Mohon tunggu...
Akbar Wahyudiyanto
Akbar Wahyudiyanto Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Nama: Akbar Wahyudiyanto NIM: 42321010102 Dosen: Prof. Dr Apollo, M.Si.Ak, CA, CIBV, CIBV, CIBG Desain Komunikasi Visual - Universitas Mercu Buana

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Teori Panopticon dan Kejahatan Struktural

1 Juni 2023   04:38 Diperbarui: 1 Juni 2023   04:42 282
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tujuan utama Panopticon adalah menciptakan pengawasan yang efektif, menghasilkan ketaatan, dan disiplin pada individu-individu yang diamati. Melalui pengawasan yang berkesinambungan, individu cenderung untuk mengatur perilaku mereka sendiri karena mereka menyadari bahwa setiap tindakan mereka dapat terpantau. Konsep ini mengandalkan rasa ketidakpastian dan kekhawatiran individu akan potensi pengawasan yang dapat memengaruhi perilaku mereka.

Konsep Panopticon yang dikembangkan oleh Jeremy Bentham didasarkan pada beberapa prinsip dasar yaitu:

Sentralisasi pengawasan

Prinsip pertama dari Panopticon adalah adanya sentralisasi pengawasan di pusat struktur. Dalam desain Panopticon, terdapat sebuah menara pengawas yang ditempatkan di tengah-tengah, sehingga pengawas dapat melihat semua orang yang berada di sekitarnya. Dengan sentralisasi ini, pengawas memiliki kekuasaan dan kontrol penuh atas individu-individu yang diamati.

Pengawasan yang tersembunyi

Prinsip kedua adalah pengawasan yang dilakukan secara tersembunyi. Para narapidana atau individu yang sedang diamati tidak dapat mengetahui kapan mereka sedang diawasi oleh pengawas. Hal ini menciptakan ketidakpastian dan ketidaktersediaan informasi mengenai waktu dan lokasi pengawasan, sehingga mereka selalu merasa potensial diawasi.

Pengaruh terhadap perilaku

Fungsi utama dari Panopticon adalah mempengaruhi perilaku individu melalui pengawasan yang berkesinambungan. Dengan merasa selalu terawasi dan potensial diawasi, individu-individu cenderung untuk berperilaku dengan lebih disiplin dan taat terhadap aturan yang ada. Mereka sadar bahwa setiap tindakan mereka dapat terpantau, sehingga ada tekanan internal untuk mematuhi norma dan menghindari konsekuensi negatif.

Efek ketaatan dan disiplin

Dalam konteks penjara, Panopticon bertujuan untuk menciptakan disiplin dan ketaatan pada para narapidana. Dengan pengawasan yang efektif dan terus-menerus, diharapkan perilaku mereka dapat dikendalikan dan diubah sesuai dengan tujuan rehabilitasi atau penghukuman yang diinginkan. Prinsip ini juga dapat diterapkan dalam konteks lain, seperti institusi pendidikan, tempat kerja, atau bahkan masyarakat luas, untuk mencapai kontrol sosial dan pemantauan yang lebih efektif.

Dengan prinsip-prinsip ini, Panopticon memberikan gambaran tentang kekuasaan dan pengawasan yang dapat mempengaruhi individu secara signifikan. Konsep ini memiliki dampak yang luas dalam pemahaman kita tentang kontrol sosial, privasi, dan keterlibatan individu dalam masyarakat modern. Namun, perlu dicatat bahwa konsep Panopticon juga menuai kritik terkait etika pengawasan yang berlebihan dan penghormatan terhadap privasi serta kebebasan individu.

Dalam konteks penjara, Panopticon bertujuan untuk mencapai kontrol yang lebih baik terhadap narapidana. Namun, konsep ini juga dapat diterapkan dalam institusi pendidikan, tempat kerja, atau bahkan masyarakat luas untuk mencapai kontrol sosial yang efektif.

Pemikiran Panopticon oleh Jeremy Bentham telah memberikan kontribusi besar dalam pemahaman kita tentang pengawasan, kekuasaan, dan kontrol dalam masyarakat modern. Namun, konsep ini juga menuai kritik terkait etika pengawasan yang berlebihan, privasi individu, dan kebebasan pribadi.

Pemikiran Panopticon yang dikembangkan oleh Jeremy Bentham memiliki potensi aplikasi yang luas dalam berbagai bidang. Konsep pengawasan yang efektif dan pengaruh terhadap perilaku individu yang menjadi dasar Panopticon dapat diterapkan dalam konteks berikut:

Penjara dan sistem pemasyarakatan

Salah satu bentuk aplikasi yang paling terkenal dari pemikiran Panopticon adalah dalam desain penjara dan sistem pemasyarakatan. Dengan mengadopsi prinsip Panopticon, penjara dapat menciptakan lingkungan yang menghasilkan pengawasan yang terus-menerus terhadap para narapidana. Hal ini diharapkan dapat mempengaruhi perilaku mereka, mencapai disiplin, dan mengurangi tingkat kejahatan di dalam penjara.

Institusi pendidikan

Konsep Panopticon juga dapat diterapkan dalam institusi pendidikan. Dalam konteks ini, guru atau pengajar berperan sebagai pengawas yang mengawasi perilaku dan kinerja siswa. Melalui pengawasan yang efektif, siswa akan merasa terawasi dan cenderung untuk berperilaku dengan lebih disiplin, meningkatkan ketaatan terhadap aturan, dan memperbaiki prestasi akademik.

Tempat kerja

Pemikiran Panopticon dapat diaplikasikan dalam lingkungan kerja untuk mencapai pengawasan dan pengaruh terhadap perilaku karyawan. Misalnya, penggunaan kamera pengawas di area kerja atau sistem pemantauan kinerja dapat menciptakan rasa terawasi dan potensi pengawasan yang dapat mempengaruhi karyawan untuk bekerja dengan lebih efisien dan mematuhi kebijakan perusahaan.

Pengawasan publik dan keamanan

Pemikiran Panopticon juga memiliki implikasi dalam konteks pengawasan publik dan keamanan. Misalnya, penggunaan kamera pengawas di ruang publik atau fasilitas umum dapat menciptakan pengawasan yang terus-menerus, memberikan rasa aman kepada masyarakat, dan dapat berpotensi mencegah tindakan kejahatan.

Pengaruh dalam media sosial dan teknologi digital

Dalam era media sosial dan teknologi digital, pemikiran Panopticon juga dapat diterapkan dalam konteks pengawasan dan pengaruh terhadap perilaku online. Perusahaan teknologi dan platform media sosial dapat memanfaatkan algoritma dan analisis data untuk menciptakan pengawasan yang efektif terhadap pengguna, mengatur perilaku online, dan memengaruhi pola interaksi dan preferensi pengguna.

Bentuk-bentuk aplikasi pemikiran Panopticon ini mencerminkan pengaruh konsep pengawasan yang efektif dan pengaruh terhadap perilaku individu yang dikembangkan oleh Jeremy Bentham. Namun, perlu diingat bahwa implementasi Panopticon juga menimbulkan berbagai pertanyaan etis terkait privasi, kebebasan individu, dan penggunaan kekuasaan.Pengawasan yang berlebihan dan invasif dapat mengancam privasi individu dan membatasi kebebasan serta otonomi mereka. Selain itu, penyalahgunaan kekuasaan dalam sistem Panopticon juga dapat mengarah pada penindasan dan pelanggaran hak asasi manusia.

Karena itu, dalam menerapkan pemikiran Panopticon, penting untuk mempertimbangkan keseimbangan antara pengawasan yang diperlukan untuk menjaga ketertiban dan keamanan dengan penghormatan terhadap privasi, kebebasan, dan martabat individu. Pengaturan yang tepat, transparansi, dan mekanisme perlindungan hak individu perlu diperhatikan agar tidak menimbulkan penyalahgunaan kekuasaan.

Selain itu, pemikiran Panopticon juga telah menjadi subjek kritik dan debat dalam studi sosial dan politik. Beberapa kritikus berpendapat bahwa Panopticon menciptakan masyarakat yang terpolarisasi, di mana kekuasaan dan pengawasan terpusat pada segelintir orang atau lembaga, sementara individu-individu lain menjadi objek pengawasan dan kontrol. Kritik ini menyoroti pentingnya mempertimbangkan struktur kekuasaan yang adil dan memastikan partisipasi serta representasi yang seimbang dalam sistem pengawasan.

Konsep Panopticon yang dikembangkan oleh Jeremy Bentham memiliki potensi aplikasi dalam berbagai aspek kehidupan masyarakat modern. Berikut ini adalah beberapa contoh penggunaan Panopticon dalam konteks tersebut

 Teknologi pengawasan

Dalam era teknologi yang maju, Panopticon dapat diterapkan dalam bentuk sistem pengawasan seperti kamera pengawas (CCTV) yang terpasang di tempat-tempat umum, gedung-gedung, atau jalanan. Sistem ini dapat memberikan pengawasan yang terus-menerus dan mempengaruhi perilaku masyarakat dalam hal kepatuhan terhadap aturan, pengurangan tindakan kriminal, atau pengendalian keramaian.


Input sumber gambar
Input sumber gambar

Media sosial dan platform digital

Media sosial dan platform digital juga menerapkan prinsip Panopticon dalam hal pengawasan dan pengaruh terhadap perilaku pengguna. Misalnya, algoritma platform media sosial dapat memantau aktivitas pengguna, menganalisis preferensi mereka, dan memberikan konten yang sesuai dengan kepentingan dan perilaku mereka. Hal ini bertujuan untuk mempengaruhi perilaku online dan menciptakan iklim yang kondusif bagi bisnis dan iklan.

Keamanan dan anti-terorisme

Konsep Panopticon juga diterapkan dalam upaya keamanan dan anti-terorisme. Misalnya, sistem pemantauan di bandara, stasiun kereta api, atau pusat perbelanjaan dapat menciptakan pengawasan yang terus-menerus terhadap individu dan mengidentifikasi perilaku yang mencurigakan. Tujuannya adalah untuk meningkatkan keamanan dan mencegah potensi ancaman terorisme.

Tempat kerja dan manajemen karyawan

Dalam konteks tempat kerja, pemikiran Panopticon dapat diterapkan dalam pengawasan dan manajemen karyawan. Misalnya, penggunaan sistem pemantauan kinerja, pengawasan elektronik, atau penggunaan alat pelacak (tracking device) dapat memberikan pengawasan yang efektif terhadap perilaku dan kinerja karyawan. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan produktivitas, kepatuhan terhadap kebijakan perusahaan, dan efisiensi dalam lingkungan kerja.

Pendidikan dan sekolah

Dalam konteks pendidikan, konsep Panopticon dapat diterapkan dalam pengawasan dan manajemen siswa di sekolah. Misalnya, penggunaan CCTV di area sekolah, pengawasan elektronik, atau sistem pemantauan perilaku dapat memberikan pengawasan yang terus-menerus terhadap perilaku siswa. Tujuannya adalah untuk menciptakan lingkungan belajar yang aman, disiplin, dan meningkatkan efektivitas pengajaran.

Dalam contoh-contoh ini, penggunaan konsep Panopticon bertujuan untuk menciptakan pengawasan yang efektif, memengaruhi perilaku, dan meningkatkan keamanan atau kedisiplinan dalam masyarakat modern. Namun, perlunya memperhatikan dan menyeimbangkan aspek etis, privasi, dan kebebasan individu tetap menjadi pertimbangan penting dalam penerapan konsep Panopticon. Perlindungan privasi individu, transparansi pengawasan, serta pengaturan yang adil dan proporsional dalam penggunaan teknologi pengawasan harus diperhatikan untuk mencegah penyalahgunaan kekuasaan dan pelanggaran hak asasi manusia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun