Mohon tunggu...
Akh_ Khisabil
Akh_ Khisabil Mohon Tunggu... Security - Kisah sukses orang lain belum tentu jadi kisah sukses kita
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

reputation of the tongue

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Sains Dapat Membantu Mengembangkan Keterampilan Anak

21 Oktober 2021   15:56 Diperbarui: 21 Oktober 2021   16:01 297
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Pada kegiatan sains ini diadakan percobaan sederhana yang berpusat pada anak, di antaranya: percobaan (terapung dan tenggelam), pencampuran warna, percobaan magnet, dan balon mengembang tanpa ditiup. 

Kegiatan sains yang dilakukan mampu menarik minat anak untuk ikut serta dalam kegiatan pembelajaran. Dengan diterapkannya pembelajaran sains sambil bermain diharapkan dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis anak. 

Sehingga anak tidak merasa bosan dalam melakukan kegiatan pembelajaran yang berdampak pada kemampuan berpikir kritis anak yang dapat berkembang. Mengenalkan sains pada anak dapat dilakukan dengan mengamati dan menyelidiki fenomena di lingkungan sekitar.

Kemampuan kognitif melibatkan bagaimana anak berfikir. Yusdi, Susanto dikutip Sundari (2015) berpendapat bahwa kemampuan adalah sifat yang dibawa lahir atau dipelajari yang memungkinkan seseorang yang dapat menyelesaikan pekerjaannya, baik secara mental maupun fisik. 

Senada dengan Gustia (2016) kemampuan adalah sebagai sifat yang dibawa lahir atau dipelajari secara konsisten sebagai perwujudan dari pengetahuan sikap dan keterampilan yang dimiliki. 

Wortham dikutip Umar dan Masitoh (2014) kemampuan sebagai keterampilan atau kemampuan sebagai keterampilan kesanggupan dalam bidang tertentu. Dari pengertian di atas, kemampuan dapat diartikan sebagai sifat yang dibawa dari lahir tentang kesanggupan seseorang untuk melakukan sesuatu dengan menyelesaikannya dengan baik. Berpikir adalah sebuah pencarian jawaban atau sebuah pencapaian makna. 

Hal ini senada dengan pendapat Woolfolk dikutip Diani (2015) ada empat jenis keterampilan dalam berpikir, yaitu keterampilan pemecahan masalah (critical thinking), keterampilan pengambilan keputusan (dynamic), keterampilan berpikir kritis (basic  thingking), dan keterampilan berpikir kreatif (innovative thingking). Berdasarkan keterampilan diatas terdapat keterampilan berpikir kritis yang harus dikembangkan. 

Menurut Santrock dikutip Anggreani (2015) menyatakan berpikir kritis adalah memahami makna masalah secara lebih dalam, mempertahankan agar pikiran tetap terbuka terhadap segala pendekatan dan pandangan yang berbeda, dan berpikir secara reflektif dan bukan hanya menerima pertanyaan-pertanyaan dan melaksanakan prosedur-prosedur tanpa pemahaman dan evaluasi yang signifikan. Pada prinsipnya orang yang mampu berpikir kritis adalah orang yang tidak begitu saja menerima atau menolak sesuatu.

Kemampuan Berpikir Kritis Anak Usia Dini

Menurut Marzuki dikutip Najib (2016:84) nilai-nilai karakter anak usia dini berpikir kritis indikatornya diantaranya, tidak mudah percaya orang lain, tidak mudah menerima pendapat orang lain dan menganalisis permasalahan yang dihadapi. 

Menurut Anggreani (2015) Kemampuan berpikir kritis anak usia dini adalah kemampuan anak untuk berpikir secara sistematis yang meliputi kemampuan untuk mengobservasi, menganalisis, membuat hipotesis, dan menyimpulkan. Oleh karena itu, berpikir kritis perlu dikembangkan sejak dini.  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun