengertian di atas, kemampuan dapat diartikan sebagai sifat yang dibawa dari lahir tentang kesanggupan seseorang untuk melakukan sesuatu dengan menyelesaikannya dengan baik. Berpikir adalah sebuah pencarian jawaban atau sebuah pencapaian makna. 

Hal ini senada dengan pendapat Woolfolk dikutip Diani (2015) ada empat jenis keterampilan dalam berpikir, yaitu keterampilan pemecahan masalah (critical thinking), keterampilan pengambilan keputusan (dynamic), keterampilan berpikir kritis (basic  thingking), dan keterampilan berpikir kreatif (innovative thingking). Berdasarkan keterampilan diatas terdapat keterampilan berpikir kritis yang harus dikembangkan. 

Menurut Santrock dikutip Anggreani (2015) menyatakan berpikir kritis adalah memahami makna masalah secara lebih dalam, mempertahankan agar pikiran tetap terbuka terhadap segala pendekatan dan pandangan yang berbeda, dan berpikir secara reflektif dan bukan hanya menerima pertanyaan-pertanyaan dan melaksanakan prosedur-prosedur tanpa pemahaman dan evaluasi yang signifikan. Pada prinsipnya orang yang mampu berpikir kritis adalah orang yang tidak begitu saja menerima atau menolak sesuatu.

Kemampuan Berpikir Kritis Anak Usia Dini

Menurut Marzuki dikutip Najib (2016:84) nilai-nilai karakter anak usia dini berpikir kritis indikatornya diantaranya, tidak mudah percaya orang lain, tidak mudah menerima pendapat orang lain dan menganalisis permasalahan yang dihadapi. 

Menurut Anggreani (2015) Kemampuan berpikir kritis anak usia dini adalah kemampuan anak untuk berpikir secara sistematis yang meliputi kemampuan untuk mengobservasi, menganalisis, membuat hipotesis, dan menyimpulkan. Oleh karena itu, berpikir kritis perlu dikembangkan sejak dini.  

Jadi, kemampuan berpikir kritis anak usia dini adalah kesanggupan anak untuk tidak mudah menerima pendapat orang lain, dan berpikir secara sistematis yang meliputi kemampuan untuk mengobservasi, mampu menganalisis permasalahan yang dihadapi, membuat hipotesis, dan menyimpulkan dari pernyataan orang lain. Berdasarkan kesimpulan definisi berpikir kritis, maka didapatkan 5 indikator berpikir kritis anak usia dini, yaitu :

1. Tidak mudah menerima pendapat dari orang lain

2. Mampu mengobservasi

3. Mampu menganalisis

4. Mampu membuat hipotesis

5. Mampu menyimpulkan

Permainan Sains adalah suatu subjek bahasan yang berhubungan dengan bidang studi tentang kenyataan atau fakta dan teori-teori yang mampu menjelaskan tentang fenomena alam (Sujiono, dkk 2011: 12.2). 

Menurut Susanto dalam jurnal Amatullah (2016) sains atau IPA adalah usaha manusia dalam memahami alam semesta melalui pengamatan yang tepat pada sasaran, serta menggunakan prosedur, dan dijelaskan dengan penalaran sehingga mendapatkan suatu kesimpulan. Sedangkan menurut Fisher dikutip Mursid (2016: 81) sains adalah suatu kumpulan pengetahuan yang diperoleh dengan menggunakan metodemetode yang berdasarkan pada pengamatan dengan penuh ketelitian. 

Senada dengan itu, Sains adalah produk dan expositions. Sebagai produk, sains adalah sebatang tubuh pengetahuan yang terorganisir dengan baik mengenai dunia fisik dan alami. Sebagai expositions, sains mencakup menelusuri, mengamati dan melakukan percobaan menurut Juwita dikutip Yulianti (2010: 42). 

Materi sains yang disajikan dipilih sedemikian rupa sehingga dapat disajikan melalui bermain. Menurut Bae dikutip oleh Wiyasa, dkk (2016) Permainan sains adalah suatu kegiatan pembelajaran atau pengenalan sains yang disesuaikan dengan karakteristik anak usia dini dan expositions penyampaiannya dilakukan berdasarkan prinsip-prinsip bermain. Jadi, permainan sains adalah suatu kegiatan yang dilakukan melalui bermain yang mempelajari tentang pengetahuan sains.

Sains dapat membantu anak-anak mengembangkan keterampilan hidup, termasuk keterampilan komunikasi, kemampuan untuk tetap teratur dan fokus, dan membentuk pendapat mereka sendiri berdasarkan pengamatan. Sains juga dapat membantu anak-anak mengembangkan indra mereka secara keseluruhan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun