Maka dari itu, lakukanlah persiapan yang matang agar kesalahan bisa diminimalisir.Â
Sebelum proses belajar-mengajar berjalan, periksalah semua persiapan mengajar dan peralatan yang dibutuhkan.Â
Jika semua persiapan sudah terpenuhi, kita tinggal menyerahkan semua pada Tuhan agar memberikan kemudahan. Hal itu akan membuat kita menjadi lebih yakin dan tenang.
Ketakutan Keempat: Takut Siswa atau Audiens Tidak Paham
Ketakutan selanjutnya dalam mengajar adalah takut bahwa apa yang kita sampaikan tidak bisa dipahami oleh siswa atau audien.Â
Jika apa yang kita sampaikan tidak dipahami, tentu hal itu akan merisaukan. Namun, ketakutan seperti ini biasanya terjadi karena kekhawatiran kita melihat situasi dan kondisi yang berkembang selama proses belajar-mengajar.Â
Untuk bisa mengatasi ketakutan semacam ini, persiapan materi menjadi penting. Perkaya materi yang akan disampaikan dengan berbagai hal yang kontekstual, sehingga mampu menarik perhatian para siswa.Â
Karena ketika para siswa tidak menaruh perhatian terhadap materi yang kita sampaikan, hal ini akan menimbulkan keraguan dalam diri kita, seakan-akan mereka tidak memahami apa yang kita bicarakan.
Persoalan gaya bahasa dan cara mengajar juga menjadi faktor lain ketidak-fahaman siswa.Â
Gaya bahasa atau ungkapan untuk anak Sekolah Dasar tentu berbeda dengan Sekolah Menengah Pertama dan Sekolah Menengah Atas. Maka perlu dibedakan gaya bahasa yang kita gunakan, sehingga memudahkan siswa dalam menangkap materi yang kita sampaikan.Â
Maka, jika para siswa terlihat hanya diam dan tidak menunjukkan reaksi, tidak perlu berkecil hati dulu. Mungkin karakter pribadi mereka lebih banyak pendiam.Â
Cobalah untuk memancing pertanyaan kepada mereka, atau menawarkan bagi siapa yang ingin bertanya.Â