Mohon tunggu...
Akbar Zainudin
Akbar Zainudin Mohon Tunggu... Human Resources - Trainer Motivasi, Manajemen dan Kewirausahaan. Penulis Buku "Man Jadda Wajada". BUKU BARU: "UKTUB: Panduan Lengkap Menulis Buku dalam 180 Hari". Ngobrol bisa di Twitter: @akbarzainudin atau www.manjaddawajada.biz

Trainer Motivasi, Manajemen dan Kewirausahaan. Penulis Buku "Man Jadda Wajada". BUKU BARU: "UKTUB: Panduan Lengkap Menulis Buku dalam 180 Hari". Ngobrol bisa di Twitter: @akbarzainudin atau www.manjaddawajada.biz

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Gontor Putri Mendidik Santriwati Menjadi Sittil Kul

23 Juli 2022   06:27 Diperbarui: 23 Juli 2022   06:29 2278
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik


Para santriwati tidak sempat untuk punya waktu kosong. Karena kalau kosong sedikit, bisa teracuni banyak pikiran yang terkadang negatif, sehingga menjadi tidak betah di pondok.


Begitu banyak kegiatan inilah yang mendidik santriwati untuk menguasai berbagai bidang kehidupan. Istilahnya, setelah lulus nanti, di manapun para santriwati berada, bisa hidup dan menghidupkan, bisa mewarnai masyarakat dengan nilai-nilai yang sudah dibangun.

Lalu apa bedanya dengan Gontor Putra? Secara kegiatan hampir tidak ada bedanya. Namun demikian, saya melihat beberapa hal yang menjadi perbedaan penting antara Gontor Putra dan Putri.

Pertama, dari sisi orientasi masa depan. Kalau Gontor putra, mendidik para santri untuk menjadi pejuang. Maka didikannya keras, penuh disiplin, agar mampu bertahan dalam berbagai lahan perjuangan, seberat apapun. Nah, kalau di putri, orientasinya adalah menjadi pendamping pejuang. Pendamping yang mengerti arti perjuangan, sehingga mendukung para suami yang sedang berjuang, dalam bidang apapun.

Maka implementasinya di masyarakat, apapun aktivitas yang dilakukan oleh alumni Gontor Putri, keluarga menjadi nomer 1. Kalau putra, masih berbicara tentang keseimbangan antara kerja dan keluarga (work life balance), kalau di putri, sudah jelas prioritasnya adalah keluarga. Karena bagaimanapun, peran ibu sangat menentukan dalam pendidikan anak. Pendidikan pertama itu ibu (madrasatul ula), maka ibu yang harus menjadi pendidik terbaik buat anak-anaknya.

Hal kedua yang menjadi pembeda tentu dalam hal keterampilan hidup (life skill) yang diajarkan. Di Gontor Putri, adalah pelajaran keputrian (nisaiyah) yang tentu saja tidak ada di Gontor Putra. Menggelitik dan terbersit juga dalam pikiran saya, mengapa di putri ada pelajaran keputrian (nisaiyah), sementara di putra tidak ada pelajaran keputraan (rijaliyah, how to be a man).

Maka di putri ada kursus memasak, menjahit, dan berbagai hal lain yang terkait keterampilan hidup yang diperlukan pada saat nanti menjadi alumni. Karena itu, wahai para pemuda, khususnya alumni Gontor Putra, menyenangkan rasanya kalau punya istri dari alumni Gontor Putri. Dan kalau seperti kita orang tua yang sudah punya anak remaja, kayanya menarik juga kalau punya mantu alumni Gontor Putri. Hehehe, ada yang mau besanan?

Ngawi, 23 Juli 2022
IG: @akbarzainudin
Youtube: Akbar Zainudin

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun