Mohon tunggu...
Akbar Wahyudiyanto
Akbar Wahyudiyanto Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Nama: Akbar Wahyudiyanto NIM: 42321010102 Dosen: Prof. Dr Apollo, M.Si.Ak, CA, CIBV, CIBV, CIBG Desain Komunikasi Visual - Universitas Mercu Buana

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Teori Panopticon dan Kejahatan Struktural

1 Juni 2023   04:38 Diperbarui: 1 Juni 2023   04:42 282
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Berikut ini adalah beberapa poin yang menjelaskan konsep kejahatan struktural:

Struktur sosial

Kejahatan struktural menekankan bahwa struktur sosial, seperti ketidaksetaraan ekonomi, ketidakadilan sosial, dan konflik kepentingan, dapat menciptakan kondisi yang mendorong munculnya kejahatan. Misalnya, kemiskinan, ketidakadilan dalam distribusi kekayaan, dan akses terbatas terhadap sumber daya dapat menciptakan situasi di mana individu terjebak dalam kejahatan ekonomi.

Ketidaksetaraan dan marginalisasi

Konsep kejahatan struktural mengakui bahwa kelompok-kelompok yang berada dalam posisi marginal, seperti masyarakat miskin, minoritas etnis, atau kelompok dengan akses terbatas terhadap pendidikan dan pekerjaan, lebih rentan terhadap kejahatan. Ketidaksetaraan sosial dapat menciptakan ketidakadilan dan frustrasi yang berkontribusi terhadap tindakan kriminal.

Kebijakan publik dan sistem hukum

Giddens juga menyoroti bahwa kebijakan publik dan sistem hukum dapat mempengaruhi tingkat kejahatan dalam masyarakat. Misalnya, ketidakadilan dalam sistem hukum, kegagalan dalam memberikan kesempatan dan perlindungan kepada kelompok-kelompok tertentu, atau kebijakan yang tidak memperbaiki struktur sosial yang tidak adil, dapat memperburuk masalah kejahatan struktural.

Kejahatan korporasi

Salah satu aspek yang penting dalam konsep kejahatan struktural adalah kejahatan korporasi. Kejahatan ini terjadi ketika perusahaan atau lembaga melanggar hukum atau bertindak tidak etis dalam kegiatan bisnis mereka. Misalnya, penipuan keuangan, pencemaran lingkungan, atau praktik pekerjaan yang merugikan karyawan adalah contoh kejahatan korporasi yang dihasilkan dari struktur kekuasaan dan kepentingan ekonomi.

Pemahaman tentang kejahatan struktural membawa implikasi penting dalam upaya pencegahan dan penanganan kejahatan. Pendekatan yang berfokus pada perbaikan struktur sosial, pengurangan ketidaksetaraan, peningkatan akses terhadap pendidikan dan pekerjaan, serta kebijakan publik yang adil dan berkeadilan, dapat membantu mengurangi terjadinya kejahatan struktural dalam masyarakat.

Selain itu, konsep kejahatan struktural juga menyoroti pentingnya analisis kritis terhadap sistem sosial dan ekonomi yang ada. Hal ini mengarah pada perlunya perubahan struktural yang lebih luas untuk mengurangi kemungkinan terjadinya kejahatan. Upaya seperti mengurangi ketimpangan ekonomi, meningkatkan kesempatan pendidikan dan pekerjaan, dan memperkuat sistem hukum yang adil dan transparan, dapat membantu mencegah kejahatan struktural dan mempromosikan keadilan sosial.

Pemahaman tentang konsep kejahatan struktural membantu kita melihat bahwa kejahatan tidak hanya persoalan individu atau kelompok kecil, tetapi juga sebagai hasil dari struktur sosial yang mempengaruhi perilaku dan kesempatan individu dalam masyarakat. Dengan melihat kejahatan sebagai fenomena yang terkait erat dengan ketidaksetaraan dan ketidakadilan struktural, kita dapat mengambil langkah-langkah yang lebih holistik dan berkelanjutan untuk mencegah dan mengurangi kejahatan dalam masyarakat kita.

Faktor-faktor yang mempengaruhi kejahatan struktural dapat sangat bervariasi, tetapi pada umumnya melibatkan kombinasi dari faktor sosial, ekonomi, dan politik yang menciptakan lingkungan yang memungkinkan terjadinya kejahatan. Berikut ini adalah beberapa faktor yang dapat mempengaruhi kejahatan struktural:

Ketidaksetaraan sosial dan ekonomi:

Ketidaksetaraan dalam distribusi kekayaan, pendapatan, dan kesempatan dapat menciptakan frustrasi dan ketidakadilan yang mendorong individu atau kelompok tertentu untuk terlibat dalam kejahatan. Ketidaksetaraan sosial juga dapat menciptakan konflik antara kelompok-kelompok yang berbeda, yang dapat memicu kejahatan.

Marginalisasi dan ketidakadilan sosial

Ketidakadilan sosial, termasuk diskriminasi, penindasan, dan peminggiran kelompok tertentu, dapat menjadi faktor yang mempengaruhi kejahatan struktural. Kelompok yang merasa terpinggirkan dan tidak diakui dalam masyarakat cenderung mengalami kesulitan akses terhadap sumber daya dan peluang, sehingga mungkin lebih rentan terlibat dalam kejahatan.

Korupsi dan kelemahan institusi

Kelemahan dalam sistem hukum, birokrasi yang korup, dan kurangnya akuntabilitas institusi dapat menciptakan lingkungan yang memfasilitasi kejahatan struktural. Ketidakadilan dalam penegakan hukum, korupsi di kalangan pemerintah atau perusahaan, serta kerentanan terhadap manipulasi oleh kelompok-kelompok yang berkepentingan, dapat memberikan insentif bagi individu untuk melakukan kejahatan.

Krisis ekonomi dan ketidakstabilan sosial

Krisis ekonomi, ketidakstabilan sosial, atau perubahan sosial yang cepat dapat memicu peningkatan kejahatan struktural. Ketika individu atau kelompok merasa terancam secara ekonomi atau sosial, mereka mungkin terdorong untuk mencari cara-cara yang tidak legal atau tidak etis untuk memperoleh keuntungan atau memenuhi kebutuhan mereka.

Pengaruh budaya dan lingkungan

Faktor budaya dan lingkungan juga dapat mempengaruhi terjadinya kejahatan struktural. Misalnya, budaya yang mempromosikan kekerasan, pemikiran rasialis atau seksis, atau lingkungan fisik yang terabaikan atau terpinggirkan dapat menciptakan kondisi yang memfasilitasi kejahatan.

Penting untuk dicatat bahwa faktor-faktor ini tidak berdiri sendiri, tetapi seringkali saling berinteraksi dan saling mempengaruhi. Kejahatan struktural sering kali merupakan hasil dari kompleksitas hubungan sosial, ekonomi, politik, dan budaya dalam suatu masyarakat. Oleh karena itu, pendekatan yang efektif dalam mengurangi kejahatan struktural harus melibatkan perubahan struktural yang lebih luas dan upaya kolaboratif antara pemerintah, masyarakat.

Implikasi dan Relevansi Pengaplikasian Pemikiran Panopticon dan Kejahatan Struktural

Penegakan hukum dan sistem keadilan pidana

Pengaplikasian pemikiran Panopticon dapat membantu meningkatkan efektivitas penegakan hukum dan sistem keadilan pidana dengan menerapkan pengawasan yang lebih intensif terhadap pelaku kejahatan. Pemahaman tentang kejahatan struktural juga memungkinkan penegakan hukum untuk mengenali akar penyebab kejahatan dan mengadopsi pendekatan yang lebih holistik dalam penanganannya.

Pencegahan kejahatan

Pengaplikasian pemikiran Panopticon dan pemahaman tentang kejahatan struktural dapat membantu dalam merancang strategi pencegahan kejahatan yang lebih efektif. Dengan mengenali faktor-faktor struktural yang mempengaruhi terjadinya kejahatan, upaya pencegahan dapat difokuskan pada perubahan sosial dan struktural yang bertujuan mengurangi ketimpangan dan ketidakadilan.

Perbaikan sistem penjara dan rehabilitasi

Konsep Panopticon dapat memberikan wawasan dalam merancang sistem penjara yang lebih efektif, di mana pengawasan dan pemantauan yang cermat dapat diterapkan untuk mencegah kejahatan di dalam penjara. Pemahaman tentang kejahatan struktural juga menekankan pentingnya pendekatan rehabilitasi yang lebih luas dalam sistem penjara untuk mengatasi akar penyebab kejahatan.

Perubahan sosial dan keadilan

Pengaplikasian pemikiran Panopticon dan pemahaman tentang kejahatan struktural mengajukan perlunya perubahan sosial yang lebih luas untuk mencapai keadilan sosial. Dengan mengenali faktor-faktor struktural yang menciptakan ketidaksetaraan dan ketidakadilan, masyarakat dapat bekerja sama dalam memperjuangkan perubahan kebijakan publik, redistribusi kekayaan, dan pemastian akses yang adil.

Kesadaran masyarakat dan partisipasi aktif

Pemikiran Panopticon dan kejahatan struktural mendorong kesadaran masyarakat tentang peran mereka dalam mencegah kejahatan dan mempromosikan keadilan sosial. Dengan memahami implikasi dari kedua pemikiran ini, masyarakat dapat terlibat secara aktif dalam advokasi, pendidikan, dan partisipasi dalam upaya membangun masyarakat yang lebih aman dan adil.

Kajian sosial dan ilmu pengetahuan

Pemikiran Panopticon dan konsep kejahatan struktural memiliki implikasi yang signifikan dalam bidang kajian sosial dan ilmu pengetahuan. Kedua pemikiran ini dapat menjadi landasan untuk penelitian lebih lanjut dan pengembangan teori yang lebih mendalam tentang kejahatan, struktur sosial, keadilan, dan pengendalian sosial.

Pengaplikasian pemikiran Panopticon dan kejahatan struktural memiliki relevansi yang kuat dalam konteks masyarakat modern. Implikasi dan relevansi pengaplikasian pemikiran Panopticon dan kejahatan struktural melibatkan pemahaman yang lebih mendalam tentang dinamika sosial, pencegahan kejahatan, dan perbaikan sistem sosial. Dengan menerapkan konsep-konsep ini, beberapa hal penting dapat dicapai:

Meningkatkan efektivitas sistem hukum

Dengan memahami konsep Panopticon dan kejahatan struktural, sistem hukum dapat memperbaiki strategi penegakan hukum dan sistem keadilan pidana. Ini termasuk penggunaan teknologi pengawasan yang lebih canggih, pemantauan yang lebih ketat terhadap tahanan, dan pengenalan metode rehabilitasi yang lebih holistik.

Mencegah kejahatan dengan pendekatan holistik

Pemikiran Panopticon dan kejahatan struktural menekankan perlunya pendekatan pencegahan kejahatan yang holistik. Ini melibatkan tidak hanya menghukum pelaku kejahatan, tetapi juga mengidentifikasi dan mengatasi faktor-faktor struktural yang mempengaruhi terjadinya kejahatan. Dengan mengurangi ketimpangan sosial, ketidakadilan, dan marginalisasi, upaya pencegahan dapat lebih efektif.

Mengubah sistem penjara dan meningkatkan rehabilitasi

Pengaplikasian pemikiran Panopticon dan pemahaman tentang kejahatan struktural dapat memperbaiki sistem penjara dengan fokus pada rehabilitasi yang efektif. Ini mencakup pendekatan yang lebih luas dalam mendukung reintegrasi sosial para narapidana, memastikan akses terhadap layanan pendidikan dan pelatihan, dan mengurangi stigmatisasi terhadap mantan narapidana.

Mengubah struktur sosial menuju keadilan

Konsep Panopticon dan kejahatan struktural memberikan pemahaman tentang pentingnya perubahan struktur sosial untuk mencapai keadilan. Hal ini melibatkan penghapusan ketimpangan ekonomi, pemberdayaan kelompok marginal, dan implementasi kebijakan publik yang lebih adil dan inklusif.

Menggalang kesadaran dan partisipasi masyarakat

Pengaplikasian pemikiran Panopticon dan kejahatan struktural dapat menggalang kesadaran masyarakat tentang pentingnya peran mereka dalam mencegah kejahatan dan mempromosikan keadilan sosial. Dengan meningkatkan kesadaran akan akar penyebab kejahatan, masyarakat dapat berpartisipasi secara aktif dalam mendukung perubahan sosial dan advokasi kebijakan yang lebih adil.

Memperkaya penelitian dan kajian sosial

Pemikiran Panopticon dan kejahatan struktural memberikan landasan yang kuat untuk penelitian lebih lanjut dalam bidang kajian sosial dan ilmu pengetahuan. Konsep-konsep ini dapat menginspirasi pengembangan teori baru, pendekatan metodologis yang lebih holistik, dan pemahaman yang lebih baik tentang kompleksitas kejahatan dan struktur sosial.

Cctv di stasiun kereta api

Di banyak stasiun kereta api di Indonesia, CCTV dipasang sebagai alat pengawasan untuk memantau aktivitas penumpang dan keamanan di area stasiun. CCTV ditempatkan secara strategis di berbagai titik di stasiun, mencakup area peron, pintu masuk, dan ruang tunggu. Keberadaan CCTV memberikan efek pemantauan konstan, di mana penumpang dan pengunjung stasiun menyadari bahwa aktivitas mereka dapat terpantau.

Sistem pengawasan CCTV juga umum diterapkan di terminal bus sebagai upaya untuk meningkatkan keamanan dan mengontrol aktivitas penumpang serta kendaraan. CCTV dipasang di berbagai lokasi di terminal bus, termasuk area tunggu, pintu masuk, dan area parkir. Prinsip Panopticon tercermin dalam pemantauan terus-menerus yang dilakukan oleh petugas di pusat pengendali atau ruang keamanan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun